backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Cedera Otak

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 14/10/2021

Cedera Otak

Definisi

Apa itu cedera otak?

Cedera otak adalah semua cedera terkait otak yang memengaruhi seseorang secara fisik, emosional, dan sikap. 

Cedera mengakibatkan perubahan aktivitas saraf otak, yang kemudian memengaruhi integritas fisik, aktivitas metabolisme, atau kemampuan fungsional sel-sel saraf di otak.

Ada dua jenis cedera ini menurut penyebabnya, yaitu: 

  • Cedera otak traumatik

Cedera jenis ini merupakan perubahan fungsi otak atau patologi otak lainnya yang disebabkan oleh kekuatan eksternal. Kondisi ini dibagi menjadi dua, yaitu tertutup (atau tidak menembus) dan terbuka (menembus). 

  • Cedera otak non-traumatik

Cedera jenis ini merupakan perubahan fungsi otak atau patologi yang disebabkan oleh faktor internal. 

Jenis-jenis lain cedera otak

Cedera aksonal difus

Kondisi ini bisa terjadi karena rotasi kuat di kepala, seperti shaken baby syndrom (sindrom bayi terguncang), atau oleh kekuatan rotasi seperti kecelakaan mobil. 

Gegar otak/Mild Traumatic Brain Injury (mTBI) atau cedera otak ringan

Gegar otak bisa disebabkan oleh pukulan langsung ke kepala, luka tembak, atau goyangan kepala yang keras. Gegar otak merupakan jenis cedera otak traumatik yang paling umum.

Luka memar

Kondisi ini disebabkan oleh memar (berdarah) di dalam otak karena kekuatan (pukulan atau hentakan) di kepala. 

Cedera Coup-Contrecoup

Cedera otak ini mengacu pada kemunculan luka memar pada daerah yang berlawanan dengan lokasi trauma. Jenis cedera ini mungkin terjadi ketika intensitas pukulan begitu hebat hingga tak hanya membuat memar, tetapi juga menyebabkan perpindahan lokasi cedera karena otak terbanting ke sisi yang berlawanan.

Second impact syndrome

Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengalami benturan kedua sebelum cedera sebelumnya pulih. Cedera kedua muncul beberapa hari atau minggu dari yang pertama. Hal ini bisa menyebabkan pembengkakan dan kerusakan otak.

Cedera penetrasi

Cedera kepala terbuka, juga dikenal sebagai cedera penetrasi, merupakan cedera otak yang disebabkan oleh lapisan kepala yang diterobos oleh benda tajam. Cedera penetrasi umum terjadi akibat tusukan pisau, tembakan peluru, atau benda tajam lainnya yang menembus tengkorak kepala hingga ke bagian otak. 

Shaken baby syndrome (sindrom bayi terguncang)

Abusive head trauma atau shaken baby syndrome (sindrom bayi terguncang) merupakan tindakan kekerasan yang menyebabkan cedera otak traumatik. Ini muncul ketika seseorang mengguncang bayi secara agresif. 

Sindrom terkunci

Ini merupakan kondisi neurologis langka di mana seseorang tidak dapat secara fisik memindahkan bagian tubuh mereka selain melalui mata. 

Cedera kepala tertutup

Kondisi ini terjadi karena adanya pemukulan yang tidak menyebabkan penetrasi pada tengkorak. Pada cedera ini, otak bengkak hingga tidak cukup ditampung tengkorak. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan dalam tengkorak.

Gejala

Apa saja tandan dan gejala cedera otak?

Setelah mengalami cedera di kepala, Anda akan mengalami beberapa gejala yang menandakan trauma otak seperti:

  • Keluar cairan dari telinga atau hidung
  • Hilang kesadaran
  • Dilatasi (bagian tengah mata hitam besar dan tidak mengecil dalam cahaya) atau ukuran pupil yang tidak sama
  • Perubahan penglihatan (penglihatan kabur atau ganda, tidak bisa melihat cahaya terang, kebutaan)
  • Pusing
  • Masalah keseimbangan
  • Kesulitan bernapas
  • Koma (tidak bisa merespon orang lain) 
  • Lumpuh atau sulit menggerakan tubuh
  • Lemah
  • Koordinasi yang buruk
  • Nadi lambat
  • Detak jantung lambat, dengan peningkatan tekanan darah
  • Muntah
  • Lesu
  • Sakit kepala
  • Kebingungan
  • Telinga berdengung atau perubahan kemampuan mendengar
  • Kesulitan dalam berpikir (kesulitan dalam “berpikir dengan benar”, masalah memori, penilaian buruk, perhatian buruk)
  • Respon emosional yang tidak pantas (mudah marah, mudah frustasi, menangis atau tertawa dengan tidak pantas)
  • Kesulitan berbicara
  • Mati rasa atau kesemutan
  • Kehilangan kontrol kandung kemih

Bayi dan anak kecil dengan cedera otak, khususnya jenis traumatik, mungkin kurang bisa berkomunikasi untuk melaporkan sakit kepala, gangguan indra, kebingungan, dan gejala serupa. Pada anak dengan cedera otak traumatik, Anda mungkin menyadari:

  • Perubahan dalam kebiasaan makan atau menyusui
  • Terus menangis dan tidak mampu dihibur
  • Sifat lekas marah yang tidak biasa atau mudah marah
  • Perubahan kemampuan untuk memperhatikan
  • Perubahan kebiasaan tidur
  • Suasana hati sedih atau depresi
  • Kehilangan minat bermain dengan mainan favorit atau beraktivitas

Kapan saya harus pergi ke dokter?

Orang yang diduga mengalami cedera otak harus segera ditangani di Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit terdekat atau dokter bedah ahli.

Cepat temui dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala yang ditemukan di atas.

Carilah pertolongan medis darurat jika terdapat tanda atau gejala cedera otak traumatik setelah benturan baru-baru ini atau cedera traumatik ke kepala lainnya.

Penyebab

Apa penyebab cedera otak?

Jenis cedera otak, yaitu traumatik dan non-traumatik dibedakan atas penyebabnya. Berikut ulasan soal penyebab di balik kondisi tersebut:

Cedera otak traumatik

Kejadian umum penyebab cedera otak traumatik, terutama trauma kepala adalah berikut:

  • Jatuh

 Jatuh dari tempat tidur, terpeleset di kamar mandi, salah langkah, jatuh dari tangga, dan jatuh lainnya adalah penyebab paling umum cedera otak traumatik secara keseluruhan, terlebih pada orang dewasa yang lebih tua dan anak kecil.

  • Kecelakaan bermotor

 Tabrakan yang melibatkan mobil, sepeda motor, atau sepeda—dan pejalan kaki yang terlibat dalam kecelakaan tersebut—adalah penyebab umum cedera otak traumatik.

  • Kekerasan

Sekitar 20 persen cedera otak traumatik disebabkan oleh kekerasan, misalnya luka tembak, kekerasan dalam rumah tangga atau penyiksaan anak. Sindrom guncangan bayi adalah cedera otak traumatik karena guncangan kuat pada bayi yang merusak sel-sel otak.

  • Cedera olahraga

Cedera otak traumatik mungkin disebabkan oleh cedera dari beberapa jenis olahraga, termasuk sepakbola, tinju, football, bisbol, lacrosse, skateboarding, hoki, dan olahraga berisiko tinggi atau ekstrem lainnya, terutama di usia muda.

  • Ledakan dan cedera akibat perkelahian lainnya

Ledakan adalah penyebab umum cedera otak traumatik dalam personil militer yang bertugas. Walaupun mekanisme kerusakan belum begitu dimengerti, banyak peneliti percaya bahwa gelombang tekanan yang masuk melalui otak secara drastis mengganggu fungsi otak.

Cedera otak non-traumatik

Kondisi ini merupakan hasil dari penyakit atau kondisi dalam tubuh dan tidak disebabkan oleh pukulan di kepala. Berikut merupakan penyebab umum kondisi ini:

  • Stroke (penyebab utama)
  • Kekurangan oksigen (tenggelam atau tersedak)
  • Tumor
  • Penyakit lain, seperti kanker
  • Infeksi otak atau peradangan
  • Kelainan metabolik
  • Overdosis obat-obatan 

Faktor risiko

Apa saja yang meningkatkan risiko cedera otak?

