Bukan hanya rabun jauh atau rabun dekat, mata juga bisa mengalami penglihatan buram akibat mata silinder atau astigmatisme. Tidak semua orang menyadari jika matanya mengalami silinder. Orang dengan mata silinder memiliki lengkungan mata yang kurang sempurna dan umumnya ini merupakan kondisi bawaan sejak lahir. Meski begitu, beberapa cara untuk mengobati mata silinder bisa dilakukan agar penglihatan kembali optimal.
Bagaimana cara mengobati mata silinder?
Mata silinder adalah kondisi ketika bentuk kornea atau lensa mata tidak memiliki kelengkungan sempurna. Penyebab mata silinder bisa berkaitan dengan faktor genetik, keturunan, atau efek penyakit mata tertentu.
Seperti yang dijelaskan oleh Harvard Medical School, kornea dan lensa mata normalnya memiliki bentuk bulat sempurna. Kondisi ini memungkinkan semua cahaya bisa tertangkap dan dibiaskan dengan baik oleh mata.
Namun, kornea pada mata silinder berbentuk oval sehingga mata tak bisa sepenuhnya memfokuskan seluruh cahaya pada retina. Akibatnya, penglihatan terhadap objek tertentu baik dalam jarak dekat maupun jarak jauh menjadi kabur.
Nah, kondisi mata silinder ini tentunya masih bisa diperbaiki. Pada dasarnya, ada 3 cara mengobati mata silinder yaitu dengan menggunakan kacamata, lensa kontak, dan bedah refraktif.
1. Kacamata dan lensa kontak
Cara pertama mengobati mata silinder yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan lensa korektif, alias kacamata silinder atau lensa kontak.
Lensa kontak khusus untuk mata silinder, disebut dengan toric. Dengan lensa ini, cahaya dapat dibelokkan dengan benar ke arah mata. Semakin parah silinder Anda, semakin baik jika memakai lensa kontak yang terbuat dari bahan yang lebih kaku.
Meski begitu, lensa kontak dan kacamata silinder tidak akan menyembuhkan mata silinder Anda seperti mata normal. Kacamata dan lensa hanya membantu meningkatkan kemampuan penglihatan ketika Anda menggunakannya.
Artinya, jika tak memakainya, Anda mungkin akan tetap mengalami gangguan penglihatan. Ukuran silinder Anda pun kemungkinan tidak akan berkurang dengan memakai kacamata terus-menerus.
2. Operasi refraktif
Mengurangi silinder mata tidaklah cukup hanya dengan cara memakai kacamata ataupun lensa kontak. Cara yang sejauh ini efektif untuk mengobati mata silinder adalah bedah refraktif. Namun, cara ini lebi umum dilakukan pada penderita mata silinder dengan kondisi parah.
Bedah refraktif untuk mata silinder akan menggunakan laser untuk memperbaiki bentuk kornea mata agar lebih membulat dan rata. Cara ini bisa mengurangi silinder pada mata secara permanen.
Beberapa metode bedah refraksi yang biasa dilakukan sebagai cara mengatasi atstigmatisme adalah:
- Laser-assisted in-situ keratomileusis (LASIK)
- Laser-assisted subepithelial keratomileusis (LASEK)
Pada beberapa prosedur, dokter bedah bisa juga bisa memasangkan lensa implan jenis toric untuk mengoreksi gangguan mata silinder.
Untuk mengetahui prosedur bedah refraktif yang paling sesuai untuk kondisi mata Anda, diskusikanlah secara langsung dengan dokter spesialis mata Anda.
Anda bisa memilih dokter spesialis mata terdekat agar bisa mendapatkan penanganan segera dan booking layanannya via Hello Sehat.
Pada kasus mata silinder yang sangat ringan biasanya tidak memerlukan terapi apapun. Gejala mata silinder yang dialami tidak cukup mengganggu dan biasanya mata masih bisa menyesuaikan tanpa harus bekerja terlalu keras.
Terapi untuk mencegah mata silinder memburuk
Mata silinder hanya bisa disembuhkan permanen melalui operasi. Jika Anda memiliki astigmatisme ringan dan tak ingin sampai operasi, Anda perlu menjaganya agar kondisi tidak semakin parah.
Stres mata yang ditandai dengan mata terasa tegang adalah salah satu kondisi yang bisa memperburuk astigmatisme yang Anda alami. Hal-hal yang membuat Anda menjadi tegang dan lelah, antara lain:
- Menggunakan komputer, TV, atau layar gadget dalam jangka waktu lama
- Membaca dalam pencahayaan yang buruk
- Tidak minum cukup air, tubuh yang kurang terhidrasi akan mengurangi hidrasi mata juga
- Mata kurang mendapatkan nutrisi