2. Paparkan bukti-buktinya
Anda harus memiliki bukti nyata tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan seperti pesan teks, panggilan telepon, atau bahkan foto. Intinya sesuatu yang dapat Anda tunjukkan sebagai bukti yang tak terbantahkan. Pelaku perselingkuhan sudah tentu akan mengelak jika Anda hanya bertanya “Kamu selingkuh, kan?”.
Tanpa bukti, Anda akan terlihat seperti mengada-ada. Setelah itu ajak pasangan Anda untuk membicarakannya dan terbuka pada Anda. Walaupun menyakitkan, pengakuan bisa menjadi awal untuk menciptakan hubungan ke depan yang lebih baik.
3. Jangan menyerang pasangan
Tujuan utama Anda ialah mendapatkan kebenaran dengan meminta pasangan Anda mengaku. Begitu Anda mendengar pengakuan dan tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi, Anda berdua bisa mencari solusi terbaik.
Untuk melakukan hal ini, Anda harus mendekati pasangan Anda dengan cara yang rasional dan tidak mengancam. Anda justru harus bersikap lembut dan meredam emosi serta ketakutan pasangan. Maksudnya adalah membuat pasangan Anda merespons dengan cara yang jujur. Buat rencana untuk menghadapi pasangan Anda dan bahas masalah ini secara khusus tanpa interupsi. Pilihlah waktu dan tempat dengan hati-hati, lalu tunjukkan bukti satu per satu.
Ketenangan sangat diperlukan dalam hal ini. Menggunakan cara agresif dengan menuduh atau menyerang akan membuat pasangan semakin defensif dan tidak mungkin membantu Anda mencapai kebenaran. Ketenangan dan kelembutan lebih mampu menguak kebenaran daripada amarah.

4. Mulai pembicaran, bukan perdebatan
Cara yang baik untuk memulai percakapan adalah membicarakan diri sendiri dan mulai setiap kalimat dengan kata “aku”, bukan “kamu.” Ini akan membantu pasangan Anda bersikap tenang dan tidak merasa disalahkan.
Kedua, ungkapkan masalah dengan cara yang tidak menghakimi dengan menyatakan, “Aku mau ngomong serius sama kamu. Ada satu hal yang akhir-akhir ini sungguh mengganggu pikiranku.”
Terakhir, begitu pasangan Anda mulai membuka diri, jangan membombardirnya dengan pertanyaan. Studi menunjukkan bahwa orang-orang akan menutup diri, bersikap defensif, hingga berbohong saat diajukan terlalu banyak pertanyaan yang memojokkan.
Ingat, Anda bukanlah polisi yang sedang menginterogasi maling. Dengarkan baik-baik tanggapan pasangan Anda sehingga Anda dapat menilai situasi secara akurat dan teruskan percakapannya.
Jika Anda sulit untuk mengendalikan emosi serta pikiran, ada baiknya Anda pergi meminta bantuan pada pihak ketiga untuk menenangkan diri. Menemui konselor pernikahan, terapis, ahli agama, atau psikolog dapat menjadi pilihan karena mereka akan menempatkan diri lebih netral, dibandingkan jika Anda menceritakan masalah ini pada keluarga atau sahabat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar