backup og meta

Benarkah Sering Pakai Ganja Menyebabkan Susah Hamil?

Benarkah Sering Pakai Ganja Menyebabkan Susah Hamil?

Ganja tidak dilegalkan penggunaannya di Indonesia. Selain digolongkan sebagai narkoba, ganja juga dilaporkan memberikan efek merugikan pada tubuh. Salah satu efeknya adalah menyebabkan ketidaksuburan. Namun, benarkah sering pakai ganja dapat menyebabkan susah hamil? Yuk, bahas lebih dalam efek ganja ini pada ulasan berikut.

Benarkah sering pakai ganja bikin susah hamil?

Ganja berasal dari daun, bunga, batang, hingga biji tanaman Cannabis sativa atau Cannabis indica yang dikeringkan. Penggunaan ganja beraneka ragam, mulai dari dimasak bersama dengan makanan atau dibakar seperti halnya rokok. Bahkan, ada yang berbentuk cair dan diisap dengan bantuan alat penguap.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, ganja mengandung tetrahydrocannabinol (THC). Setelah masuk ke dalam tubuh, senyawa ini dapat memengaruhi berbagai jaringan di tubuh, terutama otak.

Semakin sering digunakan, konsentrasi zat THC akan semakin tinggi di otak sehingga menyebabkan kecanduan. Selain otak, ganja yang sering digunakan juga dapat memengaruhi kesuburan, yakni membuat wanita sulit hamil dan pria susah untuk membuahi sel telur.

Efek ganja pada kesuburan wanita

Susah Hamil

Studi pada jurnal American Association for the Advancement of Science, menyebutkan bahwa ganja dapat mengganggu siklus ovulasi yang sehat.

Kehamilan sangat erat kaitannya dengan ovulasi, yakni pelepasan sel telur ke tuba falopi untuk dibuahi oleh sperma. Jika ovulasi terganggu, pembuahan juga akan terganggu. Akhirnya, menyebabkan wanita sulit untuk hamil.

Efek susah hamil bagi wanita yang sering menggunakan ganja tidak hanya disebabkan oleh sulitnya pembuahan. Bisa juga disebabkan oleh masalah kehamilan, seperti bayi lahir prematur yang meningkatkan risiko kematian pada bayi.

Efek ganja pada kesuburan pria

mengembalikan hasrat seks

Efek ganja pada kesuburan tidak hanya menyerang wanita, tapi juga pria. Ganja diketahui dapat memengaruhi kemampuan pria untuk membuahi sel telur.

Memakai ganja dapat menurunkan gairah seks (libido). Selain itu, sering memakai ganja, menurunkan jumlah sperma untuk menembus sel telur dan melakukan pembuahan sehingga menyebabkan wanita jadi susah hamil.

Jika pria sudah terkena impotensi masih menggunakan ganja, kemampuan penis untuk ereksi dan ejakulasi jadi semakin memburuk. Akibatnya, peluang pasangan untuk hamil juga akan semakin kecil.

Efek buruk ganja selain kesuburan

efek mencampur ganja dengan tembakau

Jika Anda pernah menggunakan ganja dalam jangka waktu panjang dan berencana untuk memiliki anak, konsultasikanlah ke dokter. Dokter akan membantu program kehamilan berjalan dengan lancar.

Tidak hanya memegaruhi kesuburan, pemakaian ganja juga bisa menimbulkan masalah kesehatan. Dilansir dari laman National Institute of Drug Abuse, ganja dapat menyebabkan gerakan tubuh terganggu, halusinasi, dan delusi.

Selain itu, penggunaan ganja dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pada otak. Hal ini akan berpengaruh pada penurunan IQ dan kemampuan berbicara. Pada beberapa kasus, ganja juga bisa menyebabkan kematian jika dikonsumsi secara berlebihan atau bersamaan dengan obat lain.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

American Association for the Advancement of Science. Marijuana and fertility: Five things to know. Accessed on October 9th, 2019.

National Institute on Drug Abuse. Marijuana.  Accessed on October 9th, 2019.

 

 

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Hati-hati, Pelumas Seks Bisa Bikin Susah Hamil

10 Makanan Penyubur Sperma agar Pasangan Cepat Hamil


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan