Nasi adalah makanan pokok orang Indonesia pada umumnya, apalagi jenis nasi putih. Akan tetapi, banyak anggapan yang mengatakan bahwa nasi putih itu tidak bagus untuk kesehatan. Karena itu, nasi putih sebaiknya diganti dengan gandum atau nasi merah. Kedua bahan makanan ini dinilai lebih sehat yang harusnya jadi pengganti nasi. Lantas, apa betul kalau makan nasi merah atau ingin sehat harus mengganti makanan pokok yang biasanya dimakan sehari-hari?
Di antara ketiganya, mana yang paling sehat?
Nasi putih, nasi merah, gandum, ketiganya merupakan sumber karbohidrat yang dibutuhkan tubuh. Ketiganya sama-sama mengandung lemak, dan protein, dengan kadar yang berbeda-beda.
Namun ketiganya tentunya punya nilai plus dan minusnya masing-masing. Sebab memang tidak ada makanan yang mengandung nilai gizi paling sempurna. Setiap makanan punya keunggulannya masing-masing.
Kandungan serat
Contohnya, jika Anda membutuhkan makanan dengan nilai serat yang paling tinggi, gandum utuh bisa jadi pilihannya. 100 gram gandum utuh mengandung sebanyak 10,7 gram serat. Sedangkan dalam 100 gram nasi merah dan putih hanya mengandung 0,3 dan 0,2 gram.
Namun, jika yang Anda butuhkan adalah makanan berenergi tinggi, nasi putih bisa jadi pilihan yang tepat.
Nilai indeks glikemik
Nah, kalau Anda punya riwayat diabetes dan mau yang indeks glikemiknya rendah, nasi merah bisa jadi pilihan. Bila dibandingkan, nasi putih dan gandum punya nilai indeks glikemik yang tinggi ketimbang nasi merah.
Intoleransi gluten
Jika Anda mengalami intoleransi terhadap gluten, tentunya nasi lebih aman, baik makan nasi merah dan nasi dan putih bisa jadi pilihan Anda bukan gandum.
Kadar vitamin dan mineral
Jika membicarakan vitamin, ketiganya memiliki vitamin yang tidak berbeda jauh jumlahnya, kelompok nasi dan gandum sama-sama mengandung vitamin B, dan hanya memiliki vitamin E dalam jumlah terbatas.
Begitupun dengan kadar mineralnya, ketiga makanan tersebut sama-sama mengandung kalsium, magnesium, fosfor, dan seng.
Lantas, apa harus makan gandum atau nasi merah supaya sehat?
Jawabannya tentu tidak. Ini semua tergantung dengan kebutuhan masing-masing. Memilih yang manapun tidak ada yang salah, ini sesuai kondisi masing-masing. Ketiganya merupakan sumber karbohidrat yang memiliki keunggulan gizi yang berbeda.
Tidak perlu Anda memaksakan diri untuk makan gandum jika tidak terbiasa setiap hari. Mungkin Anda dapat menjadikan gandum sebagai selingan. Sebab percuma jika Anda memaksakan memakan nasi merah atau gandum setiap hari tapi Anda tidak suka. Itu hanya menyiksa diri dan membuat jadwal makan jadi jadwal yang paling Anda benci.
Tiap orang memiliki kebiasaan makan yang berbeda. Jadi, jika Anda sudah terbiasa dengan suatu makanan mungkin akan merasa terganggu bila hal itu berubah. Apalagi dengan makanan yang tidak biasa Anda konsumsi.
Anda juga bisa menyesuaikan dengan budget yang Anda miliki. Tentu, harga masing-masing sumber karbohidrat tersebut berbeda. Misalnya gandum yang sehat dan bergizi, tapi harganya cukup mahal dibanding kedua ‘pesaingnya’.
Daripada pusing memilih, lebih baik atur porsinya
Apapun sumber karbohidratnya, yang paling penting adalah seberapa banyak Anda mengonsumsinya. Jika Anda ingin memakannya bergantian pun itu sah-sah saja.
Dilansir dalam Pedomaan Gizi Seimbang Kemenkes RI, disarankan untuk mengaonsumsi makanan sumber karbohidrat sebanyak 3-4 porsi dalam sehari.
Jika diibaratkan dalam sekali makan atau satu piring, porsi yang dianjurkan untuk mengonsumsi sumber karbohidrat adalah sekitar 30 persen memenuhi piring Anda. Takaran ini sama dengan jumlah sayuran yang juga harus dipenuhi sebanyak karbohidrat.
Selain mengenai porsi, pedoman gizi seimbang juga mengajak untuk makan lebih bervariatif. Ada banyak sumber karbohidrat yang bisa Anda makan. Tidak harus selalu makan nasi merah atau makan gandum, masih banyak sumber lainnya.
[embed-health-tool-bmi]