Penyebab social loafing
Seorang social loafer tidak mau berusaha maksimal saat mengerjakan tugas kelompok. Dirinya beranggapan bahwa tugas tersebut akan diselesaikan oleh teman dalam timnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Steven J. Karau dan Kipling D. Williams (1993) telah mengaitkan kemalasan sosial dengan tujuan yang hendak dicapai ketika bekerja dalam kelompok.
Seseorang mungkin punya ekspektasi lebih rendah saat bekerja dalam kelompok. Mereka juga tidak menghargai hasilnya seperti ketika melakukan tugas secara individu.
Kurangnya motivasi untuk mencapai tujuan ini kerap membuat social loafer tidak memberikan kontribusi sebanyak yang sebenarnya mampu mereka berikan.
Dalam studi berjudul Social Loafing: A Review of the Literature (2014), terdapat empat faktor yang mampu menyebabkan fenomena kemalasan sosial. Berikut uraiannya.
1. Ketiadaan motivasi diri
Ketiadaan motivasi diri dalam mengerjakan tugas berpengaruh besar pada timbulnya social loafing.
Seseorang yang kurang termotivasi dengan tugas yang jadi tanggung jawabnya cenderung mengalami kemalasan sosial saat harus bekerja dalam suatu kelompok.
2. Ukuran kelompok terlalu besar

Makin besar kelompok, akan makin sulit bagi seseorang untuk merasa bahwa kontribusi yang dilakukannya penting dalam suatu pekerjaan.
Hal ini bisa membuat orang tersebut merasa bahwa kontribusinya tidak akan berpengaruh dalam hasil akhir. Pada akhirnya, ini akan menurunkan motivasi mereka.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar