Tidak jarang orang lebih memilih makan jeroan ketimbang daging hewan tersebut. Namun saat ini makan jeroan masih dianggap kurang baik bagi kesehatan. Lantas, sebenarnya apa saja efek yang ditimbulkan jika mengonsumsi jeroan? Apakah boleh makan jeroan setiap hari? Semua jawabannya dapat Anda temukan pada ulasan berikut ini.
Bolehkah makan jeroan setiap hari?
Mungkin sebagian dari Anda lebih memilih untuk mengonsumsi daging dari tubuh hewan seperti ayam, sapi, ataupun kambing. Namun, sebagian lainnya justru lebih suka makan jeroan, seperti hati, ampela, jantung, lidah, otak, dan babat.
Memang, banyak ahli yang mengatakan bahwa jeroan mengandung nutrisi yang tidak sedikit. Bahkan jeroan sering disebut sebagai super food karena kaya akan berbagai vitamin dan mineral, yakni vitamin B, vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, besi, fosfor, dan magnesium.
Meskipun memiliki berbagai nutrisi hebat, tapi bukan berarti Anda diizinkan untuk makan jeroan dengan frekuensi yang sering – terlebih hampir setiap hari. Dilansir dari laman Healthy Eating, para pakar kesehatan berpendapat sebaiknya konsumsi jeroan tidak lebih dari satu kali per minggu.
Hal ini disebabkan karena kandungan zat gizi baik dari jeroan tidak bisa dimanfaatkan maksimal oleh tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsinya sesuai dengan kecukupan tubuh Anda.
Apa efek samping jika makan jeroan terlalu banyak?
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, meskipun memiliki rasa yang enak dan mengandung banyak nutrisi tapi Anda tidak dianjurkan untuk makan jeroan terlalu sering.
Alih-alih menyumbang nutrisi baik bagi tubuh, jeroan justru bisa menjadi bumerang bagi kesehatan Anda. Risiko kesehatan yang bisa mengintai Anda jika terlalu sering makan jeroan yaitu:
Kolesterol tubuh meningkat
Jeroan juga memiliki kadar lemak dan kolesterol tinggi. Meskipun lemak sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi cadangan, mengatur hormon, serta fungsi otak, tapi penting untuk tetap memerhatikan jumlah konsumsinya.
Rekomendasi asupan lemak dari WHO, yakni tidak lebih dari 30 persen dari asupan total energi per hari. Ini setara dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementrian Kesehatan RI, yakni sekitar 75 gram lemak bagi wanita dan 91 gram lemak bagi pria per harinya. Atau mudahnya, setara dengan 67 gr lemak per hari jika total kebutuhan energi Anda 2000 per hari.
Di samping itu, American Heart Association menganjurkan bahwa usia dewasa sebaiknya menurunkan kadar kolesterol tubuh. Maka, konsumsi lemak tidak boleh lebih dari 5-6 persen dari jumlah total kalori harian yang dianjurkan.
Jika asupan lemak melebihi porsi yang seharusnya, maka akan menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh yang kemudian membentuk plak pada pembuluh darah Anda sehingga pembuluh darah menyempit dan mengakibatkan munculnya penyakit jantung.
Kelebihan kadar vitamin A
National Institutes of Health merekomendasikan batasan jumlah vitamin A yang aman untuk dikonsumsi per hari yakni tidak lebih dari 10.000 IU.
Sementara, vitamin A yang terkandung dalam jeroan cukup tinggi sehingga jika dikonsumsi dalam waktu yang sering maka vitamin A akan tertumpuk dalam tubuh dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Misalnya sakit kepala, mual, serta kerusakan hati.
Bahkan ibu hamil dianjurkan untuk memerhatikan konsumsi makanan dengan kandungan vitamin A yang tinggi. Pasalnya, jika dikonsumsi melebihi batas yang seharusnya akan menyebabkan cacat lahir yang serius pada bayi. Cacat lahir tersebut meliputi kelainan jantung, sumsum tulang belakang, mata, telinga, hidung, maupun cacat pada saluran pencernaan dan ginjal.
Sebuah penelitian melaporkan bahwa seorang ibu hamil yang mengonsumsi lebih dari 10.000 IU vitamin A per hari, memiliki risiko 80 persen lebih tinggi untuk melahirkan anak dengan cacat lahir dibandingkan ibu yang mengonsumsi 5.000 IU atau kurang dari batasan rekomendasinya per hari. Oleh karena itu, penting untuk memantau asupan vitamin A harian, terutama jika Anda rutin minum suplemen dengan kandungan vitamin A.
Memperburuk penyakit asam urat
Asam urat akan muncul saat Anda mengonsumsi makanan dengan kandungan purin (zat yang ditemukan di berbagai makanan yang akan diubah jadi asam urat dalam tubuh) yang tinggi. Semakin banyak purin yang dihasilkan oleh makanan yang dimakan, maka semakin tinggi pula kadar asam urat yang dikeluarkan oleh tubuh.
Kadar purin yang tinggi kemudian menjadi kristal, yang akan menumpuk di sekitar sendi dan jaringan tubuh lainnya. Itu sebabnya persendian menjadi nyeri dan bengkak. Maka dari itu, penderita asam urat dianjurkan untuk menghindari makan jeroan, sebab jeroan mengandung kadar purin yang tinggi.
[embed-health-tool-heart-rate]