Tahukah Anda bahwa kanker otak sebenarnya adalah tumor ganas? Tumor yang terdapat di dalam otak bisa berupa tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak relatif lebih mudah ditangani, sementara tumor ganas atau kanker otak dapat dengan cepat menyebabkan kondisi kesehatan lain yang mematikan. Tetapi, apakah penderita kanker otak tidak memiliki harapan hidup? Simak penjelasan saya berikut ini.
Apa bedanya tumor dan kanker otak?
Sebelum mencari tahu apakah penderita kanker otak memiliki harapan hidup atau tidak, sebaiknya Anda memahami terlebih dahulu apa perbedaan dari tumor dan kanker otak. Pada dasarnya, kanker otak adalah tumor ganas yang bersarang di dalam otak. Tumor sendiri bersifat slowly progressive, sehingga seiring berjalannya waktu, tumor akan menjadi semakin besar dan memberikan gejala yang semakin parah.
Namun, Anda harus memahami bahwa tumor jinak tidak selalu menjadi tumor ganas dan berakhir menjadi kanker otak. Maka dari itu, apabila Anda melakukan pemeriksaan kesehatan dan terdeteksi tumor di dalam otak, ada baiknya jika segera ditindak lanjuti agar tumor tidak membesar dan berubah menjadi semakin ganas.
Pada dasarnya, tumor otak dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan lokasi asal dari tumor. Kedua jenis ini adalah tumor primer dan sekunder. Tumor primer adalah tumor yang berasal dari sel-sel di dalam otak itu sendiri.
Misalnya, tumor yang berasal dari sel glia, yaitu glioma dan astrositoma tumor yang berasal dari sel selaput otak yaitu tumor meningioma, dan tumor glioblastoma, yaitu tumor yang terbentuk di sel astrosit. Biasanya, tumor yang tergolong primer adalah tumor tunggal atau hanya berjumlah satu.
Sementara, tumor sekunder adalah tumor organ tubuh lain yang menyebar ke otak. Misalnya, tumor yang menyebar dari payudara ke otak, atau dari rahim ke otak. Biasanya, tumor tersebar dari organ lainnya karena di tempat asalnya, tumor sudah memasuki tingkatan tertinggi, yaitu stadium 4.
Saat itu sel tumor sudah berkembang lebih lanjut dan masuk ke dalam kelenjar getah bening serta pembuluh darah sekitar. Sehingga, tumor akan menyebar ke bagian tubuh lainnya, termasuk otak. Tumor sekunder biasanya berjumlah lebih dari satu atau berjumlah sangat banyak. Oleh sebab itu, tumor sekunder dianggap lebih berbahaya dibanding tumor primer karena jumlah tumor yang banyak mengurangi kemungkinan untuk diangkat dari dalam otak.
Jumlah yang banyak akan menyebabkan tindakan operasi menjadi tidak efektif, sehingga pilihan pengobatan untuk tumor sekunder biasanya dengan cara radiasi atau kemoterapi saja. Sementara, untuk tumor primer, operasi pengangkatan tumor masih mungkin dilakukan.
Memahami perkembangan tumor di dalam otak
Perkembangan tumor pada setiap orang akan berbeda, bisa saja dalam hitungan bulan bahkan tahunan. Perkembangan tumor ini juga yang akan memengaruhi harapan hidup penderita kanker otak. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari dalam tubuh dan faktor yang berasal dari tumor tersebut.
Tubuh memiliki sistem pertahanan yang salah satunya disebut dengan tumor necrosis factor. Sistem ini membuat tubuh dapat melawan dan menghalangi pertumbuhan sel yang tidak normal akibat tumor.
Bila daya tahan seseorang cukup kuat, perkembangan tumor akan melambat. Sebaliknya, jika daya tahan tubuh kian hari kian melemah, sel tumor akan dengan mudah berkembang dan bertambah jumlahnya.
Biasanya Anda juga dianjurkan untuk melakukan prosedur biopsi patologi anatomi demi mengetahui jenis dan seberapa agresif tumor pada otak. Caranya adalah diambil sedikit jaringan dari tumor otak tersebut untuk diteliti lebih lanjut.
Dari hasil tersebut, akan terlihat sel yang tidak normal berasal dari sel otak bagian mana. Biopsi juga membantu tim medis mengetahui apakah itu tumor jinak atau tumor ganas. Biasanya, jenis tumor menentukan potensi apakah tumor tersebut akan berubah menjadi ganas atau tidak.
Selain itu, tumor dianggap ganas jika tumbuh kembali setelah diangkat melalui prosedur operasi. Bahkan, tumor yang muncul kembali tersebut mungkin lebih cepat tumbuh, sehingga perkembangannya bisa dibilang hanya hitungan bulan saja.
Salah satu jenis tumor yang tergolong ganas adalah tumor glioblastoma multiform, yaitu tumor yang terbentuk dari sel astrosit.
Bagaimana harapan hidup dari penderita kanker otak?
Kanker otak tidak dinilai dengan tingkatan atau derajat keparahan. Tumor yang berada dalam otak selalu dianggap berbahaya.
Harapan hidup tiap penderita kanker biasanya dinilai dengan sebuah skala, yaitu lima tahun. Five years survival rate ini adalah angka harapan hidup yang telah ditetapkan secara lazim untuk penderita kanker, termasuk kanker otak.
Artinya, persentase harapan hidup dari pasien kanker otak menggunakan tolak ukur angka lima tahun ini. Meski begitu, bukan berarti pasien yang telah didiagnosis menderita kanker otak tidak bisa hidup lebih dari lima tahun, tapi perlu diakui bahwa persentasenya harapan hidup lebih dari lima tahun untuk pasien kanker otak tidaklah besar.
Besar persentase harapan hidup ini biasanya ditentukan melalui kualitas hidup pasien. Maka dari itu, orang di sekeliling pasien kanker otak harus membantu meningkatkan kualitas hidupnya agar persentase harapan hidupnya meningkat.
Pasalnya, jika daya tahan tubuh pasien kanker otak menurun, ada kemungkinan kanker berkembang semakin ganas. Oleh karena itu, kesehatan pasien kanker otak hanya bisa dibantu untuk dipertahankan pada kondisi terbaiknya.
Selain angka harapan hidup, ada pula faktor risiko yang juga harus Anda perhatikan. Misalnya, pria dan wanita memiliki potensi yang sama besarnya untuk mengalami kondisi ini.
Namun, pria lebih rentan terhadap tumor di dalam otak dibandingkan wanita. Hal ini disebabkan karena gen protein retinoblastoma (RB) diduga kurang aktif pada otak pria. Padahal gen ini sangat bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan sel ganas di dalam otak.
Pertumbuhan sel tumor ganas di dalam otak juga lebih rentan terjadi pada lansia. Sebab, semakin bertambah usia, kemungkinan terjadinya kanker otak juga semakin meningkat. Meski begitu, harus diingat bahwa penyakit ini tergolong penyakit yang mematikan.
Sehingga, bisa dibilang bahwa harapan tertinggi dari hidup pasien kanker otak adalah selama lima tahun. Jadi, saat seseorang telah divonis kanker otak, tentu akan terjadi perubahan pada aktivitas yang dijalaninya sehari-hari.
Perubahan pada kehidupan sehari-hari penderita kanker otak
Pasien yang mengalami kanker otak tentu mengalami banyak perubahan pada hidup dan aktivitas sehari-hari. Pasalnya, tumor di dalam kepala pasien akan menyebabkan penekanan. Penekanan-penekanan ini dapat mengakibatkan berbagai masalah lain, bergantung saraf apa yang mengalami penekanan.
Misalnya, jika penekanan terjadi di saraf motorik, ada kemungkinan pasien mengalami kelumpuhan, seperti yang dialami oleh pasien stroke. Sementara, penekanan di saraf sensorik bisa menyebabkan rasa baal, kesemutan, atau nyeri. Lalu, penekanan yang terjadi di jalur saraf penglihatan dapat berakibat kebutaan.
Bahkan, kanker otak juga bisa menimbulkan komplikasi. Misalnya, saat terjadi tekanan di dalam otak, saraf-saraf menelan dan bernapas menjadi bermasalah, sehingga menyebabkan infeksi pada paru-paru. Biasanya, komplikasi terjadi akibat adanya perubahan derajat kesehatan fisik pasien secara umum dan seiring berkembangnya keparahan kanker otak tersebut.
[embed-health-tool-bmi]