backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Makan Crab Stick Setiap Hari, Apa Dampaknya bagi Tubuh?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Makan Crab Stick Setiap Hari, Apa Dampaknya bagi Tubuh?

    Crab stick adalah alternatif yang lebih murah dan mudah diolah dibandingkan daging kepiting segar. Meskipun tergolong sebagai makanan olahan, kandungan nutrisinya pun digadang-gadang tidak kalah dari jenis makanan laut lainnya. Jika demikian, apakah makan crab stick setiap hari baik bagi kesehatan?

    Bagaimana crab stick dibuat?

    Crab stick pada dasarnya bukanlah daging kepiting, melainkan ikan berdaging putih yang telah diolah sedemikian rupa sehingga rasa dan teksturnya menyerupai kepiting. Sebelum dibentuk menjadi crab stick, makanan olahan ini disebut sebagai surimi.

    Daging ikan pertama-tama dipisahkan dari tulang dan bagian lain yang tidak diperlukan. Daging ikan lalu dihaluskan dan dicampur dengan putih telur, pati, dan bahan tambahan lain. Campuran ini dipanaskan, kemudian dibentuk menyerupai daging kepiting segar.

    Produsen crab stick terkadang menambahkan ekstrak kepiting untuk memperkuat rasa. Namun, ekstrak tersebut tidak membuat nilai nutrisi crab stick menjadi setara dengan kepiting. Nutrisi yang Anda peroleh dari makan crab stick dan kepiting tentu berbeda.

    Kandungan nutrisi crab stick

    Sumber: Cook’s Info

    Seratus gram crab stick mengandung 95 kalori, sedangkan kepiting segar mengandung 151 kalori. Meskipun rendah kalori, sebagian besar kalori crab stick berasal dari karbohidrat dan bahan tambahan lain, bukan protein seperti halnya kepiting segar.

    Kandungan protein dan lemak pada crab stick juga tidak sebanyak kepiting segar. Seratus gram crab stick mengandung 7,6 gram protein dan 0,4 gram lemak, sedangkan kepiting segar mengandung 13,8 gram protein dan 3,8 gram lemak.

    Nutrisi terbanyak yang akan Anda peroleh dari makan crab stick adalah karbohidrat. Crab stick mengandung 14,9 gram karbohidrat yang berasal dari pati dan gula tambahan. Sebaliknya, kepiting segar sama sekali tidak mengandung karbohidrat.

    Selain beragam nutrisi di atas, crab stick juga memiliki beragam jenis vitamin dan mineral. Kecuali fosfor, hampir semua vitamin dan mineral pada crab stick lebih rendah dibandingkan kepiting segar.

    Bolehkah mengonsumsi crab stick setiap hari?

    msg micin bikin lemot

    Crab stick sebenarnya memiliki beragam nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Akan tetapi, makanan olahan ini juga mengandung perwarna, pengawet, dan zat aditif lain yang berdampak buruk bagi kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan.

    Makan crab stick akan membuat tubuh Anda terpapar zat aditif sebagai berikut:

    • Carmine. Memiliki nama lain ‘crimson lake’, ‘natural red’, ‘C.I. 75470’, dan ‘E120’, zat ini berfungsi memberikan warna merah pada permukaan crab stick. Paparan carmine secara berlebihan bisa memicu reaksi alergi, pusing, dan mual.
    • Monosodium glutamat (MSG). Orang yang sensitif terhadap MSG dapat mengalami pusing, lesu, kaku otot, dan mual.
    • Zat pengawet. Crab stick biasanya mengandung pengawet berupa natrium benzoat dan beberapa senyawa fosfat. Konsumsi senyawa fosfat berisiko menimbulkan dampak jangka panjang bagi ginjal.
    • Karaginan. Senyawa ini berfungsi untuk memadatkan crab stick dan membuatnya lebih awet. Pada penelitian terhadap hewan, karaginan diketahui meningkatkan risiko peradangan pada saluran pencernaan.

    Seperti makanan olahan lainnya, crab stick tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Walaupun rendah kalori dan mengandung nutrisi, makan crab stick setiap hari akan membuat tubuh Anda terpapar berbagai zat aditif.

    Jadi, Anda boleh saja sesekali menambahkan crab stick ke dalam salad, mengolahnya menjadi sushi, atau menjadikannya alternatif camilan rendah kalori. Namun, batasi konsumsinya dan tetaplah jadikan bahan pangan alami sebagai sumber nutrisi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan