backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Jantung Berdebar Saat Berdiri Mendadak, Apa Penyebabnya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 21/07/2021

    Jantung Berdebar Saat Berdiri Mendadak, Apa Penyebabnya?

    Beberapa orang kadang mengeluhkan kepala kliyengan dan pusing setelah berdiri mendadak. Namun, ada juga yang merasa jantung berdebar saat berdiri setelah bangkit dari duduk. Apakah ini normal? Apa penyebabnya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

    Apa penyebab jantung berdebar ketika berdiri mendadak?

    Jantung berdebar saat berdiri mendadak terjadi karena sebuah kondisi yang bernama postural orthostatic tachycardia syndrome (POTS). Sindrom ini melibatkan sistem saraf dan memengaruhi sirkulasi darah dalam tubuh.

    Nah, peningkatan denyut jantung ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi ketika Anda berubah posisi. Sebagai contoh, dari posisi duduk lama atau rebahan menjadi berdiri.

    Selain itu, gejala lain yang mungkin muncul adalah sensasi berkunang-kunang dan tubuh goyah karena penurunan tekanan darah mendadak.

    Normalnya, darah akan sedikit demi sedikit mengalir turun ke kaki begitu Anda bangkit berdiri perlahan dari duduk atau rebahan. Namun, ketika Anda berdiri terburu-buru, gaya gravitasi bumi jadi menarik paksa sebagian besar aliran darah.

    Alhasil, aliran darah ini mengalir cepat menuju kaki dan menggenang pada pembuluh darah bawah. Untuk mendapatkan gambaran jelasnya, Anda bisa membayangkan derasnya aliran air terjun.

    Hal ini dapat menyebabkan kurangnya aliran darah menuju ke otak, sehingga menyebabkan kepala pusing, kelelahan, hingga brain fog atau otak seolah berkabut.

    Seiring dengan sistem saraf terus melepaskan hormon epinefrin dan norepinefrin untuk mengetatkan pembuluh darah, jantung terus berdebar saat berdiri. Hal ini bisa menyebabkan tubuh gemetar hingga rasa sakit pada dada.

    Penyebab lainnya yang mungkin terjadi

    Selain karena perubahan postur mendadak, keluhan jantung berdebar saat berdiri tiba-tiba  kemungkinan juga berkaitan dengan kondisi:

    • Kehamilan.
    • Terlalu lama berbaring (bed rest).
    • Baru mengalami trauma fisik.
    • Mengalami luka serius.
    • Gangguan jantung yang menyebabkan perubahan fungsi jantung atau pembuluh darah.
    • Kerusakan saraf atau gangguan fungsi saraf tubuh bagian bawah.
    • Terlalu lama mengalami stress.

    Kebanyakan kasus jantung berdebar saat berdiri hanya terjadi sesekali, terutama ketika perubahan postur terjadi mendadak dalam waktu cepat.

    Kalau Anda sering sekali mengalaminya, Anda harus konsultasikan lebih lanjut pada dokter. Beberapa penyakit juga dapat menyebabkan gejala takikardi ortostatik postural, seperti:

    Tanda dan gejala dari takikardi ortostatik postural

    Para ahli menyebut seseorang mengalami sindrom POT ketika detak jantungnya meningkat hingga 30-40 denyut setelah 10 menit berdiri. Sindrom takikardi ortostatik postural ini juga dapat ditemukan ketika tiba-tiba detiak jantung meningkat menjadi 120 denyut per menit setelah 10 menit berdiri.

    Selain jantung berdebar ketika berdiri dan penurunan tekanan darah tiba-tiba, takikardi ortostatik postural juga memiliki gejala lainnya yang dapat bersifat ringan hingga mengganggu aktivitas, seperti berikut:

    • Mual dan ingin muntah.
    • Rasa sakit pada tangan dan kaki.
    • Merasa pusing, berkunang-kunang, kepala kliyengan.
    • Kelelahan tiba-tiba.
    • Tremor.
    • Tubuh terasa lemah, lemas.
    • Mudah merasa cemas.
    • Sulit bernapas.
    • Nyeri dada.
    • Perubahan warna pada tangan dan kaki tanpa sebab.
    • Sulit berkonsentrasi.
    • Sensasi dingin pada ujung jari atau kaki.
    • Masalah pencernaan (sembelit atau diare).

    Diagnosis takikardi ortostatik postural

    Jika Anda sering mengalami kondisi ini, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik terkait dengan gejala-gejala yang Anda alami untuk memastikan diagnosisnya.

