Putus cinta tak hanya membuat dunia terasa seperti runtuh. Hal ini ternyata juga bisa berefek negatif pada kondisi kesehatan baik fisik maupun kejiwaan. Terlebih jika Anda memiliki kesedihan yang terlampau dalam pasca putus cinta. Lantas, masalah kesehatan apa saja yang bisa muncul setelah putus cinta?
Akibat putus cinta terhadap kesehatan
Rasa sakit yang ditimbulkan dari patah hati sebenarnya bisa memiliki dampak yang berbeda-beda bagi setiap orang. Berikut berbagai efek putus cinta terhadap kesehatan Anda:
1. Stres akibat putus cinta
Berpisah dengan orang yang Anda sayangi sangat mungkin membuat stres. Jika dibiarkan, stres akan berdampak buruk terhadap kesehatan fisik Anda.
Stres dapat menaikkan kadar hormon kortisol di dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, hormon kortisol yang meningkat ini akan memengaruhi hampir semua organ tubuh Anda, termasuk tekanan darah dan jantung.
Ketika seseorang merasa stres, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya dan tekanan darah pun akan meningkat. Membiarkan kondisi ini terlalu lama tentu memberi beban yang jauh lebih berat pada jantung.
Selain itu, stres akibat putus cinta juga bisa membuat Anda lebih mudah panik dan ketakutan ketika menghadapi sesuatu.
2. Nyeri dada
Penelitian dari National Academy of Sciences of The United States of America menemukan fakta menarik seputar aktivitas otak orang yang baru putus cinta.
Ternyata, otak orang yang baru putus cinta punya aktivitas yang sama dengan orang yang sedang merasakan sakit secara fisik. Khususnya, saat orang tersebut melihat foto pasangan yang meninggalkannya.
Kondisi ini kemungkinan bisa muncul saat sistem saraf simpatis dan parasimpatis aktif secara bersamaan.
Saraf parasimpatis merupakan sistem saraf yang berfungsi untuk mengatur sistem pencernaan dan produksi air liur. Jika saraf ini menyala, detak jantung dan sistem pernapasan Anda akan melambat.
Di sisi lain, aktifnya sistem saraf simpatis akan mengencangkan otot dan membuat detak jantung Anda semakin kencang.
Jika kedua sistem saraf tersebut bekerja, hal ini tentu dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, salah satunya nyeri dada.
3. Kenaikan berat badan
Bagi sebagian orang, putus cinta bisa membuat angka timbangan meningkat. Menurut sebuah studi dari Yale University, stres kronis yang dilepaskan oleh hormon kortisol ternyata memang bisa menimbun lemak di perut Anda.
Namun, penelitian menyebutkan bahwa kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria. Selain itu, stres juga kerap memicu seseorang untuk makan lebih banyak dari biasanya tanpa terkendali.
Akibatnya, asupan makanan dengan lemak yang tinggi, gula, dan garam pun menjadi tidak terkontrol. Alih-alih mengisi kekosongan Anda, makanan tersebut justru semakin membuat Anda stres dan ingin menambah porsi.
Walaupun demikian, kondisi ini mungkin berlaku pada sebagian orang saja. Sebagian lainnya justru merasa tidak nafsu makan sehingga berat badan mereka semakin merosot.
4. Kualitas tidur terganggu akibat putus cinta
Selain mengalami kenaikan berat badan, akibat dari putus cinta lainnya adalah terganggunya kualitas tidur seseorang.
Misalnya, sebelum tidur Anda terbiasa untuk menceritakan apa yang terjadi hari itu kepada mantan pasangan. Akan tetapi, hal ini tak lagi mungkin dilakukan saat hubungan sudah berakhir.
Akibatnya, Anda merasa ada yang hilang dari rutinitas tidur harian. Hal ini bisa membuat Anda akan kembali teringat mantan yang bisa berujung pada nostalgia dan meningkatkan hormon kortisol.
Peningkatan hormon kortisol ini bisa membuat tidur Anda menjadi tidak nyenyak. Akibatnya, kualitas tidur Anda pun terganggu.
Bisa jadi Anda baru bisa tidur lewat tengah malam atau mungkin terbangun di tengah malam tanpa sebab yang jelas.
Bersedih setelah putus cinta memang boleh-boleh saja. Namun, jangan biarkan kesedihan ini berlarut-larut terlalu lama.
Ceritakan keluh kesah Anda pada keluarga atau sahabat terdekat. Hal ini bertujuan agar perasaan Anda jauh lebih lega sehingga masalah kesehatan akibat putus cinta tidak sampai muncul.
Sumber Foto: Wall BG