Break pacaran kadang dibutuhkan buat kedua belah pihak saling instrospeksi diri. Apalagi ketika hubungan yang dijalin makin lama terasa menjenuhkan atau malah alot karena selalu terlibat cekcok yang itu-itu saja.
Jeda jarak dan waktu inilah yang nantinya bisa membantu menyadarkan bahwa Anda berdua ternyata memang masih sama-sama saling membutuhkan dan mencintai. Namun, berapa lama idealnya harus break agar tidak kebablasan jadi benar-benar berpisah jalan?
Kenapa harus break pacaran?
Break pacaran bukan berarti putus. Kadang, keputusan “berpisah sementara’ ini harus dibuat oleh kedua belah pihak ketika hubungan mereka sedang bermasalah tapi belum atau tidak ingin putus.
Masing-masing pihak bisa memanfaatkan momen break untuk menjernihkan pikiran yang mumet akibat segala perkara pacaran serta merenung untuk mencari jawaban atas permasalahan dan memikirkan masa depan dari hubungan itu sendiri.
Tak jarang juga break digunakan untuk menikmati waktu menjadi diri sendiri tanpa campur tangan kehadiran pasangan. Misalnya, menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga di rumah atau pergi liburan bersama sahabat terdekat yang mungkin sempat jarang berkontak karena Anda sibuk pacaran.
Ingat pepatah bijak yang berkata, “jauh di mata dekat di hati’, ‘kan? Nah, jeda jarak dan waktu ini pada akhirnya bisa mengukur seberapa besar rasa cinta dan rindu dalam diri Anda setelah tahu seperti apa rasanya hidup tanpa pasangan.
Sederhananya, break dapat menjadi cara yang baik untuk menyadari dan menghargai keberadaan pasangan dalam hidup Anda selama ini. Sebaliknya, jika nanti setelah break Anda berdua justru menganggap bahwa solusi terbaiknya adalah putus, mungkin itu adalah yang terbaik.
Berapa lama harus break?
Berapa lama jeda pacaran yang Anda berdua butuhkan tentu harus dibuat atas kesepakatan bersama, setelah berdiskusi baik-baik. Pastikan juga untuk menegaskan apa maksud sebenarnya dari break tersebut.
Meski demikian, Anda tidak disarankan untuk break pacaran terlalu lama. Sebab break yang terlalu lama bisa bikin Anda dan pasangan lama-lama terlena dan lupa diri atas tujuan awal kenapa memutuskan “pisah sementara’. Bahkan mungkin justru sama-sama mangkir dari satu sama lain sehingga akhirnya malah makin meregangkan hubungan.
Bila perlu, bikin peraturan dan persetujuan yang harus dipatuhi satu sama lain selama break. Contohnya, apakah boleh pergi dengan lawan jenis lain atau tidak? Apa boleh menghubungi satu sama lain? Membuat peraturan break pacaran yang jelas bisa menjadi “pegangan’ bagi satu sama lain agar tidak menyalahgunakan kesempatan yang ada.
Idealnya agar tidak keterusan tanpa solusi yang jelas, ambil waktu sekitar 2-3 minggu dulu untuk break. Setelah itu barulah putuskan untuk bertemu untuk membicarakan hubungan Anda berdua ke depannya. Apabila masih alot, mungkin bisa kembali dirundingkan apakah perlu melanjutkan break atau tidak.
Break bukan solusi satu-satunya
Break nantinya dapat menguatkan cinta Anda berdua setelah kembali bersatu. Namun, break bukanlah solusi satu-satunya yang bisa menguji kekuatan cinta Anda berdua. Duri dalam hubungan Anda bisa diselesaikan dengan komunikasi terbuka dan langsung ambil langkah nyata untuk memperbaikinya.
Penting juga diperhatikan bahwa Anda berdua jangan memutuskan untuk break pacaran karena terbakar emosi. Ambil keputusan break dengan kepala dan hati dingin agar bisa sama-sama menimbang manfaat dan konsekuensinya.