backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Tips Bijak Menghadapi Ibu yang Suka Mengkritik atau Menyindir Anda

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/07/2021

    4 Tips Bijak Menghadapi Ibu yang Suka Mengkritik atau Menyindir Anda

    Menghadapi ibu atau mertua yang sering memberi kritik atau menyindir Anda bukanlah perkara mudah. Apalagi jika ucapannya sampai menyakiti perasaan Anda. Namun jangan sampai kalap terbutakan emosi sehingga membuat Anda meledak dan berakhir dengan adu mulut. Suasana di rumah jadi tegang dan tidak nyaman, bukan?

    Menghadapi ibu yang suka menyindir atau mengkritik anak perlu taktik khusus. Yuk, simak tipsnya berikut ini.

    Tips menghadapi ibu yang suka mengkritik anak

    Orangtua yang sering memberi kritikan pedas pada anak sejak dini ternyata berdampak buruk bagi kesehatan jiwanya hingga dewasa.

    Pola asuh seperti ini dapat membuat anak semakin tidak mendengarkan ucapan orangtua atau malah mendorong mereka untuk berperilaku obsesif (melakukan sesuatu secara berulang untuk menghindari kecemasan). Ya, kondisi ini dikenal juga dengan gangguan obsesif kompulsif.

    Jika Anda sudah dewasa dan mendapati ibu atau mertua sering memberikan kritikan pedas, cara yang tepat untuk mengatasinya adalah memperkuat ikatan antara Anda dan sang ibu. Bukan mengabaikannya begitu saja.

    Ada beberapa langkah yang perlu Anda lakukan untuk menghadapi situasi ini, antara lain:

    1. Coba beri tahu ibu Anda mengenai sikapnya

    Komunikasi yang jujur dan terbuka adalah kunci untuk memiliki hubungan baik. Di balik perilaku ibu Anda yang sering nyinyir, sebenarnya ia sangat peduli pada Anda. Sayangnya beliau tidak menyadari rasa pedulinya pada Anda sangat berlebihan.

    Agar ia bisa berubah, Anda perlu membicarakan sikapnya yang sering mengkritik anak. Hal ini lebih baik dilakukan dibanding Anda memendam emosi yang akhirnya membuat Anda kesal dan ujung-ujungnya malah balik menyakiti hati ibu. Bukannya suasana jadi adem, yang ada justru tambah keruh.

    Jadi, utarakan keinginan Anda dengan lembut, tenang, dan jujur. Pilih waktu yang sesuai dan mendukung untuk membicarakan hal ini.

    2. Tetapkan batasan sejauh mana ibu boleh ikut campur

    Ibu yang suka memberi komentar biasanya cenderung sering ikut campur dalam urusan Anda. Saat Anda sudah dewasa, Anda belajar untuk hidup mandiri, termasuk dalam memutuskan suatu pilihan. Meski pertimbangan orangtua dan orang di dekat Anda dibutuhkan, Anda harus bisa memilih mana yang terbaik.

    Agar ibu Anda tidak melewati batas, maka perlu menetapkan sejauh mana ibu Anda boleh ikut campur. jangan luap untuk menjelaskan maksud Anda dengan menetapkan batasan tersebut dengan jelas dan lembut. Ingat, saling menghargai privasi satu sama lain dapat menjaga hubungan Anda dan ibu Anda tetap sehat.

    3. Siapkan waktu khusus untuk dihabiskan bersama ibu Anda

    Sikap ibu Anda yang terus menggerutu, bisa menjadi sinyal bahwa ibu Anda ingin diperhatikan. Namun, ibu Anda malu atau sungkan untuk mengungkapkannya.

    Anda tentu paham bahwa seiring bertambahnya usia, aktivitas yang dilakukan ibu Anda semakin berkurang dan merasa kesepian. Sementara Anda jadi lebih sibuk. Itulah sebabnya ibu Anda sengaja terus berceloteh mengenai hal ini dan itu.

    Solusinya, Anda hanya perlu meluangkan waktu untuk dihabiskan bersama ibu Anda. Misalnya, mengajaknya membuat kue bersama, menyiapkan makan malam di rumah, pergi berbelanja, atau sekadar olahraga pagi bersama.

    Bukan hanya menyenangkan hati ibu Anda, menghabiskan waktu bersama bisa memperkuat hubungan anak dan ibu jadi lebih kuat.

    4. Minta bantuan psikolog

    Jika cara sebelumnya tidak ampuh membuat hubungan Anda dan ibu Anda jadi lebih baik, sebaiknya cari bantuan psikolog. Anda perlu mendapatkan konseling dari psikolog untuk mempelajari bagaimana caranya menghadapi ibu yang sering mengkritik anak.

    Anda mungkin butuh bantuan anggota keluarga lainnya untuk mewujudkan ikatan yang sehat antara Anda dan ibu Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan