Tanda dan gejala dari takikardi ortostatik postural
Para ahli menyebut seseorang mengalami sindrom POT ketika detak jantungnya meningkat hingga 30-40 denyut setelah 10 menit berdiri. Sindrom takikardi ortostatik postural ini juga dapat ditemukan ketika tiba-tiba detiak jantung meningkat menjadi 120 denyut per menit setelah 10 menit berdiri.
Selain jantung berdebar ketika berdiri dan penurunan tekanan darah tiba-tiba, takikardi ortostatik postural juga memiliki gejala lainnya yang dapat bersifat ringan hingga mengganggu aktivitas, seperti berikut:
- Mual dan ingin muntah.
- Rasa sakit pada tangan dan kaki.
- Merasa pusing, berkunang-kunang, kepala kliyengan.
- Kelelahan tiba-tiba.
- Tremor.
- Tubuh terasa lemah, lemas.
- Mudah merasa cemas.
- Sulit bernapas.
- Nyeri dada.
- Perubahan warna pada tangan dan kaki tanpa sebab.
- Sulit berkonsentrasi.
- Sensasi dingin pada ujung jari atau kaki.
- Masalah pencernaan (sembelit atau diare).
Diagnosis takikardi ortostatik postural
Jika Anda sering mengalami kondisi ini, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik terkait dengan gejala-gejala yang Anda alami untuk memastikan diagnosisnya.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa dokter atau tim medis sering kali kesulitan untuk mendiagnosis kondisi yang dapat menyebabkan jantung berdebar saat berdiri ini.
Pasalnya, terlalu banyak gejala yang muncul pada tubuh seiring waktu. Nah, gejala-gejala tersebut cenderung terlalu umum dan mirip dengan gejala dari kondisi lainnya. Alhasil, dokter tidak dapat langsung menentukan bahwa kondisi yang sedang pasien alami adalah sindrom ini.
Bahkan, pasien yang mengalami kondisi ini mungkin saja menemui beberapa dokter terlebih dahulu untuk yakin mengenai kondisi kesehatannya sendiri. Tak heran, pasien yang mengalami sindrom POT ini mungkin mengalami berbagai gejala dalam kurun waktu bulanan hingga tahunan sebelum akhirnya mendapatkan diagnosis penyakit ini.
Umumnya, tes tilt table merupakan pemeriksaan paling umum untuk mendiagnosis penyakit penyebab jantung berdebar saat berdiri ini. Pemeriksaan ini dapat membantu mengukur detak jantung dan tekanan darah selama Anda berganti-ganti posisi.
Namun, selain pemeriksaan tersebut, ada jenis pemeriksaan lain yang mungkin bisa Anda lakukan:
- Tes darah dan urine untuk mencari tahu penyebab sindrom POT dan kondisi lain yang mirip dengan ini.
- QSART, yaitu tes yang mengukur jaringan saraf yang mengontrol keringat.
- Tes pernapasan otomatis untuk mengukur aliran darah dan tekanan darah saat Anda berolahraga.
- Skin nerve biopsy.
- Echocardiogram.
- Perhitungan volume sel darah.
Bagaimana cara mengatasi jantung berdebar ketika berdiri mendadak?
Pada dasarnya, masing-masing individu mungkin membutuhkan penanganan yang berbeda-beda atas kondisi ini. Pasalnya, setiap orang juga memiliki gejala dan penyebab yang tak selalu sama.
Nah, hingga saat ini, masih belum ada jenis pengobatan yang dapat menyembuhkan secara menyeluruh penyakit yang dapat menyebabkan jantung berdebar saat berdiri mendadak ini.
Akan tetapi, ada beberapa pengobatan yang dapat membantu meredakan gejala, seperti:
1. Penggunaan obat-obatan
Ada beberapa jenis obat yang dapat membantu dalam kondisi POTS tergantung penyebabnya, seperti:
- Beta blocker
- SSRI
- Flurdrocortisone
- Midodrine
- Benzodiazepine
2. Perubahan pola makan
Menurut John Hopkins Medicine, salah satu cara mengatasi kondisi ini adalah memperbanyak minum air sepanjang hari, kurang lebih 2-2.5 liter setiap harinya.
Selain itu, Anda juga perlu meningkatkan asupan makanan yang mengandung garam. Jika perlu, tambahkan garam pada menu makanan harian Anda.
Hal tersebut dapat membantu mempertahankan jumlah air dalam aliran darah. Alhasil, darah akan lebih cepat kembali mencapai jantung dan otak.
Sementara itu, ada pula makanan dan minuman tertentu yang sebaiknya Anda hindari. Mengapa? Makanan dan minuman ini mungkin dapat menimbulkan efek samping pada penderita sindrom POT.
Sebagai contoh, minuman beralkohol dapat memicu sindrom ini. Alkohol dapat mengalihkan darah dari sirkulasi darah pusat ke kulit dan meningkatkan hilangnya cairan tubuh melalui urine.
Oleh sebab itu, jika Anda tidak yakin mengenai makanan dan minuman tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Dengan begitu, Anda bisa menerapkan pola makan sehat yang dapat membantu Anda meredakan gejala dari penyakit ini.
3. Terapi fisik
Sebenarnya, latihan fisik atau olahraga dapat memperparah kondisi Anda saat mengalami sindrom ini. Namun, menjalani terapi fisik mungkin dapat membantu Anda mengatasinya.
Jika Anda memilih untuk menjalaninya, lakukan terapi fisik secara perlahan. Anda baru boleh meningkatkan aktivitas fisik saat menjalani terapi ini jika tubuh mampu mengikutinya dengan baik.
Seiring dengan peningkatan sirkulasi darah dengan mengonsumsi obat dan menjalankan pola makan sehat, Anda juga boleh berolahraga lagi. Pasalnya, olahraga yang Anda lakukan dengan baik dan benar dapat meningkatkan volume darah.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar