backup og meta

Meski Berbeda, Bisakah Halusinasi dan Delusi Terjadi Secara Bersamaan?

Meski Berbeda, Bisakah Halusinasi dan Delusi Terjadi Secara Bersamaan?

Halusinasi dan delusi adalah contoh gejala yang sering muncul pada penderita gangguan psikologis. Kedua kondisi ini biasanya menandakan penyakit yang berbeda. Namun, ada pula gangguan psikologis yang menunjukkan kedua gejala ini bersamaan.

Perbedaan halusinasi dan delusi

Halusinasi adalah sensasi tak nyata yang tercipta oleh pikiran sendiri. Orang yang mengalami halusinasi dapat melihat sesuatu, mendengar suara, hingga mencium bebauan yang sesungguhnya tidak ada.

Selain menjadi gejala dari beberapa gangguan psikologis, halusinasi juga bisa disebabkan oleh efek samping obat, mabuk akibat minum alkohol, atau penyakit yang bersifat fisik seperti epilepsi.

Halusinasi dan delusi adalah dua hal yang berbeda. Delusi bukanlah suatu sensasi, melainkan sebuah keyakinan kuat yang bertentangan dengan kenyataan.

Orang yang mengalami delusi memercayai sesuatu yang sebenarnya salah atau tidak ada.

Delusi dapat menjadi gejala dari penyakit tertentu, seperti skizofrenia, atau muncul sebagian bagian dari masalah psikologis yang disebut gangguan delusi. Pemicunya dapat berasal dari faktor genetik, kelainan sistem saraf, serta stres.

Bisakah halusinasi dan delusi terjadi secara bersamaan?

penyebab halusinasi

Kendati berbeda, halusinasi maupun delusi dapat terjadi secara bersamaan pada penderita gangguan psikologis tertentu. Jika terjadi bersamaan, kedua kondisi ini umumnya menandakan gangguan berikut:

1. Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang memengaruhi cara penderita dalam berpikir, merasakan emosi, dan berperilaku. Penderita skizofrenia tampak seperti individu yang kehilangan kontak dengan realitas sebenarnya.

Gejala skizofrenia terbagi menjadi tiga kategori, sebagai berikut:

  • Gejala positif, yakni perilaku yang menunjukkan bahwa penderita memiliki realitas yang berbeda. Misalnya halusinasi, delusi, cara berpikir yang tidak biasa, dan gerak tubuh di luar kendali.
  • Gejala negatif, atau perilaku yang mengganggu kehidupan normal sehari-hari. Contohnya, raut wajah yang datar, tidak adanya kesenangan dari melakukan kegiatan, serta kesulitan saat melakukan kegiatan sehari-hari.
  • Gejala kognitif, yang ditandai dengan penurunan kemampuan mengingat, memahami informasi, mengambil keputusan, dan memusatkan perhatian.

2. Gangguan delusi

Penderita gangguan delusi juga dapat mengalami halusinasi yang berkaitan dengan jenis delusi yang mereka alami. Contohnya, seseorang yakin bahwa dirinya memiliki bau badan dapat berhalusinasi mencium bau dari tubuhnya.

Ada pula jenis delusi yang disebut erotomania. Delusi ini membuat penderitanya meyakini bahwa seseorang yang ia kagumi telah jatuh cinta kepadanya. Penderita bisa saja berhalusinasi melihat atau mendengar suara sosok tersebut.

3. Gangguan psikotik singkat

Gangguan psikotik singkat ditandai dengan munculnya perilaku psikotik berupa delusi, halusinasi, dan kebingungan. Perilaku tersebut muncul secara tiba-tiba dan hanya bersifat sementara, biasanya selama satu hari hingga satu bulan.

Penyebab gangguan psikotik singkat belum diketahui secara pasti. Namun, stres berat atau trauma akibat kematian anggota keluarga, perilaku kriminal, atau bencana alam dapat memicu gejalanya.

Halusinasi dan delusi merupakan tanda dari gangguan psikologis serius yang membuat penderitanya hidup dalam realitas berbeda. Keduanya dapat membahayakan penderita maupun orang-orang di sekitarnya bila tidak ditangani.

Penanganan terhadap halusinasi serta delusi dapat dilakukan dengan kombinasi terapi dan obat oleh psikiater. Jika anggota keluarga Anda mengalami kondisi ini, Anda dapat ikut mendampinginya berkonsultasi atau bahkan mencatat gejalanya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What Causes Hallucinations? https://www.healthline.com/symptom/hallucinations Diakses pada 18 Juni 2019.

The Definition of Delusion. https://www.verywellmind.com/definition-of-delusion-4580458 Diakses pada 18 Juni 2019.

Delusional Disorder. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9599-delusional-disorder Diakses pada 18 Juni 2019.

Brief Psychotic Disorder. https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/brief-psychotic-disorder Diakses pada 18 Juni 2019.

Schizophrenia. https://www.nimh.nih.gov/health/topics/schizophrenia/index.shtml Diakses pada 18 Juni 2019.

Versi Terbaru

22/02/2021

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

10 Jenis Kondisi yang Berpotensi Menyebabkan Halusinasi

Delusi dan Halusinasi, Apa Bedanya?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 22/02/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan