Menjauh secara fisik pastinya membuat Anda gelisah tak menentu. Sebenarnya, menyelesaikan perselisihan dengan pasangan tidak harus dengan menciptakan jarak, lho. Justru Anda dan pasangan harus saling mendekat untuk mencegah timbulkan pikiran negatif dan memancing keterbukaan pada Anda maupun pasangan. Lantas, bagaimana caranya kembali mesra dengan pasangan setelah bertengkar?
Cara kembali mesra dengan pasangan saat dilanda amarah setelah bertengkar
Setiap hubungan pasti ada pasang surutnya. Pasalnya, hubungan tidak hanya tentang manis-manisnya saja, tetapi ada pula saat-saat banyak gesekan yang membuat hubungan Anda menjadi renggang. Misalnya, adanya salah paham atau curiga berkepanjangan yang kemudian memicu pertengkaran. Akibatnya, Anda dan pasangan memilih untuk saling menghindar.
1. Buat komitmen untuk menyelesaikan masalah bersama
Saat sedang di puncak emosi, entah Anda atau pasangan Anda mungkin sering merasa pesimis apakah masalah ini bisa diselesaikan atau tidak. Nah, buatlah komitmen dengan pasangan Anda untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
Buatlah kesepakatan untuk tetap bertahan hingga masalah dapat diselesaikan sampai tuntas. Setelah menyepakati suatu keputusan, pastikan bahwa Anda dan pasangan puas dengan keputusan yang dibuat agar tidak menyesal di kemudian hari.
2. Eratkan hubungan secara fisik
Salah satu cara meredamkan masalah adalah dengan melakukan kontak fisik, misalnya dengan berpelukan atau melakukan hubungan seks. Bagi kebanyakan pria, hubungan seks dapat meringankan rasa dendam yang dirasakan sebab ini bisa membentuk koneksi yang erat antara pria dengan pasangan wanitanya. Sementara bagi wanita, cukup dengan mendapatkan pelukan saja dapat membantu menenangkan hati yang kacau.
Meskipun Anda berdua mungkin tidak berada dalam posisi emosional yang sama, namun setidaknya hubungan fisik ini bisa membantu. Beberapa konselor perkawinan bahkan menyarankan untuk berhubungan seks setidaknya sekali dalam sehari pada pasangan yang sedang dilanda permasalahan.
3. Bicara dari hati ke hati
Saat emosi sedang meluap-luap, Anda mungkin gerah untuk mendengarkan ocehan pasangan Anda. Pasalnya, Anda hanya terfokus pada emosi yang Anda rasakan sehingga menjadi ‘ogah’ mendengarkan apa yang pasangan Anda rasakan.
Nah, cobalah untuk mendengarkan pasangan dan bicara dari hati ke hati. Sebab, hal ini bisa menjadi cara bagi Anda dan pasangan untuk saling membuka diri dan memahami perasaan satu sama lain. Sehingga masalah pun dapat lebih cepat terselesaikan.
Namun, bila dirasa belum mampu untuk berbicara dari hati ke hati, hindari untuk saling menekan satu sama lain untuk mulai berbicara. Biarkan keterbukaan muncul dengan sendirinya agar tidak semakin menyulut masalah baru. Cara ini bisa membuat Anda dan pasangan akan lebih memahami satu sama lain sehingga meningkatkan keintiman.
4. Pahami sifat dan karakter satu sama lain
Dalam keadaan emosi Anda akan selalu memandang pasangan Anda sebagai orang yang jahat dan bertentangan dengan apa yang Anda mau. Nah, disinilah Anda dan pasangan perlu saling memahami perbedaan cara dan sifat masing-masing, apakah Anda atau pasangan Anda termasuk tipe orang yang menyelesaikan masalah dengan langsung berbicara? Atau lebih menahan diri terlebih dahulu karena memikirkan berbagai banyak pertimbangan?
Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa pengertian dan empati. Sebab, menempatkan empati dalam suatu hubungan bisa menjadi penawar kemarahan dan menurunkan kecemasan secara alami. Sehingga Anda dan pasangan bisa lebih tenang untuk menyelesaikan masalah.
5. Jangan ambil kesimpulan sendiri
Kebiasaan mengambil kesimpulan sendiri kadang memicu timbulnya salah persepsi sehingga memperparah keadaan. Padahal, belum tentu apa yang Anda pikirkan akan sama dengan apa yang pasangan Anda rasakan. Sebab, bisa saja itu hanyalah ego semata.
Bila Anda ingin mengembalikan hubungan yang harmonis dan bahagia, tanamkan asumsi bahwa hal ini terjadi karena pasangan Anda selalu menginginkan yang terbaik untuk hubungan Anda berdua.
Anda mungkin tidak setuju dengan kata ‘terbaik’ untuk saat ini, namun berpikir positif dapat melunakkan hati masing-masing. Selanjutnya, Anda dan pasangan bisa duduk berdua untuk mencari solusi bersama tanpa harus menyalahkan keadaan.
6. Mengertilah bahwa hidup berdua bukan berarti harus selalu sama
Meskipun Anda dan pasangan saling mencintai, ingatlah bahwa Anda dan pasangan memiliki latar belakang dan perjalanan hidup yang berbeda. Sebanyak apapun persamaan yang Anda berdua miliki, namun sisi keinginan dan kebutuhan seringkali tidak sama.
Sama halnya pada saat bertengkar, Anda dan pasangan mungkin memiliki keinginan yang berbeda. Inilah sebabnya Anda dan pasangan wajib saling berkompromi untuk memperbaiki masalah. Hal ini dapat memancing Anda dan pasangan untuk saling mendekatkan diri dan mencoba memperbaiki masalah secara perlahan.
7. Saling menghargai satu sama lain
Bagaimana cara menghargai satu sama lain, padahal bertatap muka pun tidak sanggup apalagi ingin mesra setelah bertengkar? Nah, Anda bisa melakukannya dengan mengingat kembali pengorbanan apa saja yang sudah Anda dan pasangan lakukan hingga bisa sejauh ini.
Pasalnya, dengan saling menghargai satu sama lain dapat menciptakan ruang untuk kembali bekerja sama memperbaiki hubungan. Anda akan berpikir untuk tidak akan membiarkan masalah ini menang daripada pengorbanan Anda terdahulu.
8. Beri jeda untuk hubungan Anda
Tidak semua permasalahan bisa diselesaikan dalam satu kali percakapan, atau satu hari, satu minggu, atau lebih. Sesekali, Anda perlu melihat ke belakang dan mengevaluasi apa yang sudah Anda dan pasangan lewati sejauh ini.
Nah, berikan jeda sementara waktu untuk saling memberikan ruang bebas. Renungkan kembali perasaan Anda, pertimbangkan apa yang Anda dengar dari pasangan Anda, dan pikirkan solusi yang tepat sebelum melanjutkan diskusi.
Ingat lagi bahwa Anda pernah melewati sejumlah badai sampai sejauh ini dan ini sudah cukup membuktikan bahwa Anda sudah melewatinya dengan baik. Nah, untuk permasalahan ini, tentu Anda juga bisa menyelesaikannya dengan baik, bukan?