Cheek biting alias menggigit pipi bagian dalam merupakan salah satu kebiasaan yang mirip seperti orang yang sering menggigit kukunya. Kelihatannya ini adalah kebiasaan wajar yang tidak membahayakan. Namun, sebenarnya perilaku ini bisa sebuah wujud reaksi terhadap stres dan kecemasan. Kebiasaan ini juga memiliki dampak yang buruk bagi bagian pipi dalam yang tergigit. Yuk, cari tahu lebih jauh soal kebiasaan gigit pipi dalam di bawah ini.
Apakah menggigit pipi dalam merupakan sebuah penyakit?
Cheek biting atau menggigit pipi dalam adalah salah satu bentuk kebiasaan yang dilakukan secara tidak sadar dan berulang-ulang. Pada kebanyakan kasus, gigit pipi dalam adalah kebiasaan yang sudah dilakukan sejak anak-anak dan berlangsung sepanjang masa dewasa.
Pemicu umum orang melakukan kebiasaan menggigit pipi dalam adalah kondisi psikologis seperti stres, kecemasan, dan kebosanan.
Namun, jika seseorang sudah secara terus menerus menggigit pipi bagian dalam secara medis disebut dengan chronic cheek bite keratosis. Kondisi ini termasuk dalam jenis Body-Focused Repetitive Behavior, yakni kebiasaan mengulang suatu aktivitas yang melibatkan bagian tubuh secara berulang-ulang seperti menggigit kuku, menarik-narik rambut, atau mengedip-ngedipkan mata.
Kenapa ada orang yang suka gigit pipi dalam?
Penyebab paling umum dari kondisi cheek biting adalah dorongan kuat untuk menggigit sesuatu untuk meredakan stres dan kecemasan yang dialami. Orang yang memiliki kebiasaan menggigit pipi dalam mencari cara untuk meredam kecemasan, stres, dan kebosanan dengan menggigit-gigit pipi bagian dalamnya secara berulang-ulang, tanpa disadari.
Selain karena kebiasaan, menggigit pipi juga bisa terjadi karena ketidaksengajaan dan kondisi anatomi dalam rongga mulut. Berikut adalah dua penyebab utama kenapa seseorang hobi menggigit pipi dalam.
1. Ceroboh saat mengunyah atau berbicara
Terkadang saat mengunyah makanan, Anda terlalu buru-buru dan tidak sengaja menggigit pipi bagian dalam Anda. Sehingga, sangat perlu untuk mengunyah dengan fokus agar pipi tidak tergigit dan menimbulkan luka di dalam mulut.
Terkadang saat berbicara orang juga bisa secara tidak sengaja menggigit pipi bagian dalamnya.
2. Posisi gigi berantakan
Ketika posisi atau anatomi gigi tidak sesuai dengan tempat seharusnya, biasanya rahang atas dan bawah tidak akan mengatup dengan sempurna. Otak menyadari kondisi ini dan terkadang refleks menggerakan gigi-gigi tersebut. Untuk mengatasi kondisi gigi yang tidak bisa tertutup dengan rapat, maka bagian pipi dalam suka digerakkan sehingga lama-lama gesekan antara gigi dengan pipi bagian dalam ini bisa menimbulkan luka juga dalam bibir.
Jika ditambah dengan kondisi psikologis tertentu seperti cemas dan stres, kebiasaan menggigit pipi dalam akan bertambah parah. Pada beberapa orang, gigi yang tidak sejajar juga bisa mengakibatkan ketergantungan psikologis untuk menggigit pipi bagian dalamnya secara terus-terusan.
Apa dampaknya kalau sering gigit pipi dalam?
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa kebiasaan ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada lapisan mulut bagian dalam. Anda mungkin baru sadar ketika luka sudah muncul. Kebiasaan ini memang akan dilakukan tanpa sadar. Anda pun tidak menyadari kapan tepatnya Anda akan mulai menggigiti pipi.
Biasanya Anda memiliki satu titik favorit yang selalu digigit. Bahkan mungkin bagian ini sudah sering luka. Yang lebih parah lagi adalah ketika kulit pipi terkunyah lalu lapisan pipi jadi kasar dan tidak rata seperti lapisan mulut biasanya. Setelah lukanya sembuh, bukan tidak mungkin Anda akan memulai lagi kebiasaan menggigit pipi dalam Anda.
Bagaimana cara menghentikan kebiasaan ini?
- Mengunyah pelan-pelan. Beberapa orang tidak cukup konsentrasi saat mereka makan sehingga ini bisa menyebabkan cedera gigitan di dalam mulut.
- Konseling dan psikoterapi. Cara ini cukup membantu, untuk mengubah kebiasaan terkait masalah psikologis yang perlu dipandu dan dikoreksi. Psikoterapi mungkin dibutuhkan untuk membangan kesadaran bahwa kebiasaan ini tidak sehat dan membahayakan.
- Jika memang sedang mengalami kecemasan dan stres yang parah, biasanya oleh dokter beberapa obat diberikan seperti anticemas dan antidepresan.