backup og meta

Bolehkah Punya Teman Dekat Lawan Jenis Saat Sudah Menikah?

Bolehkah Punya Teman Dekat Lawan Jenis Saat Sudah Menikah?

Sahabat atau teman dekat memainkan peran penting dalam kehidupan kita. Dengan mereka, Anda bisa berbagai mimpi, harapan, humor, dan kepercayaan, yang semuanya menciptakan kasih sayang dan perasaan terhubung yang lebih dalam.

Namun, bagaimana jadinya kalau teman dekat Anda ini adalah lawan jenis dan Anda kini sudah menikah?Apa masih boleh berteman dengan lawan jenis setelah menikah? Dan, bagaimana caranya agar pasangan tetap percaya pada komitmen Anda? Yuk, cari tahu semua jawabannya dalam ulasan berikut.

Dilema punya teman dekat lawan jenis setelah menikah

wanita cerdas

Katanya, tidak ada pertemanan murni antara pria dan wanita. Pasalnya, pertemanan lintas gender mungkin bisa menciptakan hubungan yang lebih dari sekadar “teman’.  Apalagi jika Anda sudah sangat terbiasa berada dekat dengan teman lawan jenis dalam jangka waktu lama dan berulang.

Hal senada pun dikatakan oleh Windfried Sedhoff, seorang pakar kesehatan mental asal Brisbane. Windfried mengatakan bahwa jika sahabat Anda (yang lawan jenis) sudah dapat memenuhi segala harapan dan hasrat yang Anda miliki soal hubungan romantis, ini dapat mencegah terjadinya hubungan pertemanan yang murni dan bermakna antara. Nah, ketika inilah memiliki teman dekat lawan jenis bisa saja menjadi rumit, bahkan berbahaya.

Secara psikologis, otak akan menghasilkan hormon oksitosin ketika Anda berada dekat dengan orang yang membuat Anda merasa nyaman dan terhubung satu sama lain dalam jangka waktu yang lama. Keakraban yang terjalin juga bisa memperdalam keitiman, sehingga bisa meningkatkan perasaan romantis.

Meski begitu, sebuah hubungan pertemanan murni tanpa nafsu seksual bisa saja terjadi antara pria dan wanita. Namun memang, hal ini tergantung pada bagaimana seseorang menyikapinya karena persahabatan itu sendiri merupakan hal yang subjektif.

Agar pertemanan Anda tak terlampau jauh, perhatikan intensitas Anda berhubungan dengan para teman lawan jenis. Jangan sampai, niat untuk menjalin silahturahmi dengan teman dekat lawan jenis justru merusak hubungan Anda dengan pasangan. Ingatlah satu hal, bahwa Anda harus menjadikan pasangan sebagai perioritas utama.

Aturan menjalin hubungan dengan teman dekat setelah menikah

Menikah bukan berarti memutus tali silahturahmi dengan teman terdekat Anda, termasuk teman lawan jenis. Nah, agar komitmen Anda dan pasangan tetap terjaga, berikut beberapa aturan berteman dekat dengan lawan jenis setelah menikah:

1. Bersikap transparan pada pasangan

salah paham dengan pasangan

Sebelum menikah, ada baiknya Anda mengajak pasangan berbicara empat mata mengenai lingkaran pertemanan yang Anda miliki, termasuk teman dekat lawan jenis. Ceritakan tentang semua pengalaman pertemanan Anda, dan mintalah  pasangan Anda untuk menceritakan pengalaman pertemanannya juga.

Diskusikan apa yang sekiranya membuat Anda dan pasangan sama-sama tidak nyaman. Misalnya, Anda sudah tahu siapa saja teman dekat lawan jenis pasangan Anda, lalu buatlah kesepakatan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan pasangan ketika menjalain silahturami dengan teman-temannya.

Kadang-kadang, sulit memang membedakan antara rasa cemburu dan posesif. Meski begitu, pastikan Anda dan pasangan sama-sama bertanggung jawab untuk menjaga kepercayaan dan komitemen satu sama lain.

Ingat, fondasi pernikahan seringnya goyah ketika salah satu pasangan sudah kehilangan kepercayaan atau justru melangggar kesetiaannya sendiri. Jadi, berhati-hatilah dalam menjaga komitemen untuk diri sendiri, pasangan, dan pernikahan Anda.

2. Tentukan batasan dalam berteman

fantasi threesome; seks threesome

Tetapkan batasan untuk berkomunikasi dan bermain dengan teman dekat lawan jenis Anda. Batasan-batasan ini harus diterapkan tidak hanya ketika di dunia nyata saja, tapi juga di medis sosial.

Misalnya, hindari memberikan komentar yang berlebihan ketika teman dekat lewan jenis Anda mengunggah foto di akun media sosialnya. Selain itu, hindari sering-sering mengirim pesan personal kalau sekiranya itu bukanlah hal yang penting.

Jika teman dekat lawan jenis Anda mengajak untuk bertemu, mintalah izin terlebih dahulu ke pasangan Anda. Bila perlu, ajaklah pasangan dan teman-teman Anda yang lain.

Tak hanya memperluas jaringan pertemanan, mengenalkan teman-teman dekat juga bisa membuat Anda dan pasangan saling percaya satu sama lain.

3. Hindari curhat masalah “dapur’ rumah tangga

pasangan suka bohong

Ada kalanya, Anda membutuhkan teman untuk curhat tentang kemelut rumah tangga yang tengah dihadapi. Termasuk, perihal perlakuan buruk pasangan terhadap Anda.

Sayangnya, curhat masalah “dapur’ rumah tangga ke teman dekat lawan jenis bukanlah hal yang tepat. Selain tidak etis mengumbar aib pasangan, hal ini justru semakin memperburuk keadaan.

Jika memang Anda dan pasangan memiliki masalah, maka cobalah untuk membicarakannya baik-baik untuk mencari jalan keluar. Apabila hal tersebut tidak juga membuahkan hasil, Anda bisa meminta bantuan kepada orangtua atau bahkan konselor pernikahan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

The Risk of Opposite-Sex Friendships in Marriage – http://cmr.biola.edu/blog/2017/dec/12/risk-opposite-sex-friendships-marriage/ diakses pada 15 April 2019

Are Opposite-Sex Friends Okay? – https://firstthings.org/are-opposite-sex-friends-okay/# diakses pada 15 April 2019

1-on-1 Opposite Sex Friends: A Blind Spot Threat to Marriage – https://www.psychologytoday.com/us/blog/clear-communication/201708/1-1-opposite-sex-friends-blind-spot-threat-marriage diakses pada 15 April 2019

 

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Risky Candra Swari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Dirk


Artikel Terkait

8 Ide Kado Valentine untuk Rayakan Hari Kasih Sayang

Friendzone: Bisa Nggak Sih, Laki-laki dan Perempuan Jadi Sebatas Teman?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan