Skizofrenia adalah gangguan mental kronis dan parah yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku. Orang yang mengidap skizofrenia tampak seperti telah kehilangan kontak dengan kehidupan aslinya karena mereka sulit untuk membedakan antara kenyataan dengan pikirannya sendiri.
Dalam banyak kasus, gangguan skizofrenia berkembang begitu lambat yang mana seseorang tidak tahu bahwa mereka mengidap gangguan tersebut selama bertahun-tahun. Namun, dalam kasus lain, gangguan ini bisa menyerang tiba-tiba dan berkembang dengan cepat.
Orang yang mengidap skizofrenia sering berhalusinasi, mendengar suara-suara yang tidak ada. Beberapa bahkan mengira jika orang lain sedang membaca pikiran mereka, mengontrol bagaimana mereka berpikir, atau merencanakan sesuatu – terlebih niat buruk terhadap mereka.
Lantas, apa saja yang bisa jadi penyebab skizofrenia?
Sampai saat ini tidak diketahui apa yang penyebab skizofrenia, namun para peneliti percaya bahwa adanya pengaruh dari genetik, struktur dan zat kimia otak, dan lingkungan yang memberikan kontribusi untuk perkembangan gangguan ini.
1. Genetik
Dokter tidak berpikir bahwa ada satu gen yang jadi pembawa penyakit ini dalam diri seseorang. Namun sebaliknya, para dokter berpikir mungkin ada mutasi gen yang membuat seseorang berisiko mengidap skizofrenia.
Jika salah satu keluarga terdekat seperti ayah, ibu, saudara kandung memiliki riwayat gangguan mental, maka kemungkinan Anda mendapatkan gen bawaan dari mereka sebesar 10%. Namun jika kedua orang tua Anda memilikinya, Anda memiliki kesempatan 40% mendapatkan gen bawaan. Kemungkinan yang lebih besar lagi adalah jika Anda memiliki kembar identik yang mengidap skizofrenia, peluangnya adalah 50% terkena gangguan tersebut.
Tetapi, ada banyak juga orang yang mengidap skizofrenia tidak memiliki riwayat penyakit ini dalam keluarga. Para ilmuwan berpikir bahwa dalam kasus ini, terdapat perubahan atau mutasi gen sehingga memungkinkan orang yang tidak memiliki riwayat skizofrenia dari keluarganya bisa terkena penyakit ini.
2. Pengaruh lingkungan
Hal yang harus dipahami saat para peneliti skizofernia menggunakan istilah “lingkungan”, maksudnya adalah hal apapun selain gen atau faktor genetik. Para ilmuan mencoba memahami faktor-faktor yang mendefinisikan lingkungan sebagai penyebab gangguan mental ini, mulai dari lingkungan sosial, gizi, hormonal, bahan kimia dalam rahim ibu selama kehamilan, dinamika sosial, pengalaman stres seseorang, paparan virus, penggunaan vitamin, pengguna narkoba, bahkan pendidikan seseorang.
3. Struktur kimia otak
Para ahli telah membandingkan struktur otak penderita gangguan skizofernia dengan orang normal pada umumnya. Pada orang dengan skizofrenia, mereka menemukan:
- Ruang di otak yang disebut ventrikel terlihat lebih besar
- Bagian otak yang berhubungan dengan memori yaitu lobus temporal medial memiliki ukuran yang lebih kecil
- Terdapat lebih sedikit konektor di atara sel-sel otak
- Penderita skizofrenia juga cenderung memiliki perbedaan dalam zat kimia otak yang disebut neurotransmitter – yang bertanggung jawab sebagai penghubung antara otak ke seluruh jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh.
Penelitian terkait menemukan bahwa jaringan otak pada orang yang menderita skizofrenia bahkan menunjukkan struktur otak yang berbeda sejak lahir.
Konsultasikan ke dokter
Orang dengan skizofrenia sering tidak sadar jika mereka memiliki gangguan mental yang membutuhkan perhatian medis. Jika orang terdekat Anda memiliki gejala skizofrenia, berbicaralah kepadanya secara hati-hati tentang keprihatinan Anda. Anda bisa memberikan dorongan dan dukungan untuk membantu berkonsultasi ke dokter yang berkualitas atau ahli kesehatan mental.
Peran keluarga atau teman terdekat sangat membantu para penderita skizofrenia untuk segera berkonsultasi dengan dokter sehingga cepat ditangani.