backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Unik! Ada Orang yang Fobia Ciuman. Apa Sebabnya, Ya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 11/01/2021

    Unik! Ada Orang yang Fobia Ciuman. Apa Sebabnya, Ya?

    Ciuman kerap kali dianggap sebagai tanda cinta pada pasangan yang katanya bisa mempererat keharmonisan suatu hubungan. Bahkan konon katanya, ada banyak manfaat yang bisa didapat dari berciuman. Meski begitu, ternyata ada beberapa orang yang punya fobia ciuman, lho. Kondisi ini dikenal sebagai philemaphobia. Kok bisa, ya? Memang, apa alasannya?

    Kenapa ada orang yang fobia ciuman?

    Perasaan takut serta cemas karena belum terbiasa melakukan ciuman adalah hal yang wajar. Anda mungkin takut salah langkah dan akhirnya membuat pasangan ilfee.

    Namun, hal ini sangat normal dan hampir dirasakan orang yang baru pertama kali ciuman. Biasanya, rasa takut ini akan hilang ketika Anda sudah semakin jago.

    Uniknya, ada orang yang benar-benar takut berciuman, lho. Berbeda dengan orang yang menganggap kalau ciuman adalah pengalaman yang menyenangkan, orang yang fobia ciuman justru akan berpendapat sebaliknya, yakni ada perasaan ketakutan ekstrim yang cenderung tidak masuk akal.

    Alasan paling mendasar dari fobia ciuman adalah takut akan perpindahan kuman dari mulut ke mulut. Seseorang dengan philemaphobia akan berpikir bahwa ada berjuta-juta bakteri yang mungkin berpindah selama berciuman sehingga berisiko menimbulkan penyakit nantinya.

    Tidak hanya itu, kadang perasaan jijik menyelimuti diri orang yang fobia ciuman karena membayangkan akan bersentuhan langsung dengan air liur pasangan. Faktor takut terhadap bau mulut, entah diri sendiri atau pasangan, menjadi penyebab lain yang bisa membuat seseorang mengalami fobia ciuman.

    Meski terbilang jarang, seseorang dengan philemaphobia juga mengeluhkan rasa takut akan sentuhan dalam bentuk yang intim. Untuk kasus yang lebih parah, fobia ciuman bisa berasal dari pengalaman buruk di masa lalu. Atau bahkan pernah menjadi korban pemerkosaan, kekerasan seksual, maupun pelecehan seksual sebelumnya.

    Sumber: EQW News

    Apa gejala yang biasanya ditunjukkan?

    Gejala setiap penderita philemaphobia tidak selalu sama, melainkan bisa bervariasi berdasarkan tingkat ketakutan yang dialaminya. Beberapa ciri-ciri yang biasanya terjadi, seperti:

    • Detak jantung tidak teratur
    • Napas sangat cepat (hiperventilasi)
    • Keinginan kuat untuk melarikan diri atau bersembunyi saat merasa tanda akan berciuman mulai muncul
    • Keluar keringat berlebihan, seperti usai melakukan aktivitas berat
    • Mendadak mual

    Semua tanda dan gejala ini bisa memengaruhi philemaphobia secara langsung. Pasalnya, tidak hanya membuat penderitanya menolak untuk berciuman, tapi juga menyulitkan untuk menemukan pasangan yang tepat dan menjalin hubungan jangka panjang.

    Sebenarnya, sebagian besar orang dengan philemaphobia menyadari bahwa ketakutan mengenai ciuman ini cenderung aneh dan tidak masuk akal. Namun, mereka mungkin tetap merasa kesulitan untuk mengendalikan perasaannya. Alhasil, tidak jarang seseorang yang mengalami fobia ciuman justru merasa depresi dengan “kekurangan’ yang dimilikinya.

    Apakah fobia ciuman bisa disembuhkan?

    Anda yang memiliki philemaphobia boleh bernapas lega sekarang karena pada dasarnya fobia yang satu ini dapat disembuhkan. Dengan catatan, Anda harus mengetahui terlebih dahulu apa penyebab utama ketakutan berlebihan ini.

    Jika fobia ini berasal dari pengalaman terdahulu, biasanya memang diperlukan banyak keberanian dan latihan sampai ketakutan Anda benar-benar hilang. Namun dalam kasus yang lebih parah, bahkan hingga tergolong ke dalam peristiwa traumatis, Anda mungkin perlu melakukan konseling rutin dengan terapis.

    Nantinya, terapis yang akan menentukan pengobatan seperti apa yang sesuai dengan tingkat keparahan fobia Anda. Di sisi lain, Anda bisa membantu meredakan philemaphobia ini dengan rajin melakukan meditasi, yoga, hingga tai chi. Kegiatan ini dinilai mampu menumbuhkan rasa percaya diri seseorang sekaligus mengurangi kecemasan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 11/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan