backup og meta

Jagung Vs. Kentang: Mana yang Lebih Baik untuk Pengganti Nasi?

Jagung Vs. Kentang: Mana yang Lebih Baik untuk Pengganti Nasi?

Bagi Anda yang tidak suka nasi atau ingin mengganti nasi dengan karbohidrat lain, jagung dan kentang bisa menjadi pilihan Anda. Jagung dan kentang sama-sama sumber karbohidrat yang tidak kalah bergizi dari nasi. Namun, jika membandingkan keduanya, mana yang lebih sehat untuk pengganti nasi? Simak ulasannya di sini.

Perbedaan nutrisi pada jagung dan kentang

Jagung dan kentang sama-sama sumber karbohidrat yang baik dan mengandung nutrisi penting. Keduanya memiliki jumlah kandungan nutrisi yang berbeda. Jika dibandingkan, setiap 100 gram jagung mengandung 366 kalori, 69,1 gram karbohidrat, dan 9,8 gram protein. Sementara 100 gram kentang mengandung 62 kalori, 13,5 gram karbohidrat, dan 2 gram protein.

Dalam takaran yang sama, kentang tidak mengandung lemak sedangkan jagung mengandung 7,3 gram lemak. Keduanya juga mengandung serat, beberapa vitamin dan mineral, tapi dengan jumlah yang berbeda.

Jagung mengandung 2,2 gram serat dan 0,5 gram serat dalam kentang. Sementara kandungan kalium dan natrium pada kentang lebih tinggi dari jagung. Lain lagi dengan jumlah vitamin, jagung masih lebih kaya akan vitamin daripada kentang.

Lantas, mana yang lebih baik sebagai pengganti nasi?

Baik jagung dan kentang sama-sama memiliki kandungan nutrisi yang baik sebagai pengganti nasi. Dilihat dari kebutuhan karbohidrat, jagung mengandung sekitar 28-80% kebutuhan karbohidrat harian. Sedangkan karbohidrat pada kentang setara dengan 66-90% kebutuhan karbohidrat harian. Keduanya mengandung gula sederhana dalam jumlah yang kecil.

Namun, dilihat dari nilai indeks glikemiknya, jagung bisa dikatakan lebih baik sebagai pengganti nasi. Indeks glikemik adalah ukuran seberapa cepat karbohidrat dicerna. Makanan dengan nilai indeks glikemik tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang tinggi.

Berdasarkan tabel indeks glikemik dari Havard Medical School, nilai indeks glikemik dari 100 gram jagung adalah sekitar 46 sedangkan nilai indeks glikemik dari 100 gram kentang adalah 78. Nilai indeks glikemik jagung juga lebih rendah dari nasi yaitu sekitar 73.

Selain itu, teknik memasak juga bisa memengaruhi nilai indeks glikemik. Semakin lama makanan dimasak, semakin tinggi pula indeks glikemik makanan tersebut. Oleh karena itu, pastikan Anda mengolah jagung atau kentang dengan tepat.

Sehat atau tidaknya jagung atau kentang sebagai pengganti nasi juga tergantung bagaimana Anda mengolahnya. Sebaiknya, olah kentang atau jagung dengan direbus atau dipanggang. Hal ini agar tetap mempertahankan sebagian besar nutrisinya.

Berapa porsi jagung dan kentang yang tepat sebagai pengganti nasi?

Berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, setiap 100 gram nasi mengandung 175 kalori, 4 gram protein, dan 40 gram karbohidrat.

Untuk mendapatkan nilai gizi yang sama, Anda disarankan untuk makan 3 buah jagung berukuran sedang atau setara dengan 125 gram. Untuk kentang, Anda disarankan makan 2 buah kentang berukuran sedang atau setara dengan 210 gram.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Data Komposisi Pangan Indonesia: Kentang http://panganku.org/id-ID/view diakses 6 Desember 2018.

Data Komposisi Pangan Indonesia: Jagung http://panganku.org/id-ID/view diakses 6 Desember 2018.

Potatoes 101: Nutrition Facts and Health Effects https://www.healthline.com/nutrition/foods/potatoes diakses 6 Desember 2018.

Corn 101: Nutrition Facts and Health Benefits https://www.healthline.com/nutrition/foods/corn#section2 diakses 6 Desember 2018.

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Andisa Shabrina

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Winona Katyusha


Artikel Terkait

10 Pilihan Makanan yang Mengandung Polifenol Tinggi

Apakah Kentang Baik untuk yang Sedang Diet, Atau Malah Bikin Gemuk?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan