backup og meta

Bagaimana Membantu Teman yang Mengidap Bipolar Disorder

Bagaimana Membantu Teman yang Mengidap Bipolar Disorder

Gangguan bipolar alias bipolar disorder adalah salah satu penyakit kejiwaan di mana penderita akan mengalami fase mania dan fase depresi tanpa sebab dalam kurun waktu tertentu. Dikutip dari Antarajatim.com, data gangguan mental emosional Indonesia adalah 11,6 persen. Dari jumlah itu, hanya 17 persen penderita bipolar disorder di Indonesia yang berobat. Bahkan sebanyak 17-20 persen penderita penderita bipolar disorder melakukan bunuh diri.

Pengobatan apa yang dijalani oleh penderita bipolar disorder?

Penderita bipolar disorder haruslah meminum obat secara teratur dan rutin. Menurut psikiater RSUD dr. Soetomo Surabaya, dr. Margarita Maria Maramis Sp.KJ(K) dikutip oleh Antarajatim.com, “Masalah tingkat ketidakpatuhan terapi penderita bipolar disorder cukup tinggi yakni 51-64 persen. Padahal tingkat kepatuhan pada terapi gangguan bipolar itulah kunci keberhasilan pengobatan pada seorang dengan gangguan bipolar.

Jadi, peran teman, keluarga, dan lingkungan sekitar sangat penting untuk mengingatkan penderita bipolar disorder mematuhi anjuran psikiatri untuk meminum obat. Jenis obat bagi penderita bipolar disorder umumnya yang diberikan oleh psikiatri adalah penstabil mood (mood stabilizer), antidepresan, dan pemberian antipsikotik.

Tindakan apa yang bisa meringankan penderita bipolar disorder saat depresi kambuh?

Pada saat seseorang mengalami depresi, perilaku/sikap/keadaan yang dijumpai pada dirinya merupakan salah satu gejala. Pasien merasakan penderitaan yang bertahap. Dorongan untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan tidak ada lagi. Nafsu makannya hilang gairah hidupnya menjadi redup. Hal yang dapat dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya adalah memahami bahwa itu adalah gejala penyakitnya atau gangguannya.

Namun terkadang dorongan dan dukungan semangat bagi penderita justru menambah penderitaannya karena merasa semakin tidak mampu. Adalah penting untuk memahami bahwa mudahnya marah bahkan untuk hal yang sepele bukanlah kemarahan yang disebabkan oleh rasa kecewa atau jengkel terhadap sesuatu, tetapi perasaan terusik yang tidak jelas penyebabnya.

Tindakan apa yang bisa meringankan penderita bipolar disorder saat mania kambuh?

Pada saat seseorang dengan gangguan manik, gejala yang timbul dapat menimbulkan perasaan kesal dan jengkel bagi orang di sekitarnya. Bahasa yang meninggikan diri lebih dari kenyataan, rasa yang seperti tidak capek, meladeni pertengkaran yang seperti tidak ada ujungnya mengakibatkan kemarahan anggota keluarga lainnya. Tetapi seperti halnya depresi, ini adalah gejala yang terjadi bukan karena kemauan si penderita sehingga perlu dipahami bahwa orang dengan bipolar sendiri menderita olehnya.

Gejala yang mungkin juga dijumpai yaitu adanya halusinasi pendengaran berupa mendengar suara yang mengejek dirinya atau menyuruh untuk melakukan sesuatu atau mengomentari perbuatannya, tidak perlu dikoreksi karena memang ini adalah gangguan persepsi yang dialaminya seorang, dan tidak mungkin kita turut juga mendengar. Sikap yang sebaiknya dilakukan adalah memahami bahwa suara itu membuat rasa tidak enak bagi dirinya, rasa terusik dan bukanlah suara yang sebenarnya.

Bagaimana cara keluarga dan teman mendukung penderita bipolar disorder?

Keluarga adalah tempat yang baik bagi penderita bipolar disorder untuk menjalani pemulihan. Orang yang berperan membantu proses pemulihan disebut caregiver. Caregiver dapat diartikan secara sederhana adalah pengasuh atau seseorang yang bekerja sebagai pengasuh atau perawat. Namun, pengasuhan yang diberikan kepada penderita bipolar disorder memerlukan perasaan kasih sayang yang penuh dengan empati. Jadi, caregiver bisa berasal dari anggota keluarga penderita ataupun orang lain. Gejala yang terdapat pada sekitar penderita bipolar disorder sering dimaknai sebagai perilaku, maka orang yang berada di sekitarnya sering merasa jenuh, muak, marah, dan benci, tetapi harus berusaha untuk memahami bahwa pasien dengan perilakunya merupakan pasien yang memerlukan bantuan dan pertolongan. Oleh karena itu, caregiver dapat memberikan dukungan saat dibutuhkan atau pada saat tertentu dapat memberikan rasa aman dengan perlakuannya.

Tujuan dari pengobatan pada penderita bipolar adalah mengembalikan keadaan pasien seperti keadaan sebelum sakit atau sekurang-kurangnya mendekati keadaan tersebut. Upaya untuk mencapai keadaan tersebut memerlukan waktu dan serangkaian upaya mulai dari mulai memilih dan menyesuaikan dosis, mengamati efek samping, dan mengontrol kombinasi beberapa jenis obat serta mempertahankan keadaan optimal yang bisa dicapai. Dosis dan penggunaan beberapa jenis dikurangi secara bertahap sampai terjadi di mana dosis yang telah diturunkan tadi (dosis terendah) membuatnya stabil.

Yang menjadi modal utama dalam merawat orang dengan gangguan kejiwaan adalah pemahaman. Sakit pada fisik dapat jelas terlihat ketidakmampuan atau keterbatasannya untuk melakukan sesuatu, tetapi gangguan jiwa masih banyak yang sulit memahami karena secara fisik mereka terlihat baik, energik, seperti yang ditampilkan oleh orang dengan mania. Masalah yang dirasakan seperti perasaan yang membumbung tidak perlu dikoreksi bahkan hingga bertengkar dengan penderita. Perasaan sensitif juga tidak perlu ditanggapi. Secara keseluruhan tidak perlu adanya konfrontasi karena hal itu merupakan gejala, tetapi jika terjadi hal-hal yang mengundang bahaya sebaiknya perlu dilakukan tindakan pengamanan.

BACA JUGA:

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Laurentius M Panggabean, D. R. (2015). Apakah aku bipolar? 100 Tanya Jawab dengan Psikater + Bedah Kasus. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Purse, M. (2015, Februari 27). About Bipolar Disorder – What Is It? Retrieved from Verywell.com: https://www.verywell.com/what-is-bipolar-disorder-378707

Yakub, E. M. (2013, April 17). 15-20 Persen Penderita Gangguan Bipolar Bunuh Diri. Retrieved from Antara Jatim: http://www.antarajatim.com/lihat/berita/108469/15-20-persen-penderita-gangguan-bipolar-bunuh-diri

Versi Terbaru

26/06/2021

Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: dr. Carla Pramudita Susanto


Artikel Terkait

Digital Fatigue, Kelelahan karena Penggunaan Media Digital

ADHD


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 26/06/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan