backup og meta

Benarkah Alergi Mengganggu Kecerdasan Anak? Cek Faktanya di Sini!

Benarkah Alergi Mengganggu Kecerdasan Anak? Cek Faktanya di Sini!

Alergi merupakan salah satu masalah kesehatan pada si Kecil yang memerlukan perhatian lebih. Pasalnya, alergi tak hanya menyerang fisik si Kecil tetapi juga dipercaya dapat menyebabkan gangguan terhadap penurunan kognitif si Kecil. Lantas, apa saja gangguan kecerdasan yang bisa disebabkan oleh alergi? Simak informasi lengkapnya  pada ulasan berikut ini.

Alasan alergi mengganggu kecerdasan si Kecil

Berdasarkan World Journal of Clinical Pediatric tahun 2022, sekitar enam sampai delapan persen anak berusia di bawah tiga tahun memiliki alergi makanan. Hal ini tentunya dapat membuat orang tua khawatir.

Saat si Kecil mengalami alergi, Si Kecil akan menunjukan perubahan perilaku, seperti mudah marah, gelisah, dan tantrum karena rasa tidak nyaman yang berkembang dalam tubuhnya.

Si Kecil yang mengalami alergi juga akan memiliki kekurangan waktu tidur. Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan peneliti dari University of Maryland, kurang tidur pada si Kecil menyebabkan gangguan kognitif, meliputi daya ingat dan penalaran.

Berikut adalah beberapa fakta mengenai beberapa jenis gangguan kecerdasan si Kecil yang dipengaruhi oleh alergi.

1. Alergi dapat menghambat daya ingat

Berdasarkan studi dalam jurnal Behavioural Brain Research, alergi dapat menyebabkan peradangan di salah satu bagian otak, yaitu hippocampus.

Hippocampus berfungsi penting dalam mengelola memori, mengenali objek, mengingat dan memahami bahasa.

Nah, adanya peradangan di hippocampus dapat menyebabkan daya ingat si Kecil menjadi terhambat. Selain itu, hippocampus yang terganggu akibat peradangan juga bisa memengaruhi kreativitas, imajinasi, dan empati si Kecil.

2. Alergi dapat memengaruhi perilaku dan emosional si Kecil

Saat si Kecil mengalami alergi, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dan memproduksi zat kimia yang bernama sitokin yang memicu peradangan tubuh. 

Sitokin dapat menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, otak, dan saluran pernapasan. Hal ini juga akan memengaruhi waktu tidur si Kecil yang berdampak pada suasana hati dan emosinya.

3.    Alergi dapat menurunkan fokus si Kecil

Selain kedua fakta di atas, alergi juga bisa menurunkan konsentrasi si Kecil dalam belajar. Hal ini karena alergi memicu reaksi pada tubuh yang mengganggu seperti, gatal, bersin, atau gangguan pernapasan sehingga si Kecil akan sulit berkonsentrasi.

Selain perubahan perilaku, alergi pada si Kecil juga bisa ditandai dari perubahan fisiknya, seperti:

  • gatal di kulit dan mulut,
  • perut kembung,
  • pembengkakkan di beberapa bagian wajah,
  • hidung meler, dan
  • kesulitan bernapas.

Si Kecil yang alergi makanan juga seringkali menjulurkan lidah atau menarik kupingnya karena merasa gatal atau panas.

Dalam mencegah alergi pada si Kecil, yang perlu diketahui pertama kali adalah penyebab alerginya. Si Kecil bisa mengalami alergi dari makanan apapun.

Namun, ada beberapa jenis makanan yang biasanya dilaporkan sebagai penyebab kondisi ketidakcocokan ini, yaitu, susu sapi, telur, kacang, ikan, dan udang.

Setelah menemukan penyebabnya, orang tua bisa membatasi atau menghindari konsumsi makanan tersebut untuk si Kecil sebagai langkah pencegahannya.

Meski begitu, beberapa asupan tetap perlu dicukupi walaupun si Kecil alami ketidakcocokan, misalnya susu. Pasalnya, susu termasuk sumber mineral dan vitamin yang baik untuk si Kecil.

Alergi yang sering terjadi pada si Kecil

Alergi susu sapi merupakan salah satu jenis alergi yang paling umum ditemukan pada anak yang baru lahir hingga usia kurang dari 6 tahun. 

Gejala alergi susu sapi biasanya dapat diketahui umumnya di usia 1-6 tahun. Jika tidak ditangani dengan segera, maka perubahan fisik, perilaku, hingga gangguan fungsi kognitif seperti yang disebutkan di atas dapat terjadi kapan saja.

Sebagai solusinya, si Kecil tetap bisa mendapatkan nutrisi maksimal dengan alternatif selain susu sapi, misalnya mengonsumsi formula soya.

