Apakah Anda pernah bertemu seseorang yang begitu luwes saat memulai percakapan dengan orang baru atau bahkan gampang berteman? Bisa jadi ia merupakan seorang social butterfly.
Untuk tahu lebih lanjut soal karakteristik ini, ciri-cirinya, hingga tips berteman dengan mereka, simak penjelasan di bawah ini.
Apa itu social butterfly?
Social butterfly adalah seseorang yang senang bersosialisasi, bersikap ramah, dan sering kali dikenal sebagai pribadi yang menawan serta karismatik.
Jika banyak teman-teman yang menyebut Anda dengan istilah ini, mungkin itu karena Anda selalu punya cara untuk membuat orang-orang mengalihkan perhatiannya pada Anda.
Lalu apakah social butterfly sama dengan ekstrover? Tentu saja mereka dapat dianggap demikian. Itu sebabnya social butterfly mungkin akan sulit untuk menemukan keseimbangan dengan pasangan yang lebih introver.
Pasalnya, ekstrover dan introver memiliki preferensi yang berbeda dalam bersosialisasi sehingga bisa saja muncul konflik dalam hubungan.
Namun, sebagai solusinya, Anda dapat mencari tahu cara berkomunikasi yang lebih efektif serta saling memenuhi kebutuhan satu sama lain. Dengan demikian, konflik antarkeduanya pun dapat dicegah.
Ciri-ciri social butterfly
Seorang social butterfly mungkin saja akan menunjukkan ciri-ciri berikut ini.
1. Suka berbicara
Tidak hanya menikmati obrolan bersama teman, anggota keluarga, atau rekan kerja, para social butterfly tampak kelihatan akrab bahkan ketika bercakap-cakap dengan orang yang masih asing sekalipun. Selain itu, mereka juga cenderung senang bertemu orang baru.
Tidak seperti introver yang mungkin cenderung berpikir lama sebelum berbicara, mereka lebih tahu bagaimana cara mengeksplorasi serta mengatur pikirannya saat berbicara dengan orang lain.
Oleh sebab itulah, mereka cenderung memiliki ruang lingkup pertemanan yang lebih luas. Mereka paham betul cara bertemu orang baru, memulai percakapan, hingga menikmati kebersamannya.
2. Suka berdiskusi
Saat masalah datang, social butterfly cenderung lebih suka berbagai kesedihan serta mendiskusikan masalah yang dialaminya.
Mereka berpikir bahwa dengan terbuka soal masalahnya kepada orang lain, ini bisa membantu mereka menemukan solusi. Mereka juga tidak akan gampang stres jika menceritakan masalah yang dialaminya.
Beda dengan introver, mereka cenderung suka memendam masalah, memikirkannya sendiri, lalu menghabiskan waktu sendiri hingga berhari-hari untuk memikirkannya.