Minyak kanola (canola oil) adalah salah satu jenis minyak nabati yang diolah dari biji tanaman kanola. Minyak ini digadang-gadang mampu mempercepat penurunan berat badan karena kaya akan kandungan lemak tak jenuh tunggal. Akan tetapi di balik itu semua, ternyata masih ada efek samping minyak canola yang jarang diketahui.
Apa saja efek samping minyak canola yang dapat mengganggu kesehatan?
Minyak nabati dengan kandungan asam lemak tak jenuh seperti minyak canola ini, memang dikenal baik untuk tubuh. Namun sayangnya, minyak canola telah banyak melalui proses penyulingan berkali-kali sehingga menghilangkan nutrisi alaminya. Alhasil, justru timbul berbagai efek samping yang bisa membawa dampak buruk bagi tubuh.
1. Berisiko mengganggu fungsi ginjal dan hati
Sebagian besar minyak canola yang diproduksi saat ini, telah melalui berbagai rekayasa genetik (GMO). Selain itu, untuk menghasilkan minyak canola biasanya olahan biji canola akan dicampur dengan pelarut kimia, misalnya heksana, yang ternyata bisa menimbulkan efek buruk bagi kesehatan.
Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian di tahun 2011 yang dimuat dalam Environmental Sciences Europe. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar hewan yang diberi makan dari makanan sumber rekayasa genetik (transgenik), seperti kedelai dan jagung transgenik, mengalami gangguan ginjal dan hati.
Meski penelitian ini tidak mengkhususkan diri untuk meneliti minyak canola transgenik, tapi sedikit banyak bisa menjadi panduan sebelum benar-benar menggunakan minyak canola.
2. Berisiko menyebabkan stroke
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Departemen Gizi dan Toksikologi di Ottawa University, bahwa tikus yang hanya diberikan minyak canola sebagai sumber lemak satu-satunya, maka umur hidupnya akan cenderung lebih pendek dibanding tikus lain yang makan sumber makanan lainnya.
Membran sel darah merah dalam tubuh hewan penelitian ini, tidak dalam kondisi normal yang nantinya bisa mengarah pada serangan stroke. Untuk tahu risiko stroke lainnya, simak informasinya di sini.
3. Mengganggu kerja jantung
Efek samping minyak canola lainnya adalah mengganggu fungsi jantung. Meskipun mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang tinggi, tapi minyak canola punya asam erusat yang tinggi dan zat ini bisa membuat fungsi jantung terganggu.
Dalam proses pemurniannya, tak jarang minyak canola ditambahkan dengan sedikit lemak trans. Proses ini dikenal dengan nama hidrogenasi parsial, yang bertujuan untuk mencegah agar minyak tidak cepat tengik dan jadi lebih awet.
Sayangnya, proses ini justru membuat lemak trans menjadi jauh lebih berbahaya daripada lemak jenuh. Mengonsumsi lemak trans terlalu sering, lambat-laun dapat menimbulkan risiko penyakit jantung.
4. Meningkatkan asupan lemak trans
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, minyak canola telah ditambahkan dengan asam lemak trans dari proses hidrogenasi parsial, yang sebenarnya bisa berakibat buruk bagi tubuh.
Padahal seharusnya, kelompok lemak ini sebisa mungkin Anda hindari karena dapat memicu peningkatan kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL).
Akhirnya, semakin memperbesar peluang Anda untuk terserang penyakit jantung dan stroke. Dengan kata lain, asam lemak trans adalah produk sampingan berbahaya yang dihasilkan dari proses pengolahan makanan.
Meski begitu, tidak semua produk makanan yang berlabel “nol trans fat‘ atau “nol lemak trans’ tidak mengandung lemak trans sama sekali. Nyatanya, FDA di Amerika yang setara dengan BPOM, mengizinkan pihak produsen untuk memberikan label kalau makanan ini bebas lemak trans apabila produk tersebut mengandung lemak kurang dari 0,5 gram.
[embed-health-tool-bmi]