Cedera otak bisa terjadi akibat trauma fisik seperti kecelakaan, persalinan atau karena jenis cedera lain, seperti trauma atau penyakit. 

Pada jenis cedera otak traumatik, orang yang paling berisiko terkena adalah:

  • Anak-anak, terutama bayi baru lahir sampai anak berumur 4 tahun
  • Orang dewasa muda, terutama yang berumur antara 15 dan 24 tahun
  • Orang dewasa berumur 75 tahun dan lebih

Menurut Brain Injury Association of America, lima aktivitas utama yang bertanggung jawab menyebabkan gegar otak pada anak dan remaja berumur 5-18 tahun yaitu:

  • Bersepeda
  • American football
  • Basket
  • Aktivitas taman bermain
  • Sepakbola

Diagnosis

Bagaimana dokter mendiagnosis cedera otak?

Mendiagnosis kondisi ini bisa dilakukan dengan cepat, tapi tergantung tingkat keparahannya. Tim medis mungkin akan melakukan tes dan pemeriksaan di rumah sakit. Hal tersebut berguna untuk memberikan perawatan yang tepat untuk pengidap. 

Berikut pemeriksaan yang mungkin akan dilakukan tim medis untuk orang dengan kondisi cedera otak:

Glasgow Coma Scale (GCS)

Cedera ini biasanya darurat karena bisa berakibat buruk dengan cepat tanpa perawatan. Glasgow Coma Scale (GCS) atau Skala Koma Glasgow sering digunakan untuk menilai cedera kepala.

Ini adalah skala dari 3-15 yang mengidentifikasi seberapa serius cedera kepala, berdasarkan gejala dan apakah otak telah rusak (dengan 3 paling parah dan 15 paling ringan).

Glasglow Outcome Scale (GOS) 

Glasglow Outcome Scale (GOS) merupakan pemeriksaan deskriptif yang digunakan oleh tim perawatan kondisi cedera ini. GOS bisa membantu menentukan langkah selanjutnya dalam perawatan, tapi ini tidak berguna dalam mendeteksi peningkatan kecil dan bertahap. 

Jika Anda mengamati seseorang terluka atau tiba segera setelah cedera, Anda mungkin mampu memberikan informasi yang berguna dalam menilai kondisi orang yang cedera kepada personel medis.

Ada lima penilaian deskriptif yang memungkinkan dalam GOS adalah: 

  • Mati (Cedera parah atau kematian tanpa pemulihan kesadaran)
  • Vegetatif (Kerusakan parah dengan keadaan tidak responsif yang berkepanjangan dan berkurangnya fungsi mental)
  • Cacat berat (Cedera parah yang membutuhkan pertolongan permanen dalam kehidupan sehari-hari)
  • Cacat sedang (Tidak memerlukan asisten setiap hari)
  • Pemulihan baik (Kerusakan ringan dengan defisit neurologis dan psikologis minor)

Beberapa tes pencitraan yang berguna untuk membantu mendiagnosis cedera otak meliputi:

  • Computerized tomography (CT) scan
  • Magnetic resonance imaging (MRI).

Pengobatan

Seperti halnya tidak ada dua orang yang sama persis, cedera otak juga tidak mungkin identik dengan satu lainnya. Untuk beberapa orang, kondisi tersebut merupakan awal dari proses penyakit yang panjang. 

Kondisi ini butuh satuan penanganan yang berasal dari pengobatan lengkap dan dukungan berbasis komunitas yang disediakan oleh dokter berpendidikan yang tepat. Jika Anda mengalami kondisi ini, keluarga dan orang-orang tercinta adalah faktor penting dalam perawatan. 

Berikut adalah perawatan yang dilakukan untuk menangani kondisi ini: 

Perawatan di rumah sakit

Jika Anda mengalami gejala cedera otak, Anda harus segera pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD). Tim medis kemudian akan fokus menyelamatkan nyawa Anda dengan menyingkirkan kemungkinan cedera dan kerusakan lain. 

Jika cedera otak Anda termasuk yang sedang atau parah, Anda membutuhkan perawatan khusus di Intensive Care Unit (ICU) dengan alat-alat media, seperti ventilator, hingga mesin EKG/EEG. Hal ini diperlukan, khususnya ketika Anda mengalami koma atau tidak stabil secara medis. 

Ketika Anda dinyatakan stabil secara medis, Anda akan dipindahkan ke ruangan dengan perawatan tingkat menengah, di bawah ICU. Kemungkinan Anda juga akan melewati rehabilitasi. 

Obat

Pengobatan untuk orang dengan cedera otak dipilih, diresepkan, dan diawasi dengan hati-hati, sesuai dengan kondisi individu. Apoteker mungkin akan menjelaskan lebih rinci soal tujuan dan efek sampingnya. Berikut adalah penjelasan umum tentang obat cedera otak:

  • Analgesik dapat digunakan untuk penghilang rasa sakit dan pengatur nyeri
  • Obat anti-cemas untuk perasaan takut, ketidakpastian, dan gugup
  • Obat anti-koagulan untuk mencegah pembekuan darah
  • Obat anti-depresan untuk merawat gejala depresi
  • Obat anti-psikosis untuk mengatasi gejala psikotik, seperti halusinasi dan gangguan tidur.
  • Relaksan otot untuk mengurangi kejang otot atau kelenturan
  • Agen sedatif-hipnotis untuk menginduksi tidur atau menekan sistem saraf pusat di area respon mental dan fisik, kesadaran, tidur, dan rasa sakit
  • Stimulan untuk meningkatkan tingkat kewaspadaan dan perhatian.

Orang dengan cedera parah mungkin juga memiliki cedera lain yang harus ditangani. Perawatan tambahan di ruang darurat atau ICU rumah sakit akan fokus pada mengurangi kerusakan sekunder karena radang, pendarahan, atau berkurangnya persediaan oksigen menuju otak.

Pengobatan untuk membatasi kerusakan sekunder ke otak segera setelah cedera mungkin termasuk:

  • Diuretik

Obat ini mengurangi jumlah cairan di dalam jaringan dan meningkatkan pengeluaran urin, membantu mengurangi tekanan di dalam otak.

  • Obat anti-kejang

 Orang yang mengalami cedera otak traumatik sedang atau parah berisiko mengalami kejang selama minggu pertama setelah cedera. Obat anti-kejang mungkin diberikan selama minggu pertama untuk menghindari kerusakan otak tambahan apapun yang mungkin disebabkan oleh cedera. Pengobatan anti-kejang tambahan hanya digunakan jika kejang terjadi.

  • Obat pemicu koma

Dokter kadang-kadang menggunakan obat yang membuat orang koma sementara karena otak yang koma membutuhkan lebih sedikit oksigen untuk berfungsi.

Obat ini terutama membantu jika pembuluh darah, yang ditekan oleh meningkatnya tekanan di dalam otak, tidak sanggup mengalirkan jumlah nutrisi dan oksigen biasa ke sel-sel otak.

Operasi darurat mungkin diperlukan untuk mengurangi kerusakan tambahan ke jaringan otak. Operasi mungkin berguna untuk menangani masalah berikut:

  • Menghilangkan darah yang menggumpal (hematoma)
  • Memperbaiki tengkorak yang retak
  • Membuka celah pada tengkorak

Cara mencegah cedera otak

Ikuti tips di bawah ini untuk mengurangi cedera otak traumatik:

  • Sabuk pengaman dan kantong udara

Selalu kenakan sabuk pengaman di dalam kendaraan bermotor. Anak kecil harus selalu duduk di bangku belakang mobil dan dijaga di bangku yang aman bagi anak kecil atau jok yang cocok untuk ukuran dan berat badannya.

  • Alkohol dan penggunaan obat-obatan

Jangan berkendara di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, termasuk obat resep yang dapat mengganggu kemampuan berkendara.

  • Helm

Kenakan helm saat mengendarai sepeda, skateboard, sepeda motor, mobil salju atau kendaraan semua medan. Juga kenakan pelindung kepala yang tepat selagi bermain baseball atau olahraga kontak, ski, skating, snowboard, atau naik kuda. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 14/10/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan