Ketika Anda sedang berkaca dan melihat lebih dekat ke mata, Anda mungkin menyadari adanya bulatan hitam di tengah mata. Bulatan hitam itu yang disebut dengan pupil. Di samping punya fungsi khusus, ternyata pupil berisiko mengalami kelainan, baik dari bentuk maupun fungsinya. Untuk tahu apa saja kelainan yang bisa terjadi pada pupil mata, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Macam-macam kelainan pada pupil mata
Pupil adalah bagian mata yang berfungsi untuk mengatur berapa banyak cahaya yang masuk.
Pada kondisi normal, pupil akan berubah ukuran sesuai dengan kondisi pencahayaan di tempat Anda berada.
Jika Anda sedang ada di tempat gelap, ukuran pupil akan melebar. Ini bertujuan agar mata menerima lebih banyak cahaya supaya objek di kegelapan lebih mudah terlihat.
Sementara saat berada di tempat yang terang, pupil otomatis akan mengecil guna membatasi jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata.
Tak hanya menyesuaikan dengan pencahayaan, pupil juga akan mengecil sewaktu Anda melihat objek dalam jarak yang sangat dekat, seperti saat sedang membaca buku.
Hal-hal di atas hanya dapat terjadi apabila pupil dalam keadaan normal dan sehat. Namun, adakalanya terjadi kelainan pada pupil mata manusia sehingga tak dapat berfungsi dengan baik.
Berikut adalah berbagai macam gangguan yang dapat menimpa pupil mata Anda.
1. Miosis (pupil mengecil secara berlebihan)
Miosis adalah kondisi di mana pupil kedua mata mengecil secara tak terkendali. Pupil mata yang mengalami miosis akan menyusut hingga kurang dari 2 mm (milimeter).
Padahal, dalam kondisi normal, pupil mata manusia akan mengecil menjadi 2-4 mm dalam keadaan terang sekali pun.
Ukuran pupil mata ditentukan oleh 2 otot pada iris mata, yaitu otot sfingter dan otot dilator. Nah, miosis biasanya terjadi karena ada masalah pada otot sfingter atau saraf yang mengendalikannya.
Gangguan pada otot sfingter tersebut biasanya berkaitan dengan sistem saraf otonom yang berhubungan langsung dengan bagian tengah otak.
Ada berbagai macam penyebab yang dapat memengaruhi kinerja saraf-saraf tersebut, mulai dari obat-obatan, penyakit, hingga paparan zat kimia tertentu.
Kemungkinan masalah kesehatan yang dapat memicu penyusutan ukuran pupil meliputi:
- sakit kepala cluster,
- peradangan mata,
- stroke,
- perdarahan di dalam tengkorak,
- penyakit Lyme, dan
- multiple sclerosis (MS).
Sementara itu, deretan obat yang berpotensi memicu kelainan pada ukuran pupil mata adalah:
- obat tetes mata untuk glaukoma (pilocarpine),
- obat hipertensi tertentu (clonidine), dan
- obat antipsikotik generasi kedua (risperidone atau haloperidol).
Miosis sendiri termasuk dalam gejala penyakit atau masalah kesehatan tertentu.
Oleh karena itu, dokter akan memfokuskan pengobatan pada kondisi kesehatan yang menjadi penyebabnya.
2. Anisocoria (ukuran kedua pupil berbeda)
Jika pupil pada mata kiri dan kanan memiliki perbedaan ukuran yang tak wajar, itu bisa jadi merupakan kelainan yang disebut dengan anisocoria.
Menurut American Academy of Ophthalmology, 1 dari 5 orang sebenarnya memiliki ukuran pupil yang berbeda.
Namun, tak selamanya kondisi ini menandakan adanya masalah kesehatan.
Penting untuk menjadi perhatian jika kondisi ini disertai dengan gejala-gejala yang tak biasa, seperti:
- kelopak mata turun (ptosis),
- kesulitan menggerakkan bola mata,
- nyeri mata,
- demam, dan
- sakit kepala.
Apabila Anda menyadari ukuran pupil kanan dan kiri berbeda cukup drastis dan terdapat gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter mata.
Anisocoria diduga disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan, seperti:
- masalah pada sistem saraf,
- pernah mengalami cedera atau trauma pada mata,
- berisiko terkena stroke,
- pernah terinfeksi virus, dan
- menderita sindrom Horner.
Serupa dengan miosis, kelainan pada pupil mata yang satu ini juga biasanya tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Pengobatan akan berfokus pada penyakit bawaan yang menjadi penyebab anisocoria.
3. Midriasis (pupil tidak bereaksi terhadap cahaya)
Jika miosis ditandai dengan pupil yang mengecil secara berlebihan, midriasis adalah kondisi sebaliknya.
Midriasis adalah keadaan di mana pupil tetap melebar meski mata berada di kondisi yang terang. Ini artinya, pupil tidak bereaksi terhadap cahaya yang masuk ke mata.
Pupil yang tetap melebar dan tidak berubah ukuran mengikuti pencahayaan juga merupakan pertanda adanya masalah kesehatan.
Serupa dengan miosis, hal ini kemungkinan besar juga berkaitan dengan masalah pada otot yang menggerakkan pupil mata.
Berikut adalah beberapa kondisi kesehatan yang diduga memicu midriasis:
- peningkatan hormon oksitosin,
- efek samping obat tertentu (obat antikolinergik),
- cedera pada mata,
- neuropati kranial,
- cedera atau trauma pada otak,
- sindrom Adie, dan
- pemakaian narkotika.
Jika Anda memiliki salah satu dari faktor-faktor di atas dan kelainan terjadi pada pupil mata Anda, segera konsultasikan ke dokter mata.
Untuk mengurangi efek silau akibat pupil mata yang terus-menerus melebar, Anda bisa menghindari sinar matahari langsung dan memakai kacamata hitam.
4. Bentuk pupil tidak bulat sempurna
Anda tentu sudah familiar dengan bentuk pupil yang bulat sempurna. Nyatanya, ada sebagian orang yang memiliki kelainan pada bentuk pupil mata.
Pada kasus-kasus tertentu, pupil dapat berbentuk menyerupai persegi atau tampak memanjang dari biasanya.
Bentuk pupil mata yang tidak normal ini dapat dipicu oleh berbagai kondisi, salah satunya adalah koloboma, lubang yang terbentuk pada iris mata.
Munculnya lubang pada permukaan iris ini yang menyebabkan pupil mata terlihat seperti memanjang. Koloboma adalah kondisi bawaan lahir yang diduga disebabkan oleh mutasi genetik.
Itulah berbagai macam kelainan yang dapat terjadi pada pupil mata. Sebagian besar kasus kelainan pupil biasanya tidak berbahaya atau mengganggu penglihatan Anda.
Namun, waspada apabila ukuran pupil mata yang tak normal dibarengi dengan gejala-gejala seperti gangguan penglihatan, sakit kepala, atau sakit mata.
[embed-health-tool-bmi]