backup og meta

Efek Psikologis yang Muncul Akibat Kematian Seorang Teman Dekat

Efek Psikologis yang Muncul Akibat Kematian Seorang Teman Dekat

Kematian seorang teman terdekat tentu akan memberikan dampak psikologis yang berlangsung cukup lama. Bentuk kehilangan ini sangat dimaklumi karena kematian adalah kejadian yang akan terjadi. Akan tetapi, apa saja efek yang akan ditimbulkan dari kejadian ini?

Dampak kematian seorang teman dekat

sedang berduka

Pada tahun 2019 terdapat sebuah penelitian yang dilansir dari Plos One tentang efek psikologis dari kematian teman dekat. Di dalam penelitian tersebut dilakukan sebuah survei yang diikuti oleh lebih dari 26.000 peserta dan sekitar 9.000 orang di antaranya memiliki setidaknya satu teman yang sudah meninggal. 

Menurut ketua tim peneliti, dr. Wai-man (Raymond) Liu, orang yang berduka atas kematian temannya mengalami penurunan kesehatan fisik dan mental yang cukup drastis. Tidak hanya itu, kestabilan emosi dan kehidupan sosial pun turut berpengaruh. 

Selain itu, dampak kematian seorang teman dekat dapat mengurangi interaksi seseorang dengan orang lain sehingga tidak jarang mereka kesulitan mendapatkan bantuan untuk memulihkan kehilangannya ini. Hal ini umumnya terjadi pada mereka yang tidak terlalu banyak mempunyai teman. 

Di sisi lain, bagi mereka yang lebih mudah bersosialisasi dengan orang lain, lebih mudah mendapatkan bantuan dan dukungan ketika berduka. 

Penemuan ini memunculkan masalah karena tidak jarang kematian seorang teman dinilai tidak terlalu berpengaruh terhadap hidup seseorang. Padahal, pada kenyataannya tidak seperti itu. 

Oleh karena itu, diperlukan strategi yang cukup jitu untuk menghadapi kejadian seperti ini agar dampak kematian seorang teman dekat tidak berkembang dan mmbawa efek negatif yang terlalu besar. 

Cara menghadapi kematian teman

Ketika Anda merasa kehilangan, terutama karena kematian seorang teman, dampaknya akan terus terasa jika Anda tidak berhasil menghadapinya dengan baik. 

Merasa berduka selama beberapa hari sebenarnya wajar, tetapi jika hal ini menahan Anda untuk terus maju, tentu dapat mengubah hidup Anda, bukan?

Supaya dapat mengurangi efek tersebut, Anda bisa mengikuti beberapa tips di bawah ini yang mungkin bisa membantu Anda.

1. Berada di lingkungan yang mendukung 

mendukung teman setelah keguguran

Pada saat sulit seperti ini, mungkin Anda membutuhkan dukungan dari orang-orang yang Anda sayangi. Mulai dari orangtua, pasangan, sahabat, hingga orang yang bisa Anda percaya mungkin bisa membantu Anda melewati fase ini. 

Cobalah untuk mencurahkan isi hati Anda kepada mereka. Melakukan hal ini bisa membuat perasaan duka yang Anda alami dapat terasa lebih ringan. Orang-orang ini biasanya akan membuat perasaan lebih baik dan mendukung Anda ketika sedang sedih. 

2. Menerima kenyataan

depresi karena patah hati

Ketika Anda kehilangan teman terdekat, tidak jarang Anda mungkin akan berpikir mengapa hal-hal buruk menimpa orang yang Anda anggap baik. Akan tetapi, Anda mungkin tidak akan pernah mendapatkan jawaban yang pasti mengapa hal tersebut bisa terjadi. 

Alih-alih mencari jawaban, Anda bisa menerima kenyataan bahwa kematian teman Anda adalah sebuah kejadian yang memang seharusnya terjadi tanpa perlu dicari tahu jawabannya. Jika sudah menerima kenyataan tersebut, biasanya beban hati terasa lebih ringan. 

3. Menjaga diri sendiri

mengatasi rasa sedih

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dampak dari kematian seorang teman dapat memengaruhi kesehatan Anda. Anda lebih senang merenungkan nasib orang yang sudah meninggal dibandingkan diri sendiri, sehingga Anda mengabaikan kesehatan. 

Walaupun mungkin nafsu makan menghlang atau sulit tidur, Anda wajib memperhatikan diri sendiri agar kesehatan Anda tetap terjaga, baik secara fisik dan emosional. 

4. Berlibur atau mengambil cuti

keuntungan jadi jomblo

Jika dampak kematian seorang teman dekat membuat Anda stres, Anda bisa mengambil cuti atau berlibur untuk mengistirahatkan diri sejenak. 

Berikan diri Anda waktu untuk beradaptasi dengan rasa kehilangan tersebut. Setelah itu, sibukkan diri Anda agar tidak terlalu sering memikirkan perasaan tersebut. 

5. Menghibur diri sendiri

Selain mendapatkan dukungan dari orang lain, Anda pun harus mendukung diri Anda untuk maju dengan menghibur diri sendiri. Hal ini mungkin dapat membuat diri Anda merasa lebih baik daripada sebelumnya. Cara menghibur diri sendiri pun beragam. Temukan apa yang Anda sukai dan lakukan hal tersebut. 

Misalnya, hobi Anda adalah memasak. Anda bisa menjadikan hobi tersebut sebagai pelipur lara dengan memanggang beberapa kue untuk diri sendiri. Dengan menyibukkan diri, kemungkinan besar rasa berduka atas kehilangan teman Anda dapat berkurang. 

Dampak kematian seorang teman dekat sebenarnya memiliki pengaruh berbeda pada setiap individu. Apakah mereka bisa mengatasi hal tersebut dengan mudah atau mengalami kesulitan? Meski begitu, ada satu hal yang perlu diingat. Berduka memang tidak dilarang, tetapi terus memikirkannya hingga berdampak buruk terhadap kesehatan diri sendiri tentu tidak diinginkan oleh sahabat Anda. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Liu, Wai-Man et al. “Death Of A Close Friend: Short And Long-Term Impacts On Physical, Psychological And Social Well-Being”. PLOS ONE, vol 14, no. 4, 2019, p. e0214838. Public Library Of Science (Plos), doi:10.1371/journal.pone.0214838. Accessed 29 Aug 2019.

The death of a close friend hits harder than we think https://www.sciencedaily.com/releases/2019/05/190513143835.htm accessed Aug 29 2019. 

Coping with the death of a friend https://www.psychologytoday.com/intl/blog/teen-angst/201705/coping-the-death-friend accessed Aug 29 2019. 

Versi Terbaru

01/10/2019

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Rena Widyawinata


Artikel Terkait

9 Cara Menghilangkan Homesick Saat Tak Bisa Pulang

6 Cara Menurunkan Hormon Kortisol yang Tinggi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 01/10/2019

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan