Pemeriksaan ultrasonografi (USG) umumnya dilakukan sebanyak tiga kali selama kehamilan. Meskipun pemeriksaan ini sangat penting, beberapa ibu mungkin khawatir jika USG yang dilakukan cukup sering bisa menimbulkan efek negatif pada janin. Lantas, apakah sering USG berbahaya bagi janin? Simak jawabannya berikut ini.
Apakah USG terlalu sering bahaya bagi janin?
Ada beberapa jenis USG yang bisa dilakukan selama kehamilan, yaitu USG transabdominal, transvaginal, dan Doppler.
Di antara macam-macam pemeriksaan tersebut, USG transabdominal atau pemeriksaan USG perut adalah yang paling umum dilakukan.
Sampai saat ini, tidak ada studi yang menunjukkan bahwa pemeriksaan ultrasonografi memiliki efek samping yang berbahaya bagi ibu atau janin.
Sebaliknya, USG kandungan justru terbukti memberikan berbagai manfaat. Dokter bisa mengetahui perkembangan janin, memperkirakan waktu kelahiran, hingga memastikan kesehatan ibu hamil.
Namun, beberapa ibu hamil mungkin khawatir dengan pemeriksaan ini karena tindakan medis biasanya memang memiliki efek samping.
Sebagai gambaran, USG bekerja dengan cara memancarkan gelombang suara. Pemeriksaan ini dilakukan dengan bantuan alat yang disebut transduser.
Transduser yang digerakkan di atas perut inilah yang akan mengirimkan gelombang suara ke dalam rahim, lalu memantulkannya kembali ke mesin USG.
Pantulan dari gelombang suara inilah yang akan menghasilkan gambaran kondisi rahim pada monitor yang biasa ditunjukkan pada ibu hamil.
Ibu tidak perlu khawatir, sebab gelombang suara yang digunakan dalam pemeriksaan USG tidak akan membahayakan janin.
U.S. Food and Drug Administration (FDA) juga menyebutkan bahwa pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara tidak akan menimbulkan efek radiasi pengion, seperti ketika rontgen atau CT scan.
Pemeriksaan yang melibatkan penggunaan efek radiasi, seperti rontgen saat hamil, sebenarnya juga relatif aman untuk dilakukan.
Namun, pemeriksaan seperti ini harus dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat dari dokter kandungan.
“Efek samping” USG justru bukan dirasakan oleh janin, melainkan ibu hamil. Efek tersebut juga tidak signifikan, yaitu berupa kenaikan suhu tubuh.
Ibu bahkan tidak akan merasakannya karena kenaikan suhu akibat USG sangatlah kecil, yaitu kurang dari 1 °C. Janin pun tidak akan terpengaruh olehnya karena dilindungi oleh cairan ketuban.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]
Berapa kali USG kehamilan sebaiknya dilakukan?
Pada umumnya, Ibu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan USG sebanyak 2–3 kali selama masa kehamilan. USG pertama biasanya dilakukan ketika usia kehamilan 6–8 minggu.
Dokter mungkin memberikan jadwal pemeriksaan USG kedua ketika kehamilan memasuki usia 20 minggu.
Pemeriksaan USG terakhir umumnya dilakukan mendekati waktu persalinan untuk memastikan posisi janin.
Namun, Cleveland Clinic menyebutkan bahwa pemeriksaan USG mungkin dilakukan lebih sering pada kehamilan berisiko tinggi.
Contoh kehamilan berisiko tinggi yaitu ibu hamil mengalami diabetes atau tekanan darah tinggi, janin berukuran terlalu besar atau terlalu kecil, atau ada kondisi lain yang memengaruhi janin.
Pemeriksaan USG mungkin juga perlu lebih sering dilakukan pada kehamilan kembar atau bagi ibu yang hamil di atas usia 35 tahun.
Karena setiap ibu hamil bisa mendapatkan jadwal pemeriksaan USG yang berbeda, selalu ikuti saran yang diberikan oleh dokter kandungan.
Sebisa mungkin, jangan membanding-bandingkan pemeriksaan yang Ibu jalani dengan ibu hamil lainnya atau bahkan pengalaman kehamilan sebelumnya.
Pasalnya, setiap kehamilan adalah momen yang istimewa sehingga perawatan dan perlakuan yang diberikan bisa berbeda.
Sampai saat ini, manfaat pemeriksaan USG masih dinilai jauh lebih besar dibandingkan risikonya. Karena itulah, Ibu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan USG secara rutin.
Selain memantau perkembangan janin, USG bisa mendeteksi masalah kehamilan sejak dini. Dengan demikian, perawatan yang diberikan tentu lebih optimal.
Dengan informasi ini, semoga Ibu tidak lagi mempertanyakan apakah sering USG bisa menimbulkan bahaya.
Selama dilakukan sesuai aturan dokter, pemeriksaan USG tidaklah membawa bahaya dan justru akan memberikan manfaat bagi bumil.
Jika Ibu masih memiliki kekhawatiran terkait pemeriksaan selama kehamilan, jangan ragu untuk bertanya pada dokter kandungan.
Kesimpulan
- Sampai saat ini, tidak ada studi yang menunjukkan bahwa sering USG bisa membahayakan ibu janin maupun janin.
- Gelombang suara yang digunakan pada mesin USG tidak akan membahayakan janin. Pasalnya, gelombang ini tidak akan memancarkan efek radiasi.
- Pada umumnya, Ibu akan menjalani 2–3 kali pemeriksaan USG selama kehamilan. Pemeriksaan mungkin lebih sering dilakukan jika Ibu memiliki kehamilan berisiko, seperti diabetes atau darah tinggi.