backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Alergi Mengganggu Kecerdasan Anak? Cek Faktanya di Sini!

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 19/03/2024

Berikut adalah daftar produk yang bisa bermanfaat untuk Anda. Perlu diketahui, kami bisa saja mendapatkan sedikit komisi setiap kali Anda membeli produk via link ini. Tenang, tidak ada penambahan biaya. Pelajari lebih lanjut soal konten produk marketing kami di sini.

    Benarkah Alergi Mengganggu Kecerdasan Anak? Cek Faktanya di Sini!

    Alergi merupakan salah satu masalah kesehatan pada anak yang memerlukan perhatian lebih. Pasalnya, alergi tak hanya menyerang fisik anak tetapi juga dipercaya dapat menyebabkan gangguan terhadap penurunan kognitif anak. Lantas, apa saja gangguan kecerdasan yang bisa disebabkan oleh alergi? Simak informasi lengkapnya  pada ulasan berikut ini.

    Benarkah alergi sebabkan gangguan pada kecerdasan anak?

    Berdasarkan World Journal of Clinical Pediatric tahun 2022, sekitar enam sampai delapan persen anak berusia di bawah tiga tahun memiliki alergi makanan. Hal ini tentunya dapat membuat orang tua khawatir.

    Pasalnya, anak dengan alergi dipercaya dapat mengalami gangguan kecerdasan (kognitif) anak, seperti gangguan pada daya ingat, perilaku, emosi, hingga konsentrasi.

    Berikut adalah beberapa fakta mengenai beberapa jenis gangguan kecerdasan anak yang dipengaruhi oleh alergi.

    1.    Alergi dapat menghambat daya ingat

    Berdasarkan studi dalam jurnal Behavioural Brain Research, alergi dapat menyebabkan peradangan di salah satu bagian otak, yaitu hippocampus.

    Hippocampus berfungsi penting dalam mengelola memori, mengenali objek, mengingat dan memahami bahasa.

    Nah, adanya peradangan di hippocampus dapat menyebabkan daya ingat anak menjadi terhambat. Selain itu, hippocampus yang terganggu akibat peradangan juga bisa memengaruhi kreativitas, imajinasi, dan empati anak.

    2.    Alergi dapat memengaruhi perilaku dan emosional anak

    Saat anak mengalami alergi, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dan memproduksi zat kimia yang bernama sitokin yang memicu peradangan tubuh. 

    Sitokin dapat menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, otak, dan saluran pernapasan. Hal ini juga akan memengaruhi waktu tidur anak yang berdampak pada suasana hati dan emosinya.

    3.    Alergi dapat menurunkan fokus anak

    Selain kedua fakta di atas, alergi juga bisa menurunkan konsentrasi anak dalam belajar. Hal ini karena alergi memicu reaksi pada tubuh yang mengganggu seperti, gatal, bersin, atau gangguan pernapasan sehingga anak akan sulit berkonsentrasi.

    Alergi dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif

    Anak-anak di atas satu tahun mungkin akan kesulitan untuk mengungkapkan perasaan mereka saat alami alergi. Hal ini memungkinkan keterlambatan penanganan hingga menambah risiko perburukan kesehatan Si Kecil.

    Saat anak mengalami alergi, Si Kecil akan menunjukan perubahan perilaku, seperti mudah marah, gelisah, dan tantrum karena rasa tidak nyaman yang berkembang dalam tubuhnya.

    Anak yang mengalami alergi juga akan memiliki kekurangan waktu tidur. Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan peneliti dari University of Maryland, kurang tidur pada anak menyebabkan gangguan kognitif, meliputi daya ingat dan penalaran.

    Selain perubahan perilaku, alergi pada anak juga bisa ditandai dari perubahan fisiknya, seperti:

    •     gatal di kulit dan mulut,
    •     pembengkakkan di beberapa bagian wajah,
    •     hidung meler, dan
    •     kesulitan bernapas.

    Anak yang alergi makanan juga seringkali menjulurkan lidah atau menarik kupingnya karena merasa gatal atau panas.

    Tips mencegah alergi pada anak

    Dalam mencegah alergi pada anak, yang perlu diketahui pertama kali adalah penyebab alerginya. Anak-anak bisa mengalami alergi dari makanan apapun.

    Namun, ada beberapa jenis makanan yang paling sering dilaporkan sebagai penyebab alergi, yaitu, susu sapi, telur, kacang, ikan, dan udang.

    Setelah menemukan penyebabnya, orang tua bisa membatasi atau menghindari konsumsi makanan tersebut untuk anak sebagai langkah pencegahan alergi.

    Meski begitu, beberapa asupan tetap perlu dicukupi walaupun anak alami alergi, misalnya susu. Pasalnya, susu termasuk sumber mineral dan vitamin yang baik untuk anak.

    Susu dengan protein terhidrolisis parsial merupakan susu dengan protein yang sudah dipecah sebagian, melalui proses hidrolisis.

    Proses hidrolisis ini membuat protein memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih mudah dicerna anak. Susu dengan protein terhidrolisis parsial terbukti klinis untuk mencegah alergi dan direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia.

    Perlu Anda Ketahui

    Selain protein terhidrolisis parsial pada susu sapi anak, orang tua juga perlu memperhatikan kandungan nutrisi di dalamnya. Pilihlah susu dengan nutrisi yang bisa mendukung proses belajar Si Kecil, seperti DHA, Omega 3 & 6, Kolin, dan Zat besi.

    Mencegah alergi pada anak sangat penting. Pasalnya, anak dengan alergi akan mengalami hambatan dalam proses penyerapan nutrisi dan mengganggu proses belajarnya.

    Dengan susu protein terhidrolisis parsial, orang tua bisa membantu mencegah alergi susu pada anak dan mendukung anak #JadiHebatKinidanNanti. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 19/03/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan