backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Jangan Takut, Olahraga Tak Akan Bikin Anda Makan Lebih Banyak!

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Jangan Takut, Olahraga Tak Akan Bikin Anda Makan Lebih Banyak!

    Banyak orang yang malas berolahraga, padahal sedang menjalani program turun berat badan. Alasannya, beberapa orang meyakini bahwa olahraga justru membuat Anda sangat lapar sehingga Anda malah makan terlalu banyak setelahnya. Tunggu dulu, memangnya benar Anda akan lebih banyak makan setelah olahraga? Apa kata para ahli? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini, ya.   

    Olahraga justru bisa menekan nafsu makan, lho

    Ternyata, orang-orang yang tidak aktif bergerak cenderung kurang mampu menekan nafsu makannya daripada orang yang aktif berolahraga. Sebuah studi menemukan bahwa latihan aerobik intensitas sedang dapat menurunkan nafsu makan, bahkan Anda akan merasa lebih kenyang usai berolahraga.

    Semakin Anda meningkatkan intensitas olahraga, misalnya melakukan kardio ataup latihan kekuatan, maka Anda akan semakin mampu menekan nafsu makan. Sehingga, Anda menjadi tidak terlalu mengidamkan makan setelah olahraga. 

    Hal ini berkaitan dengan hormon ghrelin, yaitu hormon yang memicu nafsu makan Anda. Nah, saat Anda berolahraga, hormon ini justru menurun sehingga Anda menjadi tidak begitu lapar setelah berolahraga.

    Selain itu, kadar peptida dan gula darah menjadi meningkat saat berolahraga. Ini sebabnya nafsu makan Anda menjadi menurun. Jadi, semakin Anda bugar, semakin sedikit pula Anda merasakan lapar usai berolahraga.

    Wanita yang sering berolahraga di pagi hari cenderung tidak tertarik untuk makan setelahnya

    Berolahraga juga bisa memengaruhi cara otak memproses isyarat untuk makan. Sebuah penelitian dari Brigham Young University melaporkan bahwa wanita yang sering melakukan olahraga di pagi hari merasa kurang tertarik untuk makan setelah berolahraga. Maka, ini dapat disimpulkan bahwa olahraga dapat mengubah saraf dalam tubuh untuk menurunkan motivasi makan pada orang-orang yang berolahraga.

    Itulah mengapa banyak orang memilih olahraga untuk menurunkan berat badan. Ternyata benar, olahraga membuat Anda lebih bisa mengontrol nafsu makan dan terhindar dari kalap saat makan. 

    olahraga saat perut kosong

    Eits, Anda tetap perlu makan setelah olahraga

    Perasaan kenyang setelah berolahraga tidak bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pasalnya, satu jam usai berolahraga, Anda perlu segera memenuhi asupan makanan di tubuh Anda.

    Saat Anda berolahraga, maka tubuh Anda membakar kalori dan menguras banyak energi. Karena tubuh telah terprogram untuk mempertahankan keadaan tubuh, respon alami yang selanjutnya terjadi adalah kembali mengisi kekosongan energi yang terkuras sebelumnya. Nah, sudah saatnya Anda makan untuk mengembalikan tenaga Anda sebelum beraktivitas lainnya.

    Bagaimana kalau saya tetap ingin banyak makan setelah olahraga?

    Sebenarnya, lapar atau tidaknya seseorang setelah berolahraga tergantung pada tingkat nafsu makannya masing-masing. Lebih kepada sikap Anda yang cenderung memberikan ‘penghargaan’ berupa makanan setelah berolahraga, keinginan untuk makan dengan porsi banyak bersama teman olahraga, atau memang memiliki kebiasaan sarapan dalam jumlah banyak.

    Bila Anda sering merasa lapar usai berolahraga, baiknya Anda lakukan dua cara ini:

  • Konsumsi makanan sehat setelah berolahraga. Karena energi Anda banyak terkuras, maka kini saat yang tepat bagi Anda untuk makan. Ingat, jangan konsumsi makanan cepat saji meskipun Anda menginginkannya. Gantilah dengan makanan yang mengandung protein dan karbohidrat untuk menunjang asupan tubuh Anda.
  • Makan sebelum berolahraga. Makan satu jam sebelum olahraga dapat membuat Anda makan lebih sedikit setelahnya. Pilih makanan yang mengandung karbohidrat rendah lemak agar mudah dicerna dan tidak memberatkan pencernaan Anda saat berolahraga.
  • Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan