Bayangan tentang persalinan, status baru menjadi orang tua, dan hal lain di akhir masa kehamilan sering kali menimbulkan stres saat hamil tua. Padahal, stres saat hamil tua yang dibiarkan berlarut-larut bisa menimbulkan bahaya tersendiri pada ibu dan janin. Lantas, bagaimana stres pada akhir masa kehamilan sebaiknya diatasi?
Bahaya stres saat hamil tua
Stres merupakan respons alami tubuh saat menghadapi situasi yang menantang. Jika hanya terjadi sesekali, stres sebenarnya merupakan hal yang wajar.
Namun, stres berkepanjangan memang bisa berdampak buruk pada kesehatan Ibu dan janin melalui berbagai cara.
Sebagai contoh, stres berkepanjangan pada ibu hamil trimester tiga bisa mengganggu proses sekresi atau pelepasan hormon kortisol.
Padahal, hormon kortisol memiliki fungsi penting bagi tubuh, termasuk mengatur metabolisme, tekanan darah, dan sistem kekebalan.
Karena itulah, stres berat saat hamil bisa meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, persalinan prematur, operasi caesar, dan komplikasi kehamilan lainnya.
American Psychological Association (APA) juga menyebutkan bahaya stres selama kehamilan terhadap kesehatan anak di masa mendatang.
Disebutkan bahwa anak-anak yang terlahir dari ibu yang stres berat saat hamil tua memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan mental dan perilaku selama masa kanak-kanak sampai remaja.
[embed-health-tool-due-date]
Penyebab stres saat hamil tua
Setiap ibu hamil bisa memiliki penyebab stres yang berbeda, misalnya perubahan fisik atau hubungan dengan orang terdekat yang tidak terlalu baik.
Tanda-tanda persalinan yang tidak kunjung terlihat meski sudah mendekati hari perkiraan lahir (HPL) juga bisa menambah kecemasan yang Ibu alami.
Apa pun penyebab stres Ibu selama hamil tua, pastikan untuk mencari pertolongan profesional jika Ibu mengalami gejala berikut.
- Merasa sedih, tertekan atau cemas hampir sepanjang waktu selama lebih dari dua minggu.
- Muncul pikiran menyakiti diri sendiri.
- Merasakan peningkatan detak jantung, napas, keringat, dan gejala fisik lain ketika stres.
- Menjadi sangat takut akan persalinan.
Jika dibiarkan, berbagai gejala tersebut bisa menimbulkan kondisi yang lebih buruk. Preeklampsia dan infeksi adalah contoh dampak stres pada ibu hamil jika tidak segera diatasi.
Cara mengatasi bahaya stres saat hamil tua
Cara mengatasi stres saat hamil tua memang bisa berbeda pada tiap orang. Jika Ibu bingung harus mulai dari mana, berikut adalah beberapa tips yang bisa dicoba.
1. Berkeluh-kesah kepada orang lain
Meski Ibu adalah orang yang mengandung si Kecil, bukan berarti bahwa kehamilan hanya dijalani seorang diri.
Oleh karena itu, Ibu tidak perlu ragu untuk membagikan kekhawatiran selama kehamilan pada orang terdekat, khususnya pasangan.
Pasangan, orang tua, dan mertua adalah support system yang sudah selayaknya membantu Ibu menjalani kehamilan.
Begitu pun sebaliknya. Jika kehadiran orang-orang terdekat malah membuat Ibu stres, cobalah membatasi interaksi dengan mereka.
2. Lakukan teknik relaksasi
Memasukkan teknik relaksasi ke dalam rutinitas harian dipercaya bisa mengurangi stres saat hamil tua secara signifikan.
Relaksasi pada ibu hamil bisa dilakukan dengan latihan pernapasan dalam, meditasi, atau melakukan hal-hal yang Ibu sukai.
Bila perlu, ikuti kelas yoga khusus ibu hamil sehingga Ibu bisa bertemu sesama ibu yang sedang menjalani kehamilan. Dengan begini, Ibu bisa berbagi kekhawatiran dan tips menghadapinya.