    Namun, perlu Anda ketahui bahwa dokter atau tim medis sering kali kesulitan untuk mendiagnosis kondisi yang dapat menyebabkan jantung berdebar saat berdiri ini.

    Pasalnya, terlalu banyak gejala yang muncul pada tubuh seiring waktu. Nah, gejala-gejala tersebut cenderung terlalu umum dan mirip dengan gejala dari kondisi lainnya. Alhasil, dokter tidak dapat langsung menentukan bahwa kondisi yang sedang pasien alami adalah sindrom ini.

    Bahkan, pasien yang mengalami kondisi ini mungkin saja menemui beberapa dokter terlebih dahulu untuk yakin mengenai kondisi kesehatannya sendiri. Tak heran, pasien yang mengalami sindrom POT ini mungkin mengalami berbagai gejala dalam kurun waktu bulanan hingga tahunan sebelum akhirnya mendapatkan diagnosis penyakit ini.

    Umumnya, tes tilt table merupakan pemeriksaan paling umum untuk mendiagnosis penyakit penyebab jantung berdebar saat berdiri ini. Pemeriksaan ini dapat membantu mengukur detak jantung dan tekanan darah selama Anda berganti-ganti posisi.

    Namun, selain pemeriksaan tersebut, ada jenis pemeriksaan lain yang mungkin bisa Anda lakukan:

    • Tes darah dan urine untuk mencari tahu penyebab sindrom POT dan kondisi lain yang mirip dengan ini.
    • QSART, yaitu tes yang mengukur jaringan saraf yang mengontrol keringat.
    • Tes pernapasan otomatis untuk mengukur aliran darah dan tekanan darah saat Anda berolahraga.
    • Skin nerve biopsy. 
    • Echocardiogram.
    • Perhitungan volume sel darah.

    Bagaimana cara mengatasi jantung berdebar ketika berdiri mendadak?

    Pada dasarnya, masing-masing individu mungkin membutuhkan penanganan yang berbeda-beda atas kondisi ini. Pasalnya, setiap orang juga memiliki gejala dan penyebab yang tak selalu sama.

    Nah, hingga saat ini, masih belum ada jenis pengobatan yang dapat menyembuhkan secara menyeluruh penyakit yang dapat menyebabkan jantung berdebar saat berdiri mendadak ini.

    Akan tetapi, ada beberapa pengobatan yang dapat membantu meredakan gejala, seperti:

    1. Penggunaan obat-obatan

    Ada beberapa jenis obat yang dapat membantu dalam kondisi POTS tergantung penyebabnya, seperti:

    • Beta blocker
    • SSRI
    • Flurdrocortisone
    • Midodrine
    • Benzodiazepine

    2. Perubahan pola makan

    Menurut John Hopkins Medicine, salah satu cara mengatasi kondisi ini adalah memperbanyak minum air sepanjang hari, kurang lebih 2-2.5 liter setiap harinya.

    Selain itu, Anda juga perlu meningkatkan asupan makanan yang mengandung garam. Jika perlu, tambahkan garam pada menu makanan harian Anda.

    Hal tersebut dapat membantu mempertahankan jumlah air dalam aliran darah. Alhasil, darah akan lebih cepat kembali mencapai jantung dan otak.

    Sementara itu, ada pula makanan dan minuman tertentu yang sebaiknya Anda hindari. Mengapa? Makanan dan minuman ini mungkin dapat menimbulkan efek samping pada penderita sindrom POT.

    Sebagai contoh, minuman beralkohol dapat memicu sindrom ini. Alkohol dapat mengalihkan darah dari sirkulasi darah pusat ke kulit dan meningkatkan hilangnya cairan tubuh melalui urine.

    Oleh sebab itu, jika Anda tidak yakin mengenai makanan dan minuman tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Dengan begitu, Anda bisa menerapkan pola makan sehat yang dapat membantu Anda meredakan gejala dari penyakit ini.

    3. Terapi fisik

    Sebenarnya, latihan fisik atau olahraga dapat memperparah kondisi Anda saat mengalami sindrom ini. Namun, menjalani terapi fisik mungkin dapat membantu Anda mengatasinya.

    Jika Anda memilih untuk menjalaninya, lakukan terapi fisik secara perlahan. Anda baru boleh meningkatkan aktivitas fisik saat menjalani terapi ini jika tubuh mampu mengikutinya dengan baik.

    Seiring dengan peningkatan sirkulasi darah dengan mengonsumsi obat dan menjalankan pola makan sehat, Anda juga boleh berolahraga lagi. Pasalnya, olahraga yang Anda lakukan dengan baik dan benar dapat meningkatkan volume darah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 21/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan