Long distance relationship atau LDR merupakan momok yang sering kali membuat pasangan memilih untuk mengakhiri hubungan. LDR dianggap sebagai hubungan berisiko karena pasangan harus siap secara mental terpisahkan oleh jarak dan waktu. Apa saja risiko LDR? Masalah dalam hubungan LDR apa yang sering muncul?
Apa saja risiko LDR?
Jarak jauh yang dihadapi pasangan membuat hubungan LDR berisiko. Ketika dekat, Anda dan pasangan tentu akan lebih mudah untuk bertemu jika merasa kangen, ingin berbagi cerita, atau menyelesaikan konflik dalam hubungan.
Saat menjalani hubungan jarak jauh, semua kemudahan itu hilang karena Anda dan pasangan hanya dapat berkomunikasi melalui layar gawai.
Akhirnya, kecurigaan dan kesalahpahaman pun sering terjadi sehingga membuat hubungan berpotensi merenggang.
Sebelum terjun ke dalam hubungan LDR, berikut beberapa potensi “bahaya” yang perlu diketahui bersama pasangan.
1. Kecemburuan
Tidak bisa dipungkiri, rasa cemburu sering kali muncul ketika Anda jauh dari pasangan. Terlebih, ketika pasangan lebih banyak menghabiskan waktu dengan lawan jenis, kecemburuan menjadi perasaan yang sulit untuk dibendung.
Pada kurun waktu yang cukup lama, kecemburuan dapat menanamkan rasa insecure dalam diri. Akibatnya, hubungan berpotensi renggang karena kondisi tersebut.
Rasa cemburu sebenarnya merupakan hal yang wajar dalam hubungan. Ketika merasa cemburu, Anda dapat menyampaikannya secara terbuka dengan pasangan. Dengan begitu, Anda dan pasangan bisa jadi lebih mengerti satu sama lain.
2. Insecure
Berdasarkan APA Dictionary of Psychology, insecure merupakan perasaan kurang percaya diri dan tidak mampu.
Perasaan ini sendiri muncul akibat kecemasan karena jauh dengan pasangan. Beberapa orang mungkin merasa bahwa pasangan akan menemukan orang yang lebih baik di tempatnya bekerja.
Untuk mengatasi rasa insecure, Anda bisa mencoba untuk membuat rencana jangka panjang dengan pasangan, misalnya menikah. Dengan rencana jangka panjang, pasangan tentu akan merasa aman dan mendapat kepastian.
3. Perubahan dalam hubungan
Perubahan pada pasangan merupakan salah satu masalah dalam hubungan LDR yang kerap muncul. Sebagai contoh, dari yang semula sering memberi kabar, tiba-tiba ia bisa menjadi cuek karena sibuk saat bekerja.
Perubahan tersebut kemudian membuat Anda merasa bahwa pasangan sudah menjadi orang yang berbeda.
Ketika berada di tempat baru, perubahan sebenarnya merupakan hal yang wajar. Di tempat yang baru, pasangan Anda tentu saja akan melakukan penyesuaian agar bisa beradaptasi dengan baik.
Pemahaman antara satu sama lain tentu diperlukan agar kondisi tersebut tidak memicu konflik.
4. Hilangnya keintiman secara fisik
Keintiman secara fisik tentu saja akan hilang ketika Anda dan pasangan menjalani hubungan jarak jauh. Inilah salah satu risiko bagi pasangan yang menjalani LDR.
Saat sedang menghadapi masalah, Anda mungkin terbiasa menerima pelukan dari pasangan agar merasa lebih tenang. Saat LDR, pelukan hangat yang biasa diterima setiap hari sudah tidak bisa dirasakan lagi.
Bagi beberapa pasangan, hilangnya keintiman secara fisik dapat menggerus rasa cinta mereka. Akibatnya, perselingkuhan menjadi tidak terhindarkan, dengan tujuan mendapatkan keintiman fisik yang biasa didapat.
Untuk membuat pasangan tetap merasa dekat, Anda bisa menyempatkan waktu untuk sekedar melakukan video call beberapa kali seminggu. Bahkan, video call sex juga dapat dilakukan agar bumbu-bumbu di dalam hubungan tetap terjaga.
5. Masalah dalam komunikasi
Risiko LDR yang juga sering terjadi adalah masalah dalam komunikasi. Beberapa orang mungkin takut mengomunikasikan hal-hal tertentu karena takut menimbulkan kesalahpahaman.
Berbeda saat bertemu langsung, ketika diskusi mengakibatkan perseteruan, situasi tersebut tentu akan lebih mudah diatasi.
Komunikasi dengan pasangan mempunyai peranan penting dalam hubungan jarak jauh. Maka dari itu, jangan sungkan untuk mengekspresikan apa yang ingin Anda sampaikan ke pasangan.
Cara komunikasi baru seperti berkirim surat mungkin bisa dicoba agar hubungan tidak terasa monoton.
Tanda LDR di ujung tanduk
Ketika pasangan tidak siap menghadapi risiko LDR, hubungan yang dijalani tentu akan menjadi renggang. Bahkan, tidak jarang juga kondisi tersebut menyebabkan perpisahan.
Berikut beberapa tanda hubungan LDR sedang berada di ujung tanduk.
1. Komunikasi terhenti
Menurut penelitian berjudul Protective factors of marital stability in long-term marriage globally: a systematic review (2019), disebutkan bahwa komunikasi merupakan salah satu kunci hubungan yang bahagia.
Ketika komunikasi terhenti, hal tersebut bisa menjadi tanda LDR di ujung tanduk. Jika kondisi tersebut terjadi kepada Anda dan pasangan, hal tersebut tentu perlu diwaspadai.
2. Tidak punya rencana jangka panjang
Tidak adanya rencana jangka panjang antara Anda dan pasangan dapat menjadi pertanda hubungan LDR akan berakhir sia-sia.
Studi lainnya oleh Maguire pada 2007 menunjukkan bahwa pasangan yang tidak memiliki rencana untuk hidup bersama setelah LDR merasakan kurangnya kepuasan dalam hubungan.
3. Tidak adanya rasa percaya
Kepercayaan merupakan salah satu kunci utama agar hubungan jarak jauh berjalan dengan lancar. Hal tersebut sejalan dengan studi rilisan Northwestern University, yang menyebut bahwa rasa percaya merupakan fondasi hubungan yang sehat.
Saat rasa percaya ke pasangan hilang, hal tersebut menjadi pertanda hubungan LDR di ujung tanduk.
Risiko LDR memang harus dipahami setiap pasangan ketika menjalani hubungan jarak jauh. Ketika pasangan LDR tidak siap dengan risiko yang ada, hubungan tersebut berpotensi berakhir.
Maka dari itu, penting bagi pasangan mengetahui bagaimana tips menjaga hubungan LDR awet.