Sering beredar mitos aneh, bahkan mengerikan, tentang mi instan. Ada yang bilang mi instan tidak boleh dikonsumsi. Ada pula yang menyebut mi instan dilapisi lilin, sehingga menyebabkan usus buntu. Jika kabar mi instan ini keliru, lantas apa fakta sebenarnya?
Fakta seputar mi instan
Agar tak salah kaprah, berikut informasi tentang mi instan yang perlu Anda ketahui.
1. Tidak menggantikan makanan utama
Satu porsi mi instan mungkin cukup mengganjal perut. Makan satu porsi lebih banyak lagi bisa lebih mengenyangkan.
Tak peduli seberapa banyak Anda makan mi, fakta pertama makanan instan ini tidak bisa menggantikan makanan utama.
Makanan utama yang dimaksud adalah makanan lengkap yang bergizi seimbang, terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Anda membutuhkan zat gizi tersebut agar fungsi fisiologis tubuh berjalan dengan baik.
Nah, mi instan tidak menyediakan sejumlah zat gizi penting yang tubuh Anda perlukan. Jadi, sebaiknya Anda tidak menjadikan mi sebagai pengganti makanan utama.
2. Ada kandungan zat gizi penting pada mi instan
Mi instan bisa dibilang salah satu makanan yang cukup digemari oleh banyak orang.
Oleh karena itu, banyak produsen yang menerapkan fortifikasi pada proses pembuatan mi instan.
Fortifikasi adalah proses menambahkan satu atau lebih zat gizi ke dalam suatu produk pangan. Ini bertujuan untuk mencegah kekurangan gizi di masyarakat.
Zat gizi yang ditambahkan ke dalam produk makanan tersebut biasanya merupakan zat gizi mikro yang penting dibutuhkan oleh semua kalangan umur.
Produk mi instan di Indonesia sudah ditambahkan dengan zat besi, zinc, vitamin A, dan beberapa jenis mineral lainnya.
Meski fakta bahwa mie instan telah ditambahkan zat gizi merupakan kabar baik, konsumsi mie instan setiap hari memberikan efek negatif pada kesehatan.
3. Mengandung natrium yang sangat tinggi
Makan mi instan adalah hal yang tidak boleh dilakukan oleh penderita hipertensi.
Ini karena mi instan mengandung natrium tinggi. Dalam satu porsi mi, terdapat 600 – 1500 mg natrium, jumlah ini setara dengan 80% kebutuhan natrium harian.
Kementerian Kesehatan Indonesia menganjurkan untuk membatasi asupan natrium 2000 mg per hari (1 sendok teh).
Jika makan mi instan satu bungkus dalam sehari, Anda perlu membatasi asupan garam dari makanan lainnya, yang mana sulit dilakukan.
Asupan garam berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, masalah ginjal, hingga memicu obesitas.
4. Terlalu sering makan mi instan bisa terkena penyakit jantung
Kabar makan mie instan bisa mengakibatkan sakit jantung adalah fakta yang tak bisa disepelekan.
Telah banyak penelitian yang membuktikan makan mie instan terlalu sering memicu penyakit kardiovaskular.
Sebagai contoh, riset terbitan Nutrition Research and Practice (2017) menunjukkan makan mie instan dapat meningkatkan kadar trigliserida dan tekanan darah yang mengarah pada penyakit jantung.
Sebenarnya, mengonsumsi mi instan atau makanan olahan lainnya boleh-boleh saja.
Namun perlu diingat bahwa makanan ultraproses tersebut memiliki efek samping jangka panjang, sehingga frekuensi konsumsinya perlu dibatasi.
Sebaiknya Anda menjadikan mi instan sebagai makanan rekreasional, artinya hanya dikonsumsi sekali-kali jika sedang ngidam.
5. Air rebusan tidak mengandung lilin
Fakta unik mi instan ini mungkin yang sering Anda dengar, sekaligus membuat Anda bertanya-tanya kebenarannya.
Banyak yang bilang kalau air rebusan mi instan berbahaya karena mengandung lilin dan sebaiknya digunakan sebagai kuah.
Anda tak perlu khawatir mi instan mengandung lilin hanyalah mitos. Jadi, aman bagi Anda menggunakan air rebusan mi instan sebagai kuah.
Namun, perlu Anda ingat, ada beberapa zat gizi yang ditambahkan dalam mi instan, seperti zat besi, zinc, dan vitamin A.
Nah, proses merebus bisa menghilangkan sebagian zat gizi tersebut.
Tips sehat makan mi instan
- Tambahkan sayur, seperti pakcoy, sawi, atau, wortel.
- Beri sumber protein, seperti daging ayam, telur, atau bakso.
- Kurangi bumbu kemasan, ganti dengan bumbu rempah atau penyedap alami.
6. Makan mi instan terlalu sering bisa bikin gemuk
Fakta berikutnya adalah rasa gurih mi instan bisa meningkatkan nafsu makan sehingga tak jarang membuat Anda ketagihan.
Terlebih, mi instan mengandung karbohidrat dan lemak jenuh yang cukup tinggi sehingga berkontribusi pada pertambahan kalori Anda.
Jurnal Nutrition Research and Practice (2017) menyebutkan adanya kaitan erat antara frekuensi makan mi instan dengan obesitas.
Semakin sering makan mi instan, semakin meningkatkan risiko Anda mengalami pertambahan berat badan.
Untuk mecegah hal ini, konsumsi mie instan dalam jumlah wajar, misalnya 1 – 2 kali saja dalam seminggu.
Setelah mengetahui fakta-faktanya, cobalah terapkan cara sehat makan mi instan agar terhindar dari masalah kesehatan.
[embed-health-tool-bmi]