Nutrisi tepat untuk perkembangan kognitif si Kecil

Nutrisi yang tepat sangat penting untuk mendukung perkembangan kognitif si Kecil yang alergi susu sapi. Ini karena perkembangan kognitifnya didukung oleh banyak nutrisi penting seperti DHA, Zat Besi, Minyak Ikan dan Omega 3&6 untuk meningkatkan daya ingat, kecepatan berpikir, dan konsentrasi belajar.

SGM Eksplor ISOPRO Soy adalah formula soya yang terbuat dari DHA 100% berkualitas dari Minyak Ikan Tuna yang lebih baik dari minyak ikan lainnya, serta Omega 3 & 6 untuk dukung perkembangan kognitif Si Kecil.

Selain itu, dengan lebih tinggi IronC, kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C, maksimalkan penyerapan nutrisinya, serta dilengkapi dengan berbagai nutrisi penting, seperti kalsium, tinggi Vit. D & C, tinggi zinc, sumber serat pangan dan lainnya.

Terbuat dari Isolat Protein Soya berkualitas yang proteinnya lebih mudah dicerna dan tidak menimbulkan gejala alergi seperti seperti ruam merah, diare, kembung.

Perlu Anda Ketahui


SGM Eksplor ISOPRO Soy juga dilengkapi dengan berbagai nutrisi penting seperti:
  • DHA 100% berkualitas dari Minyak Ikan Tuna yang lebih baik dari minyak ikan lainnya, serta Omega 3&6 untuk dukung perkembangan kognitif si Kecil
  • Tinggi Vitamin D & Kalsium, untuk bantu pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi
  • Sumber serat pangan, untuk jaga saluran pencernaan, dan nutrisi lainnya
SGM Eksplor ISOPRO SOY merupakan Produk Soya No.1 di Indonesia yang telah dipercaya jutaan Bunda.
Soal rasa, Bunda tidak perlu khawatir, SGM Eksplor ISOPRO Soy dilengkapi dengan varian rasa Vanilla dan Madu yang disukai si Kecil.
Dengan kandungan nutrisi yang sama lengkapnya dan enak rasanya, Bunda bisa dapatkan SGM Eksplor ISOPRO Soy dengan harga terjangkau!
 

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Zhou, L., et al. (2019). Food Allergy Induces Alteration In Brain Inflammatory Status and Cognitive Impairments. Behavioural Brain Research, 364, 374–382. https://doi.org/10.1016/j.bbr.2018.01.011 

Elghoudi, A., & Narchi, H. (2022). Food Allergy in Children-The Current Status and The Way Forward. World Journal of Clinical Pediatrics, 11(3), 253–269. https://doi.org/10.5409/wjcp.v11.i3.253 

Vandenplas, Y., et al. (2022). Partial Hydrolyzed Protein as a Protein Source for Infant Feeding: Do or Don’t?. Nutrients, 14(9), 1720. https://doi.org/10.3390/nu14091720 

Too Little Sleep Harms Kids’ Brain Development. Retrieved 14 August 2023, from https://www.umaryland.edu/news/archived-news/august-2022/too-little-sleep-harms-kids-brain-development.php 

Top 8 Food Allergies in Kids and What Parents Need to Know. Retrieved 14 August 2023, from  https://www.chop.edu/news/health-tip/top-8-food-allergies-kids-and-what-parents-need-know 

Allergy in Childhood. Retrieved 14 August 2023, from  https://www.allergyuk.org/about-allergy/allergy-in-childhood/ 

Food Allergies in Children.  Retrieved 14 August 2023, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/food-allergies-in-children 

To The Untrained Eye, Kids’ Seasonal Allergy Symptoms May Look Like Learning Disability. Retrieved 14 August 2023, from  https://www.uclahealth.org/news/to-the-untrained-eye-kids-seasonal-allergy-symptoms-may-look-like-learning-disability 

Can Food Sensitivity Cause Behavioral Issues in Children? Retrieved 14 August 2023, from  https://www.brainbalancecenters.com/blog/can-food-intolerance-cause-behavioral-issues-children 

Milk Allergy. Retrieved 14 August 2023, from  https://kidshealth.org/en/parents/milkallergy.html 

Rekomendasi Pencegahan Primer Alergi. Retrieved 14 August 2023, from  www.idai.or.id/professional-resources/pedoman-konsensus/rekomendasi-pencegahan-primer-alergi    

Versi Terbaru

06/08/2024

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Luthfiya Rizki


Artikel Terkait

Jangan Terburu-buru Berhenti Memberi Susu Jika si Kecil Alergi Susu Sapi

Apakah Cukup Hanya dengan Dibersihkan? Begini Perawatan Luka Ringan, Teriris, dan Terbakar


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 06/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan