backup og meta

Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor): Fungsi, Risiko, dan Prosesnya

Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor): Fungsi, Risiko, dan Prosesnya

Penyakit autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Akibatnya, sistem imun malah menyerang tubuh dan menimbulkan penyakit. Untuk mengetahui adanya kondisi ini, dokter kerap menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan RF (rheumatoid factor).

Apa itu pemeriksaan RF?

Pemeriksaan RF merupakan prosedur medis untuk mengetahui seberapa banyak kadar rheumatoid factor yang ada dalam darah. Rheumatoid factor adalah protein hasil produksi sistem kekebalan tubuh yang dapat menyerang jaringan sehat dalam tubuh.

Normalnya, sistem kekebalan tubuh bekerja untuk menyerang zat penyebab penyakit seperti virus dan bakteri. Namun, pada orang-orang yang memiliki autoimun, sistem kekebalan tubuh gagal berfungsi dan malah berbalik menyerang jaringan tubuh yang sehat secara tidak sengaja.

Bila pemeriksaan menunjukkan kadar RF yang tinggi, maka bisa jadi seseorang memiliki penyakit autoimun seperti systemic lupus erythematosus (SLE). Tinggi kadar RF sering dikaitkan dengan penyakit rheumatoid arthritis dan sindrom Sjogren.

Meski demikian, faktor ini juga dapat ditemukan pada orang-orang yang sehat. Selain itu, ada pula beberapa orang dengan penyakit autoimun yang memiliki tingkat rheumatoid factor dalam kadar normal.

Karena alasan tersebut dan mengingat gejala penyakit autoimun bisa menyerupai gejala penyakit lain, maka biasanya dokter akan melakukan lebih dari satu jenis pemeriksaan untuk benar-benar mendeteksi penyakit Anda.

Pemeriksaan lainnya dapat meliputi pemeriksaan antibodi anti-nuclear (ANA), antibodi anti-cyclic citrullinated peptide (anti-CCP), protein C-reactive (CRP), dan erythrocyte sedimentation rate (ESR).

Kapan saya harus menjalani pemeriksaan RF?

Anda mungkin memerlukan pemeriksaan RF bila mulai mengalami gejala-gejala yang terkait dengan penyakit autoimun. Gejalanya termasuk:

  • nyeri sendi,
  • kaku sendi, terutama di pagi hari,
  • sendi membengkak,
  • mudah kelelahan,
  • demam ringan,
  • rambut rontok, dan
  • muncul bercak kemerahan di awah (sekitar pipi dan hidung mirip bentuk kupu-kupu).

Gejala autoimun kerap sulit dibedakan dari gejala penyakit lainnya. Namun terlepas dari itu, Anda tetap harus waspada bila merasakan gejala-gejala yang tak biasa.

Terutama bila selama ini tubuh yang terasa sehat tiba-tiba menjadi lebih mudah lelah atau mengalami kaku sendi yang tak kunjung menghilang.

Risiko pemeriksaan RF

Pemeriksaan rheumatoid factor melibatkan pengambilan sampel darah. Prosedur ini rendah risiko dan sangat aman bagi banyak orang, termasuk mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.

Mungkin pengambilan darah akan terasa sedikit sakit dan dapat menimbulkan sensasi seperti tersengat. Jarum juga bisa meninggalkan luka kecil pada kulit di sekitar area tempat darah diambil. Luka dan bengkak nantinya menghilang dalam beberapa hari.

Hanya saja, pemeriksaan mungkin akan lebih sulit dijalani bila Anda memiliki ketakutan terhadap jarum dan darah atau memiliki kondisi yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk pembekuan darah.

Persiapan dan proses pemeriksaan RF

Anda tidak perlu melakukan persiapan khusus sebelum menjalani pemeriksaan RF. Anda cukup datang ke rumah sakit dengan menggunakan baju berlengan pendek atau baju lengan panjang yang mudah disingkap guna memudahkan pengambilan darah.

Dalam pemeriksaan rheumatoid factor sendiri sebenarnya tidak ada anjuran untuk menghindari makanan, minuman, dan obat-obatan tertentu. Namun, ini bergantung pada tes darah lain yang akan Anda lakukan setelahnya. Untuk hal ini, lebih baik tanyakan kepada dokter.

Sebelum mengambil darah, petugas kesehatan akan memasangkan karet gelang di sekitar lengan atas. Gelang ini akan membuat pembuluh darah vena lebih besar dan lebih terlihat, sehingga lebih mudah untuk memasukkan jarum ke dalam vena.

Kemudian, petugas membersihkan area yang akan diambil darahnya dengan alkohol. Sampel darah diambil dari vena di bagian lengan menggunakan jarum kecil.

Setelah jarum dimasukkan, sampel darah akan terkumpul ke dalam tabung yang terhubung dengan jarum. Begitu sampel telah selesai diambil, petugas menempelkan kain kasa atau bola kapas pada bekas suntikan.

Keseluruhan prosedur ini biasanya hanya memakan waktu sekitar 5-10 menit. Sesudahnya Anda bisa langsung pulang dan kembali menjalani aktivitas seperti biasanya.

Arti hasil pemeriksaan RF

Ingat bahwa pemeriksaan RF bukan penentu final diagnosis melainkan sifatnya yaitu pemeriksaan penunjang, sehingga hasilnya akan di kroscek kembali dengan gejala dan tanda klinis pasien.

Hasil pemeriksaan RF biasanya keluar dalam satu hari atau beberapa hari kemudian. Hasilnya dilaporkan dalam satuan titer atau unit. Titer adalah satuan untuk mengukur seberapa banyak sampel darah yang dapat diencerkan sampai RF tidak dapat terdeteksi lagi.

Misalnya, bila hasil menunjukkan titer 1:20, artinya RF dapat dideteksi ketika satu bagian sampel darah diencerkan hingga 20 bagian dengan larutan garam fisiologis. Semakin tinggi angka keduanya, maka semakin banyak RF yang terkandung dalam darah.

Saat ini metode pemeriksaan yang digunakan yaitu nefelometri dan ELISA. Unit nefelometri menunjukkan seberapa banyak cahaya yang terhalang oleh sampel darah dalam tabung. Tingkat RF yang tinggi membuat sampel menjadi keruh, sehingga cahaya yang melewati tabung lebih sedikit daripada saat tingkat RF rendah.

Seseorang dapat dikatakan memiliki hasil yang normal jika unit nefelometrinya kurang dari 15 IU/mL dan titernya kurang dari 1:80.

Sedangkan, jika angkanya lebih besar, maka ini menunjukkan bahwa tingkat RF dalam darah Anda termasuk tinggi.

Seperti yang telah disebutkan, hasil RF yang tinggi belum tentu menandakan bila Anda menderita penyakit autoimun. Nyatanya, hasil pemeriksaan RF yang tinggi juga bisa menandakan adanya kondisi lain seperti hepatitis C.

Bila Anda memiliki kekhawatiran tertentu mengenai hasil atau risiko pemeriksaan, konsultasikan kepada dokter.

Cek deteksi risiko penyakit Osteoporosis di sini.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Rheumatoid Factor. (2021). Mayo Clinic. Retrieved 28 December 2021, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/rheumatoid-factor/about/pac-20384800

Rheumatoid Factor (RF) Test. (n.d.). MedlinePlus Medical Test. Retrieved 28 December 2021, from https://medlineplus.gov/lab-tests/rheumatoid-factor-rf-test/

Rheumatoid Factor (RF). (2019). Kaiser Permanente. Retrieved 28 December 2021, from https://wa.kaiserpermanente.org/kbase/topic.jhtml?docId=hw42783#hw42786

 

Versi Terbaru

14/03/2022

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Bantu Redakan Nyeri, 10 Rekomendasi Vitamin untuk Sendi

9 Gejala dan Ciri-Ciri Asam Urat yang Penting Diketahui


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 14/03/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan