Jari tangan yang terasa kaku bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Bukan hanya membatasi pergerakan tangan, jari tangan kaku juga bisa disertai dengan rasa nyeri dan tidak nyaman. Sebenarnya, kenapa jari tangan bisa kaku? Untuk mengatasi kondisi ini, Anda bisa mencari tahu penyebabnya dan melakukan pengobatan yang sesuai.
Apa saja penyebab jari tangan kaku?
Jari tangan kaku bisa disebabkan oleh beragam kondisi yang dialami oleh anak. Berikut ini beberapa kondisi penyebab jari tangan kaku.
1. Arthritis
Semua jenis radang sendi (arthritis) bisa menyebabkan jari tangan terasa kaku.
Jenis arthritis yang paling sering terjadi meliputi rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan psoriatic arthritis.
Kekakuan jari tangan pada kondisi ini umumnya terjadi akibat kerusakan pada tulang rawan sendi di jari.
Hilangnya kemampuan sendi untuk bergerak sesuai porosnya bisa membatasi pergerakan sendi dan menyebabkan kaku.
Selain itu, jari tangan juga bisa menjadi kaku akibat pembengkakan dan penebalan lapisan sendi (sinovitis) yang disebabkan oleh arthritis.
Sendi pada tangan yang terdampak oleh radang sendi bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis arthritis yang dialami.
Arthritis yang menimbulkan infeksi atau kerusakan pada sendi jari juga bisa menyebabkan tulang rawan jari rusak dan kaku.
2. Cedera
Sebagian besar bagian jari bisa menjadi kaku jika mengalami cedera.
Cedera pada jari yang menimbulkan pergeseran sendi jari atau disebut juga dengan “jari macet” bisa menyebabkan pembengkakan dan robeknya otot (ligamen) di sekitar sendi.
Cedera tersebut dapat membuat perubahan sementara atau permanen pada tingkat kelenturan otot pendukung sehingga pergerakan sendi jari menjadi terbatas.
Jari yang patah akibat cedera bisa mengalami bengkak dan perdarahan. Kondisi ini bisa menimbulan iritasi pada tendon yang terletak di tulang.
Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang atau bagian tubuh lainnya
Terkadang, tendon juga bisa robet di beberapa bagian akibat terkena ujung tajam tulang yang patah.
Selain itu, pengobatan, seperti belat, gips, atau bahkan prosedur operasi juga bisa menyebabkan tendon tergores oleh tulang serta menyebabkan pergerakan sendi dan tendon pada jari menjadi terhambat.
Cedera pada tendon ekstenor (untuk meluruskan jari) atau tendon fleksor (untuk membungkukan jari) bisa menghambat gerakan tendon tersebut.
Akibatnya, kekakuan atau penurunan kemampuan gerak pada sendi tersebut juga bisa terjadi.
3. Trigger finger
Trigger finger merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika jari tangan terasa seperti tersangkut.
Kondisi ini terjadi ketika benjolan atau sensasi penuh timbul pada tendon dan menyebabkan tendon kaku dan tidak dapat bergerak secara normal dalam jalurnya.
Kekakuan ini bisa menyebabkan jari sulit ditekuk atau diluruskan.
4. Peradangan tendon (tendinitis)
Peradangan pada lapisan licin di sekitar tendon (tenosinovium) bisa menyebabkan pergerakan tendon menjadi terbatas.
Kondisi ini bisa terjadi cukup parah jika pembengkakan terjadi pada tendon yang terletak di jalur sendi yang sempit di jari atau pergelangan tangan.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan tendinitis meliputi rheumatoid arthritis, psoriatic arthritis, cedera, dan penggunaan tendon yang berlebihan.
5. Jarang bergerak
Bukan hanya penggunaan secara berlebihan yang bisa menyebabkan kekakuan jari, terkadang jari juga bisa menjadi kaku jika terlalu jarang digunakan.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika jari mengalami cedera atau menjalani operasi sehingga membatasi pergerakan jari, baik kulit, lapisan sendi, maupun ligamen.
Hal ini bisa menimbulkan perubahan pada perubahan jaringan pada jari dan menyebabkan jari kaku atau bahkan kehilangan kelenturannya untuk bergerak.
Selain jari yang mengalami cedera, jari yang sehat juga bisa mengalami kekakuan jika selama proses pengobatan jari tersebut juga harus dibatasi penggunaanya.
6. Luka bakar
Luka bakar pada jari bisa menyebabkan kerusakan kulit hingga ke jaringan bagian dalam.
Kerusakan tersebut sering kali menyebabkan perubahan pada kulit dan menyebabkan jari mejadi kaku.
7. Complex Regional Pain Syndrome (CRPS)
Sindrom ini bisa menyebabkan pembengkakan jaringan pada tangan atau jari dan disertai dengan rasa nyeri.
Selain menimbulkan perubahan pada jaringan tangan, bengkak dan rasa nyeri tersebut bisa menyebabkan kekakuan jari atau ketakutan untuk menggerakan bagian jari yang terdampak.
8. Diabetes
Saat mengalami diabetes untuk waktu yang lama, seseorang bisa memiliki jari dan tangan yang terasa kaku.
Hal ini disebabkan oleh penumpukan zat yang ditimbulkaan oleh diabetes pada jaringan halus di seluruh tubuh.
Pada tangan, penumpukan zat tersebut bisa menyebabkan jari tangan menjadi kaku.
9. Kontraktur dupuytren
Kontraktur dupuytren biasanya dialami oleh orang dewasa yang dipicu oleh pertambahan usia.
Kondisi ini terjadi ketika jaringan parut (fibrosis) membentuk tali di dalam dan di bawah kulit.
Pembentukan fibrosis tersebut bisa menyebabkan pergerakan jari menjadi terhambat dan sulit diluruskan.
Bagaimana cara mengatasi jari tangan kaku?
Dilansir dari American Society for Surgery of the Hand, untuk menentukan pengobatan yang tepat, perlu diketahui terlebih dahulu:
- penyebab kenapa jari tangan kaku,
- tingkat keparahan kondisi, dan
- kondisi kesehatan secara keseluruhan masing-masing penderita.
Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi jari tangan kaku.
- Obat bebas, untuk meredakan kaku dan nyeri akibat peradangan. Misalnya. ibuprofen, naproxen, aspirin, dan paracetamol.
- Obat resep, untuk meredakan gejala akibat kondisi tertentu, seperti rheumatoid arthritis.
- Belat dan gips, untuk meluruskan sendi dan meredakan nyeri.
- Suntik steroid, untuk mengatasi peradangan dan meredakan kaku dan nyeri pada jari.
- Suntik enzim, berupa kolagen, untuk mengatasi kontraktur Dupuytren dengan membuat jaringan yang menebal, menjadi lunak dan lemah, sehingga lebih mudah diurai.
- Operasi, untuk mengatasi kondisi yang tidak kunjung membaik setelah penggunaan obat-obatan.
- Latihan peregangan, untuk meredakan jari tangan yang kaku. Misalnya, dengan membuka tutup jari secara berulang.
Dokter biasanya akan mengawali pengobatan dengan menyarankan latihan dan meresepkan obat-obatan untuk meredakan gejala yang dialami.
Jika penggunaan obat-obatan tidak mampu mengatasi kondisi ini, maka dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan prosedur operasi.
[embed-health-tool-bmi]