backup og meta

9 Fungsi Air Ketuban untuk Mendukung Perkembangan Janin

9 Fungsi Air Ketuban untuk Mendukung Perkembangan Janin
9 Fungsi Air Ketuban untuk Mendukung Perkembangan Janin

Air ketuban bukan sekadar cairan biasa. Cairan ini memiliki peranan penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Kenali lebih dalam mengenai fungsi air ketuban dan masalah yang umum terjadi dalam pembahasan berikut ini.

Apa itu air ketuban?

Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin selama kehamilan. Dalam dunia medis, cairan ini juga disebut sebagai cairan amnion.

Cairan ini terkandung di dalam kantong ketuban. Kantong ini akan terbentuk dalam 12 hari setelah proses terjadinya kehamilan alias pembuahan.

Selama kehamilan, janin tumbuh di dalam kantong ketuban. Dengan demikian, kantong ketuban dan cairan di dalamnya memiliki peran penting dalam perkembangan janin.

Lalu, berasal dari manakah air ketuban pada ibu hamil? Pada awalnya, ketuban diproduksi oleh tubuh ibu. Sebagian besar cairan ketuban berasal dari cairan yang di dalam tubuh ibu.

Setelah usia kehamilan 20 minggu, sebagian besar cairan ketuban berasal dari urine janin. Janin akan menelan cairan dan mengeluarkannya kembali.

Namun, urine bukanlah satu-satunya komponen cairan ketuban. Cairan ini mengandung berbagai unsur penting untuk perkembangan janin, seperti zat gizi, hormon, dan antibodi.

[embed-health-tool-due-date]

Fungsi air ketuban

janin di dalam kandungan

Bayi mengapung di dalam cairan ketuban selama kehamilan. Air ini terus bergerak dan bersirkulasi saat janin menelan cairan dan mengeluarkannya kembali dalam bentuk urine.

Ketuban bukanlah air biasa, melainkan cairan yang memiliki banyak fungsi. Berikut ini adalah beberapa fungsi air ketuban selama masa kehamilan.

1. Melindungi janin

Cairan ketuban berfungsi sebagai bantalan pelindung yang menyerap guncangan dari luar. Cairan ini menjaga janin tetap aman dari benturan, pukulan, atau gerakan yang tiba-tiba.

2. Menjaga suhu tetap stabil

Cairan ketuban membantu menjaga suhu tubuh janin agar tetap stabil dan normal. Tubuh bayi akan terhindar dari perubahan suhu ekstrem yang bisa mengganggu perkembangannya.

3. Mendukung perkembangan paru-paru

Selama di dalam kandungan, janin bernapas lewat air ketuban. Cairan ini membantu paru-paru berkembang dengan baik sehingga bayi mampu bernapas dengan lancar setelah lahir.

4. Membantu perkembangan sistem pencernaan

Janin secara alamiah akan menelan cairan ketuban. Ini membantu perkembangan organ pencernaan janin dan mempersiapkannya agar bisa mencerna makanan dengan baik setelah lahir.

5. Mendukung pertumbuhan otot dan tulang

Ketuban bermanfaat dalam perkembangan otot dan tulang janin karena cairan ini menghasilkan lingkungan bagi mereka untuk mengambang dan bergerak secara bebas.

6. Mencegah bagian tubuh janin menempel

Cairan ketuban berfungsi sebagai pelumas alami yang menjaga supaya organ tubuh janin, seperti jari tangan dan kaki, tidak saling menempel.

7. Melindungi tali pusar

Ketuban menjaga tali pusar supaya tidak tertekan atau membuat janin terlilit tali pusar. Dengan demikian, janin tetap mendapatkan asupan makanan dan oksigen yang cukup dari plasenta.

8. Mencegah infeksi pada janin

Kandungan antibodi dalam cairan ketuban berfungsi untuk melawan bakteri atau virus. Dengan perlindungan ini, risiko infeksi pada janin di dalam kandungan dapat dikurangi.

9. Membantu pemeriksaan kesehatan janin

Melalui prosedur amniosentesis, dokter dapat mengambil sampel air ketuban untuk mengetahui jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan perkembangan janin. 

Tes ini berguna untuk mendeteksi kelainan atau kondisi medis tertentu sejak dalam kandungan.

Fakta menarik seputar air ketuban

ciri ciri janin sehat

Tidak hanya memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan janin selama kehamilan, air ketuban juga menyimpan banyak fakta unik seperti berikut ini.

1. Warna air ketuban dapat menunjukkan masalah pada air ketuban

Cairan ketuban yang normal biasanya berwarna bening atau sedikit kekuningan. Perubahan warna cairan ini juga menandakan masalah pada cairan ketuban.

Jika cairan ketuban berwarna hijau atau cokelat, kemungkinan besar janin sudah mengeluarkan mekonium atau feses pertamanya.

Mekonium yang masuk ke paru-paru janin melalui cairan ketuban bisa menyebabkan gangguan pernapasan serius, yakni sindrom aspirasi mekonium.

Bayi yang lahir dengan masalah ini mungkin membutuhkan perawatan khusus walaupun dalam beberapa kasus tidak selalu diperlukan.

2. Volume air ketuban menggambarkan kondisi kehamilan

Volume cairan ketuban dapat membantu Anda dan dokter untuk memastikan kondisi kehamilan.

Dikutip dari MedlinePlus, volume cairan ketuban paling tinggi berada pada trimester ketiga atau lebih tepatnya saat usia kehamilan 34 minggu.

Pada usia tersebut, volume cairan ketuban rata-rata sekitar 800 mililiter (ml). Setelah itu, jumlah cairan biasanya mulai berkurang.

Selanjutnya pada usia 40 minggu atau ketika bayi sudah cukup bulan dan siap untuk dilahirkan, volume cairan ketuban berkurang hingga mencapai 600 ml.

3. Air ketuban pecah menandakan persalinan

Secara umum, air ketuban pecah merupakan tanda-tanda bahwa Anda akan melahirkan atau sedang dalam proses persalinan. 

Pecahnya cairan ini terjadi saat kantong ketuban robek. Robeknya kantong ini membuat cairan ketuban keluar melalui leher rahim dan vagina Anda.

Namun, cairan amnion dapat tidak pecah dengan sendirinya. Dokter bisa melakukan amniotomi untuk memecahkan ketuban guna mempercepat proses melahirkan.

Masalah umum yang terjadi pada air ketuban

Pada beberapa kasus, ibu hamil bisa mengalami gangguan pada air ketubannya. Jika ini terjadi, dokter akan mengawasi kehamilan Anda dengan lebih hati-hati.

Berikut ini adalah beberapa gangguan umum yang dapat memengaruhi cairan ketuban.

1. Polihidramnion

Kondisi ini terjadi saat jumlah air ketuban Anda lebih banyak dari seharusnya. Polihidramnion bisa terjadi pada kasus kehamilan kembar, kelainan bawaan, atau diabetes gestasional.

2. Oligohidramnion

Sebaliknya, masalah ini terjadi saat cairan ketuban terlalu sedikit. Oligohidramnion dapat terjadi karena kantong ketuban robek, fungsi plasenta terganggu, atau ada kelainan pada janin.

3. Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini (KPD) adalah kondisi saat cairan ketuban pecah sebelum waktu persalinan atau sebelum usia kehamilan 37 minggu. Pada kondisi ini, bayi berisiko lahir prematur.

Jika Anda memiliki kekhawatiran terhadap cairan ketuban dan kondisi janin di dalamnya, bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Kesimpulan

  • Air ketuban memiliki peranan penting, mulai dari melindungi janin, menjaga suhu tubuh janin, hingga mendukung perkembangan organ janin, seperti paru-paru.
  • Perubahan warna dan volume cairan ketuban merupakan indikator penting kesehatan janin sehingga penting untuk memantau hal ini selama kehamilan.
  • Masalah pada ketuban, antara lain polihidramnion, oligohidramnion, dan ketuban pecah dini (KPD), dapat berdampak buruk sehingga memerlukan perhatian khusus.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Amniotic fluid: Color, smell, function & disorders. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved March 6, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/body/23310-amniotic-fluid

Amniotic fluid. (2022). MedlinePlus. Retrieved March 6, 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/002220.htm

Water breaking: Understand this sign of labor. (2024). Mayo Clinic. Retrieved March 6, 2025, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/water-breaking/art-20044142

Premature rupture of membranes (PROM)/Preterm premature rupture of membranes (PPROM). (n.d.). Children’s Hospital of Philadelphia. Retrieved March 6, 2025, from https://www.chop.edu/conditions-diseases/premature-rupture-membranes-prompreterm-premature-rupture-membranes-pprom

Polyhydramnios. (n.d.). Children’s Minnesota. Retrieved March 6, 2025, from https://www.childrensmn.org/services/care-specialties-departments/fetal-medicine/conditions-and-services/polyhydramnios/

Oligohydramnios. (2021). Cedars-Sinai. Retrieved March 6, 2025, from https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/o/oligohydramnios.html

Fitzsimmons, E.D., & Bajaj, T. (2023). Embryology, Amniotic Fluid. StatPearls Publishing. Retrieved March 6, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541089/

Versi Terbaru

18/03/2025

Ditulis oleh Ihda Fadila

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Korioamnionitis, Infeksi Bakteri pada Cairan Ketuban

Sindrom Potter: Saat Wajah Bayi Cacat Akibat Kurangnya Cairan Ketuban


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan