Mual dan muntah merupakan hal wajar yang sering terjadi pada wanita hamil. Namun, perlu Anda ketahui ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu morning sickness atau hiperemesis gravidarum. Keduanya sekilas memiliki gejala yang sama, namun pada kenyataannya berbeda. Apakah perbedaannya? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Sekilas mengenai morning sickness dan hiperemesis gravidarum
Menurut Healthline, pada masa awal kehamilan, 85 persen wanita mengalami gejala mual bahkan disertai muntah. Gejala ini sering disebut dengan morning sickness (EG). Hal ini dianggap wajar. Namun, bila morning sickness terjadi lebih parah dan lebih lama maka ini disebut hiperemesis gravidarum (HG).
Perbedaan gejala morning sickness dan hiperemesis gravidarum
Bagi ibu hamil, penting untuk mengetahui gejala keduanya agar gejalanya dapat diatasi. Berikut perbedaan gejala morning sickness dan hipermeresis gravidarum.
1. Mual dan muntah
Walau keduanya mengalami gejala mual, tingkat keparahannya berbeda. Pada ibu hamil yang terkena morning sickness, rasa mual mungkin jarang terjadi dan tidak akan menganggu selera makan.
Namun, pada ibu hamil yang terkena hiperemesis gravidarum, rasa mual konstan terjadi sehingga menganggu selera makan dan minum. Hal ini dapat mengakibatkan tubuh ibu hamil kekurangan cairan (dehidrasi). Bahkan, jika tidak segera diobati dapat menyebabkan muntah darah.
2. Berat badan berkurang
Pada morning sickness biasa, beberapa ibu hamil memang bisa saja mengalami penurunan berat badan. Namun, penurunan ini tidak begitu berarti atau bisa naik lagi dengan cepat.
Sedangkan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum, Anda justru bisa kehilangan sekitar 5 persen dari berat badan normal Anda sebelum hamil. Perhatikan juga kalau Anda kehilangan sekitar 2,5 sampai 10 kilogram (atau lebih). Kemungkinan besar Anda mengalami kondisi hiperemesis gravidarum.
3. Waktu muncul dan berakhirnya gejala
Ibu yang hamil akan merasakan morning sickness pada awal kehamilan dan hilang sendiri pada bulan ke-3 atau k-4. Namun, pada ibu hamil yang terkena hipermeresis gravidarum, biasanya gejala baru akan muncul pada bulan ke-6 kehamilan dan terus terjadi sepanjang masa kehamilan.
4. Kondisi tubuh
Ibu hamil yang terkena morning sickness masih bisa melakukan aktivitas walaupun tidak normal seperti biasanya. Namun, sebagian besar ibu yang terkena hipermeresis gravidarum tidak akan dapat melakukan aktivitas karena tubuhnya semakin melemah.
Apakah morning sickness dan hipermeresis gravidarum dapat dicegah?
Sampai saat ini, baik morning sickness maupun hipermeresis gravidarum tidak dapat dicegah karena penyebab pastinya belum diketahui. Namun, ada beberapa cara untuk mengatasi bila gejala dari keduanya muncul.
Bagaimana mengatasi morning sickness dan hipermeresis gravidarum?
Mengatasi morning sickness bisa dilakukan dengan meminta saran dari dokter atau melakukan perawatan di rumah. Ibu hamil yang terkena morning sickness lebih baik untuk memperbanyak beristirahat, mengonsumsi makanan yang sehat gizi dan jangan membiarkan perut kosong. Kemudian, jauhi pemicu yang bisa menyebabkan rasa mual itu muncul.
Untuk pengobatan hipermeresis gravidarum tergantung tingkat keparahan yang dialami. Biasanya dokter akan merekomendasikan metode pencegahan mual alami dengan vitamin B6 atau jahe.
Cobalah mengonsumsi makanan dalam porsi lebih kecil, lebih sering, dan makanan kering seperti biskuit. Anda harus minum banyak cairan agar tetap terhidrasi. Namun bila sudah kritis, ibu tersebut harus menjalani rawat inap supaya tidak kehilangan banyak cairan dan membahayakan bayi yang dikandungnya.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]