backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Nadolol

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 01/11/2022

Nadolol

Nadolol merupakan obat yang biasa digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi). Penggunaan obat sesuai rekomendasi dokter dapat mencegah nyeri dada atau serangan jantung.

Golongan obat: beta-blocker

Merk dagang nadolol:

Apa itu obat nadolol?

Nadolol adalah obat golongan beta-blocker yang digunakan untuk mengatasi hipertensi. Selain itu, obat ini juga dapat dipakai untuk meredakan aritmia (detak jantung tidak teratur) dan mencegah angina.

Cara kerja obat ini yaitu dengan menghambat kinerja hormon adrenalin. Salah satu fungsi hormon ini ialah memicu kerja otot dan detak jantung.

Saat obat bekerja, secara perlahan detak jantung akan mulai melambat dan tekanan darah pun ikut menurun. Kondisi tersebut membuat aliran darah kaya oksigen ke jantung meningkat.

Meski punya banyak manfaat, konsumsinya tetap harus sesuai resep dokter. Selain itu, berhenti mengonsumsi obat ini tanpa berkonsultasi ke dokter dapat membahayakan nyawa Anda.

Dosis nadolol

dosis nadolol

Nadolol tersedia dalam bentuk obat minum atau oral (tablet). Dosis obat ini harus disesuaikan dengan kondisi dan usia Anda.

Berikut dosis penggunaan nadolol secara umum.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi

  • Dewasa: awalnya, obat diberikan sebanyak 40–80 mg per hari. Dosis mungkin akan ditingkatkan jika pasien tidak menunjukkan perkembangan berarti. Dosis maksimal 240 atau 320 mg setiap harinya.
  • Lansia: obat diberikan dengan kisaran dosis paling rendah, tergantung kondisi Anda.
  • Nyeri dada atau angina

    • Dewasa: awalnya, obat akan diberikan sebanyak 40 mg per hari. Dosis mungkin akan ditingkatkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dosis maksimal 160 atau 240 mg setiap harinya.
    • Lansia: obat diberikan dengan kisaran dosis paling rendah, tergantung kondisi Anda.

    Aritmia

  • Dewasa: awalnya, obat diberikan sebanyak 40 mg per hari. Dosis mungkin akan ditingkatkan menjadi 160 mg per hari jika diperlukan.
  • Lansia: obat diberikan dengan kisaran dosis paling rendah, tergantung kondisi Anda.
  • Terapi profilaksis migrain

    • Dewasa: awalnya, obat diberikan sebanyak 40 mg per hari. Dosis mungkin akan ditambahkan sebanyak 40 mg secara bertahap, tergantung perkembangan Anda.
    • Lansia: obat diberikan dengan kisaran dosis paling rendah, tergantung kondisi Anda.

    Hipertiroidisme

    • Dewasa: dosis terapi untuk hipertiroidisme akan diberikan sebanyak 80–160 mg per hari. 
    • Lansia: obat diberikan dengan kisaran dosis paling rendah, tergantung kondisi Anda.

    Dosis di atas tidak dapat dijadikan panduan mutlak dalam menggunakan obat. Untuk dosis yang tepat, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker.

    Aturan pakai nadolol

    Nadolol dikonsumsi secara oral lewat mulut dalam bentuk tablet. Obat ini diminum satu kali sehari, dengan atau tanpa makanan.

    Pastikan Anda mengonsumsi obat ini pada jam yang sama setiap harinya. Jangan lupa untuk membaca aturan pakai yang tertera pada kemasan obat dengan teliti.

    Anda harus mengonsumsinya sesuai dengan resep dokter. Jangan mengurangi atau minum obat dengan dosis ganda tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

    Jika Anda melewatkan satu dosis, minum sesegera mungkin saat ingat. Lewati dosis jika jarak dengan dosis selanjutnya kurang dari delapan jam.

    Obat ini membantu mengontrol tekanan darah tinggi dan nyeri dada, bukan mengobatinya. Untuk merasakan manfaatnya secara maksimal, Anda mungkin memerlukan waktu beberapa minggu.

    Efek samping nadolol

    Seperti obat pada umumnya, konsumsi nadolol juga dapat memicu efek samping. Beberapa efek samping umum dari penggunaan obat ini antara lain:

    • mati rasa atau dingin pada tangan dan kaki, 
    • kelelahan, 
    • mual, 
    • muntah, 
    • diare, 
    • sembelit, 
    • masalah penglihatan, 
    • perubahan suasana hati, serta 
    • gangguan dalam mengingat.

    Segera periksakan diri ke dokter jika Anda merasakan berbagai efek samping yang lebih serius, seperti:

    • kepala kliyengan, 
    • detak jantung melambat, 
    • napas pendek, 
    • pembengkakan, 
    • peningkatan berat badan secara drastis, dan 
    • bronkospasme (menegangnya otot-otot yang melapisi bronkus sehingga Anda kesulitan bernapas).

    Efeek samping dapat berbeda pada masing-masing orang. Jika Anda mengkhawatirkan efek tertentu, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat pengobatan yang sesuai.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat nadolol

    pemeriksaan dokter gastroenterologi

    Sebelum menggunakan obat ini, beberapa hal perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko yang mungkin ditimbulkan. Jika Anda hendak mengonsumsinya, sampaikan pada dokter soal hal-hal berikut.

    • Riwayat alergi obat atau kandungan tertentu.
    • Obat dengan atau tanpa resep yang sedang rutin dikonsumsi.
    • Pernah atau sedang mengidap asma, penyakit paru-paru, diabetes, alergi, hipertiroidisme, sakit ginjal, atau penyakit jantung.
    • Sedang atau berencana hamil atau menyusui.
    • Hendak menjalani operasi, termasuk yang berkaitan dengan gigi.

    Lewat hal-hal tersebut, dokter akan mempertimbangkan apakah Anda boleh mengonsumsi obat ini atau tidak. Penggunaan obat tanpa izin dokter dapat membahayakan kondisi Anda.

    Apakah obat nadolol aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Berdasarkan penjelasan Food and Drug Administration (FDA) AS, nadolol merupakan obat yang termasuk ke dalam kategori C. Artinya, obat ini memiliki risiko apabila dikonsumsi oleh ibu hamil.

    Meskipun begitu, penggunaan nadolol masih diperbolehkan jika manfaat yang diterima lebih besar dari potensi risikonya.

    Sementara itu, nadolol sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu menyusui. Pasalnya, obat ini dapat masuk ke dalam ASI dan memengaruhi kondisi bayi Anda.

    Jika Anda menggunakan nadolol dalam kondisi menyusui, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Dengan begitu, dokter bisa memutuskan apakah Anda harus lanjut atau berhenti mengonsumsinya.

    Interaksi nadolol dengan obat lain

    Nadolol dapat berinteraksi dengan obat lainnya. Saat hendak mengonsumsi obat ini, sampaikan ke dokter apabila Anda juga sedang menggunakan obat seperti:

    • digoksin,
    • insulin atau obat diabetes, dan
    • reserpine atau obat penurun tekanan darah.

    Daftar di atas mungkin tidak menjelaskan obat yang dapat berinteraksi dengan nadolol secara lengkap. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsinya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 01/11/2022

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan