backup og meta

Anosognosia

DefinisiTanda dan gejalaPenyebabCara mengatasi

Pernah bertemu seseorang yang merasa dirinya baik-baik saja, padahal jelas butuh bantuan karena masalah kesehatan? Ternyata, ini merupakan gejala klasik dari suatu kondisi yang disebut anosognosia. Cari tahu lebih lanjut tentang gejala hingga penanganannya dalam uraian berikut ini.

Apa itu anosognosia?

Anosognosia adalah kondisi saat seseorang tidak menyadari atau menyangkal bahwa dirinya memiliki masalah kesehatan.

Berbeda dengan fase penyangkalan dalam tahapan berduka, anosognosia terjadi karena kerusakan pada bagian otak yang memengaruhi persepsi atau citra diri.

Ketika mengalami cedera atau masalah kesehatan, tubuh Anda akan memperbaiki citra diri untuk mencerminkan hal tersebut dan ikut pulih saat kondisi Anda membaik.

Sementara itu, orang dengan anosognosia mengalami kerusakan pada area lobus frontal otak yang memengaruhi citra diri.

Karena tidak bisa memperbarui citra diri, seseorang dengan kondisi ini tidak bisa mengenali bahwa mereka memiliki masalah kesehatan.

Sebagai contoh, seseorang yang stroke dan mengalami kelumpuhan pada tangan kirinya akan menganggap kondisi tersebut sebagai hal normal sehingga merasa tidak butuh perawatan.

Meski anosognosia itu sendiri tidak berbahaya, kondisi ini bisa membuat seseorang menghindari atau menolak pengobatan untuk masalah kesehatan yang dialaminya.

Tanda-tanda anosognosia

Ciri utama seseorang dengan anosognosia adalah merasionalisasi gangguan kesehatan yang dialami karena merasa bahwa itu adalah hal yang normal.

Berikut adalah beberapa contoh lain dari perilaku seseorang dengan anosognosia.

  • Tidak melihat atau mengakui bahwa mereka memiliki masalah kesehatan meski orang lain bisa melihatnya.
  • Menyangkal atau meremehkan gejala yang dialaminya. Sebagai contoh, menyebut tangan yang lumpuh sebagai bentuk lelah atau kurang istirahat.
  • Tidak menyadari bahwa kondisinya bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari.
  • Terlibat dalam perilaku berisiko karena tidak menyadari keterbatasannya. 
  • Tidak mau menerima bantuan karena merasa tidak membutuhkannya.

Penyebab anosognosia

Sampai saat ini, penyebab anosognosia belum diketahui secara pasti. Namun, berbagai studi menyebutkan bahwa kondisi ini berhubungan dengan kerusakan pada lobus frontal.

Lobus frontal adalah bagian terbesar pada otak yang punya beragam fungsi vital, seperti mengendalikan gerakan tubuh, mengatur emosi, mengembangkan kepribadian, hingga menerima informasi baru.

Kerusakan pada otak, terutama lobus frontal, bisa disebabkan oleh berbagai kondisi berikut.

  • Aneurisma.
  • Tumor otak.
  • Cedera kepala.
  • Hipoksia serebral.
  • Kejang dan epilepsi.
  • Sleep apnea.
  • Keracunan karbon monoskida.

Cleveland Clinic juga menyebutkan bahwa anosognosia mungkin timbul karena gangguan degeneratif seperti berikut.

  • Skizofrenia.
  • Gangguan bipolar.
  • Demensia.
  • Alzheimer.
  • Penyakit Huntington.

Cara mengatasi anosognosia

Tidak ada metode pengobatan yang bisa langsung mengatasi anosognosia. Meski begitu, dokter bisa memberikan perawatan yang disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

Sebagai contoh, anosognosia yang berkaitan dengan tumor otak akan diatasi dengan pengobatan untuk tumor otak.

Sementara itu, kelainan lobus frontal yang berkaitan dengan skizofrenia bisa dikendalikan dengan obat antipsikotik, seperti clozapine.

Di samping itu, dokter mungkin memberikan beberapa perawatan berikut untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan anosognosia.

1. Psikoterapi

psikoterapi suportif

Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah jenis psikoterapi yang umum diberikan pada seseorang dengan anosognosia.

Dengan CBT, pasien akan dibantu untuk menyadari dan menerima kondisinya sehingga mereka lebih terbuka dalam menerima perawatan.

Selain CBT, dokter mungkin merekomendasikan terapi peningkatan motivasi (MET) untuk membantu pasien menerima kondisi yang dimilikinya.

2. Pendampingan

Karena tidak menyadari gangguan kesehatan yang dialaminya, seseorang dengan anosognosia akan menolak menjalani perawatan atau pengobatan.

Pasien mungkin juga mengalami hambatan dalam menjalani aktivitas harian, seperti kesulitan mengingat letak barang atau berjalan dengan normal. Karena itulah, pendampingan dari orang terdekat sangat dibutuhkan.

Mendampingi seseorang dengan kondisi ini mungkin bukanlah hal yang mudah karena mereka terkesan keras kepala. Namun, ingatlah bahwa mereka tidak melakukan penyangkalan secara sengaja.

Dengan perawatan dan pendampingan yang tepat, seseorang dengan kondisi ini bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Kesimpulan

  • Anosognosia adalah kondisi saat seseorang menyangkal gangguan kesehatan yang dimilikinya. Kondisi ini bukan bagian dari tahapan berduka, melainkan terjadi karena kerusakan pada bagian otak.
  • Penyebab pasti kondisi ini belum diketahui secara pasti, tetapi telah dikaitkan dengan kerusakan pada lobus frontal otak.
  • Risikonya lebih tinggi pada orang dengan aneurisma, tumor otak, cedera kepala, hipoksia serebral, sleep apnea, keracunan monoksida, juga kondisi yang menyebabkan gangguan degeneratif.
  • Penanganan akan dilakukan sesuai dengan kondisi yang menyadarinya. Namun, dokter mungkin juga menyarankan psikoterapi serta pendampingan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

TAC. (2024, December 2). Anosognosia. Treatment Advocacy Center -. Retrieved 08 April 2025, from https://www.tac.org/resources/anosognosia-resources/

Anosognosia: What it is, causes, symptoms & treatment. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved 08 April 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22832-anosognosia

Anosognosia. (2024, February 12). NAMI. Retrieved 08 April 2025, from https://www.nami.org/about-mental-illness/common-with-mental-illness/anosognosia/

What to do about anosognosia. (2019). The Association for Frontotemporal Degeneration. Retrieved 08 April 2025, from https://www.theaftd.org/posts/news/what-to-do-about-anosognosia/

Versi Terbaru

16/04/2025

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Gelombang Otak dan Jenisnya dalam Aktivitas Manusia

10 Fakta tentang Otak Manusia yang Harus Anda Tahu


Ditinjau oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi. · Psikologi · None · Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Diperbarui 16/04/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan