Garcinia cambogia adalah buah tropis yang juga dikenal dengan nama malabar tamarind (asam malabar). Belakangan ini, pamor ekstrak garcinia cambogia sedang naik daun sebagai suplemen alami penurun berat badan. Mereka yang percaya berpendapat bahwa suplemen ini bekerja menghambat kerja tubuh untuk membuat lemak sekaligus menurunkan nafsu makan. Selain itu, manfaat lainnya yang juga dipercaya ialah menjaga kadar gula darah dan kolesterol tetap terkendali.
Apa kata dunia medis seputar tren suplemen yang sedang viral di dunia maya ini? Benarkah bermanfaat, atau hanya janji manis iklan saja?
Apakah suplemen garcinia cambogia efektif menurunkan berat badan?
Dirangkum dari berbagai penelitian, buah garcinia cambogia mengandung senyawa aktif asam hidroksisititer, atau HCA, yang mampu meningkatkan metabolisme tubuh untuk membakar lemak. HCA juga dapat meningkatkan kadar serotonin kimia dalam otak, yang mampu mengendalikan rasa lapar.
Catherine Ulbricht, apoteker senior di Massachusetts General Hospital di Boston dan salah satu pendiri Natural Standard Research Collaboration, menyatakan bahwa beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa HCA mampu menghentikan enzim yang mengubah gula menjadi lemak.
Meski begitu, dunia medis masih belum sepenuhnya teryakinkan mengenai efektivitas HCA untuk menurunkan berat badan. Sejauh ini, manfaat HCA untuk menghambat pengolahan gula menjadi lemak hanya baru dibuktikan lewat penelitian pada tikus lab.
Studi yang dilakukan pada manusia justu menunjukkan hasil yang bertentangan. Ketika membandingkan dua kelompok partisipan — satu diminta rutin minum suplemen Garcinia cambogia, sementara satunya lagi mengonsumsi pil kosong — tim peneliti tidak menemukan adanya penurunan berat badan sama sekali pada kedua kelompok tersebut.
Masih dibutuhkan lebih banyak lagi penelitian skala besar yang difokuskan pada manusia untuk benar-benar membuktikan kemanjuran suplemen garcinia cambogia sebagai suplemen penurun berat badan. Ulbricht pun menambahkan bahwa setiap produsen suplemen ini memiliki takaran dosis HCA yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk dilacak dan dipastikan efektivitas yang sebenarnya.
Tes laboratorium baru-baru ini bahkan menunjukkan kebanyakan produk suplemen Garcinia cambogia yang dijual secara online mengandung dosis HCA yang jauh lebih sedikit daripada klaim di labelnya.

Lalu, apakah Garcinia cambogia aman dikonsumsi?
Sebuah uji klinis telah menunjukkan bahwa mengonsumsi ekstrak Garcinia cambogia aman, setidaknya selama 12 minggu atau selama penelitian berlangsung. Tetapi Anda perlu berhati-hati karena buah ini memiliki efek menurunkan gula darah yang bisa berinteraksi negatif pada orang yang sedang dalam perawatan diabetes.
Selain itu, belum ada penelitian yang meneliti efek buah ini pada wanita hamil dan menyusui. Ulbricht juga menekankan buah ini memungkinkan memiliki efek samping merugikan bagi penderita Alzheimer dan penyakit kepikunan lainnya.
Garcinia cambogia bisa merusak hati jika dikonsumsi sembarangan
[embed-health-tool-bmi]