Dalam dunia kebugaran dan olahraga, ada sebuah budaya atau mitos yang mengatakan “lebih banyak berolahraga, lebih baik hasilnya untuk tubuh”. Apa benar demikian? Lalu, apa ada waktu istirahat setelah olahraga rutin?
Olahraga rutin tidak melulu menyehatkan karena tubuh perlu istirahat
Banyak orang percaya bahwa tubuh yang bugar dan otot yang kencang hanya akan didapatkan ketika mereka melakukan olahraga rutin. Padahal, tubuh perlu porsi istirahat atau pemulihan yang sama pentingnya dengan porsi olahraga dan latihan yang sudah direncanakan dalam program.
Pemulihan sangatlah penting dalam olahraga, karena tanpa pemulihan kita tidak bisa beradaptasi secara fisik untuk menjadi lebih sehat, kuat, atau cepat. Karena pada dasarnya tubuh butuh istirahat juga sebetulnya. Contohnya, apabila Anda berolahraga setiap hari, maka secara psikologis Anda akan ‘tampak’ dan ‘merasa’ lebih kuat. Tetapi jika Anda dianalisis lebih dalam, sebenarnya itu hanyalah sesuatu yang tercermin dari pikiran Anda.
Pikiran Anda yang berpikir “semakin keras atau semakin sering saya berolahraga, maka tubuh akan semakin baik!”, tidak benar begitu faktanya. Berolahragalah secukupnya, karena olahraga terlalu keras justru akan menghilangkan hasil yang paling bermanfaat yaitu hormon atau gen ekspresif.
Ketika kita berolahraga, tubuh tidak bertambah kuat. Ketika kita berolahraga sebenarnya kita merusak sistem energi dan jaringan yang menyebabkan kita menjadi lemah. Semakin banyak dan sering kita melakukan olahraga, kita juga akan menjadi semakin lemah dan memperbesar kemungkinan sakit atau cedera atau yang biasa disebut ‘over-training’.
Untuk alasan itu, seimbangkan olahraga rutin Anda dengan pemulihan. Kombinasi olahraga dan pemulihan yang baiklah yang akan membawa Anda ke tahap kebugaran selanjutnya. Karena pada dasarnya memerlukan istirahat untuk proses pemulihan (atau memperbaiki kembali bagian yang rusak) setelah beberapa saat olahraga rutin. Pentingnya istirahat di sela-sela olahraga rutin.
Bagaimanapun, sangatlah penting untuk diingat bahwa apabila terlalu banyak stimulus, atau beban dari olahraga itu sendiri terlalu berat, tubuh tidak akan beradaptasi secara maksimal. Respon terbaik tubuh adalah dengan sedikit-sedikit menyesuaikan dengan level kemampuan yang tepat, barulah kemudian meningkat seiring penyesuaian tubuh.
Sebagai contoh, atlet angkat beban tidak serta merta langsung mengangkat beban terberat dan mengerahkan usaha maksimal sebelum memperoleh kestabilan yang diperlukan untuk mengangkat beban terberat(fase periodisasi).
Latihan dengan usaha maksimal dapat membebani otot dan jaringan sehingga cenderung membuat cedera. Apabila Anda tidak memberi kesempatan bagi tubuhnya untuk memulihkan diri, maka stimulus dari tiap latihan atau gerakan justru akan memberikan penolakan lebih lanjut terhadap fitness dan olahraga (kelelahan dan over-trained) lebih lanjut yang lebih berat.
Manusia memiliki kemampuan pemulihan yang berbeda-beda, oleh karena itu tidak mungkin bagi siapapun untuk mengetahui berapa lama proses pemulihan akan berjalan selain tubuh Anda sendiri.
Ada beberapa petunjuk dasar yang dapat diikuti untuk mengetahui kapan dan berapa lama pemulihan dapat dilakukan, tergantung pada banyaknya jumlah faktor, dan apabila akan diterapkan untuk tingkat lebih lanjut maka memerlukan pengalaman seperti trial and error.
Perhatikan!
Jika Anda benar-benar merasa lelah, maka istirahatlah. Jangan memaksakan diri hanya karena terpaku oleh program di secarik kertas. Banyak faktor yang dapat membuat tubuh stress dan sangatlah penting untuk lebih fleksibel pada jadwal olahraga rutin Anda.
Phil adalah praktisi kesehatan dan seorang ahli transformasi tubuh di starfitnesssaigon.com. Hubungi Phil di phil-kelly.com atau Facebook.com/kiwifitness.philkelly.
[embed-health-tool-bmr]