backup og meta

Hipertensi Pulmonal

Hipertensi Pulmonal

Tekanan darah tinggi atau hipertensi juga bisa secara spesifik menyerang paru-paru. Penyakit ini dikenal dengan istilah hipertensi pulmonal atau hipertensi paru.

Meski jarang terjadi, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi berbahaya bila tidak ditangani dengan tepat. Ketahui gejala, penyebab, hingga pengobatan hipertensi pulmonal berikut ini.

Apa itu hipertensi pulmonal?

Hipertensi pulmonal adalah jenis tekanan darah tinggi yang memengaruhi pembuluh darah arteri pada paru-paru dan bilik kanan jantung.

Kondisi ini terjadi saat tekanan darah atau tensi pada pembuluh arteri paru-paru (arteri pulmonalis) terlalu tinggi. 

Arteri pulmonal merupakan pembuluh darah yang membawa darah kurang oksigen dan kaya karbon dioksida dari bilik kanan jantung ke paru-paru.

Peningkatan tekanan darah ini terjadi akibat adanya kerusakan pada pembuluh arteri paru-paru. Hal ini menyebabkan arteri pulmonal menjadi sempit dan kaku.

Sebagai akibatnya, bilik kanan jantung menegang serta harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru.

Jika tidak segera ditangani, lama-kelamaan kondisi ini bisa menyebabkan otot jantung Anda menjadi lemah dan menimbulkan gagal jantung.

Perbedaan hipertensi pulmonal dan hipertensi sistemik

Dokter spesialis jantung dan ahli hipertensi paru dari Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, dr. Lucia Kris Dinarti, Sp.PD, Sp.JP mengatakan, hipertensi sistemik lebih banyak berkaitan dengan bilik kiri jantung, sedangkan hipertensi pulmonal terjadi pada bilik kanan jantung.

Jenis hipertensi pulmonal

hipertensi paru

Dilansir dari laman Pulmonary Hypertension Association, hipertensi pulmonal dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis berdasarkan penyebabnya.

1. Kelompok 1

Jenis hipertensi paru kelompok 1 umumnya terkait dengan gangguan pembuluh darah. Berikut ini adalah penyebab hipertensi paru pada kelompok 1.

  • Penyebab yang tidak jelas atau hipertensi paru idiopatik. Kondisi ini umumnya berkaitan dengan genetik atau keturunan dengan penyakit yang sama.
  • Konsumsi obat-obatan terlarang, seperti metamfetamin.
  • Cacat jantung bawaan lahir (congenital heart disease).
  • Kondisi lainnya, seperti penyakit autoimun (skleroderma dan lupus), infeksi HIV, atau penyakit hati kronis (sirosis).

2. Kelompok 2

Penyebab hipertensi paru kelompok 2 berhubungan dengan penyakit jantung, utamanya yang menyerang sisi kiri jantung seperti berikut.

  • Penyakit katup jantung, seperti pada katup mitral atau aorta.
  • Kegagalan fungsi pada bagian kiri bawah jantung (ventrikel kiri).
  • Tekanan darah tinggi dalam jangka panjang.

3. Kelompok 3

Penyebab hipertensi paru kelompok 3 berkaitan dengan beberapa kondisi atau penyakit yang menyerang paru-paru seperti berikut.

  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Emfisema.
  • Fibrosis paru.
  • Gangguan tidur atau sleep apnea.
  • Terlalu lama berada di dataran tinggi atau ketinggian tertentu.

4. Kelompok 4

Penyebab hipertensi paru kelompok 4 dihubungkan dengan penyakit pembekuan darah serta penyumbatan pada arteri pulmonal seperti berikut. 

  • Pembekuan darah pada paru-paru (emboli paru).
  • Tumor yang menyumbat aliran pembuluh arteri paru-paru.

5. Kelompok 5

Hipertensi paru kelompok 5 sering kali disebabkan oleh masalah medis tertentu seperti berikut.

  • Kelainan darah, termasuk polycythemia vera dan essential thrombocythemia.
  • Gangguan sistemik, seperti sarkoidosis dan vaskulitis.
  • Gangguan metabolisme, seperti penyakit tiroid dan gangguan penyimpanan glikogen.
  • Penyakit ginjal.

6. Sindrom Eisenmenger

Sindrom Eisenmenger merupakan salah satu jenis penyakit jantung bawaan lahir yang dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi paru. 

Kondisi ini biasanya terjadi karena ada lubang di antara kedua ventrikel jantung yang disebut dengan defek septum ventrikel atau ventricular septal defect (VSD).

Tanda dan gejala hipertensi pulmonal

Gejala hipertensi biasa dan hipertensi paru itu berbeda. Menurut dr. Lucia Kris, gejala hipertensi paru lebih banyak mengarah pada masalah pernapasan.

Sesak napas atau pusing selama beraktivitas adalah gejala-gejala awal yang umumnya muncul. Denyut jantung juga bisa menjadi cepat dan terasa berdebar (palpitasi). 

Seiring berjalannya waktu, tanda dan gejala lainnya bisa timbul saat melakukan aktivitas ringan atau bahkan saat sedang istirahat. 

Beberapa tanda dan gejala lain tersebut, meliputi:

  • bengkak pada kaki dan pergelangan kaki,
  • warna kebiruan pada bibir atau kulit (sianosis),
  • nyeri dada seperti ditekan, biasanya di bagian depan,
  • pusing atau bahkan pingsan,
  • kelelahan,
  • peningkatan ukuran perut, dan
  • badan lemas dan tidak bertenaga.

Kemungkinan ada tanda dan gejala lain yang dapat muncul. Jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai gejala tertentu dari penyakit ini, konsultasikan langsung dengan dokter.

Penyebab hipertensi pulmonal

sesak napas

Hipertensi pulmonal disebabkan oleh adanya penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh arteri paru-paru. Sayangnya, penyebab kondisi tersebut tidak pernah jelas.

Ada dua faktor yang membuat seseorang lebih berisiko terkena hipertensi paru, yakni genetik atau keturunan dan kondisi medis tertentu.

Berikut adalah beberapa kondisi medis atau penyakit yang bisa menyebabkan hipertensi paru.

  • Penyakit paru-paru, seperti emfisema, bronkitis kronis, fibrosis paru, atau emboli paru.
  • Penyakit ginjal.
  • Gagal ginjal kronis.
  • Cacat jantung kongenital atau penyempitan arteri paru-paru bawaan sejak lahir.
  • Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF).
  • Penyakit jantung kiri, seperti gagal jantung kiri, penyakit jantung iskemik, atau penyakit katup jantung, seperti stenosis aorta dan penyakit katup mitral.
  • HIV.
  • Penyakit hati, seperti sirosis.
  • Penyakit autoimun, seperti lupus, skleroderma, atau radang sendi (rheumatoid arthritis).
  • Sleep apnea.
  • Gangguan metabolisme, seperti gangguan tiroid atau penyakit Gaucher.
  • Sarkoidosis.
  • Infeksi parasit, seperti infeksi cacing pita Schistosomiasis atau Echinococcus.
  • Tumor paru-paru.

Faktor risiko hipertensi pulmonal

Selain faktor genetik dan kondisi medis tertentu, berikut ini adalah beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena hipertensi pulmonal.

  • Berusia antara 30–60 tahun.
  • Berjenis kelamin wanita.
  • Tinggal di daerah dataran tinggi dalam waktu bertahun-tahun.
  • Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Paparan terhadap asbestos.
  • Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Sedang mengonsumsi obat tertentu, seperti obat penurun berat badan (fenfluramin dan deksfenfluramin), obat kemoterapi (dasatinib, mitomycin C, dan siklofosfamid), dan obat antidepresan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI).

Diagnosis hipertensi pulmonal

Hipertensi pulmonal sulit didiagnosa pada tahapan awal karena sering tidak terdeteksi di dalam medical check up atau pemeriksaan medis rutin. 

Bahkan saat penyakit ini makin berkembang, tanda dan gejalanya mirip dengan gangguan paru atau jantung lain.

Untuk menegakkan diagnosis hipertensi paru, dokter dapat melakukan beberapa tes berikut.

  • Tes darah.
  • Kateterisasi jantung kanan.
  • Rontgen dan CT scan pada dada.
  • Ekokardiografi.
  • Elektrokardiografi (EKG).
  • Tes fungsi paru‐paru.
  • Arteriogram paru.
  • Tes berjalan selama enam menit.
  • Penelitian kebiasaan tidur.

Pengobatan hipertensi pulmonal

penggumpalan darah setelah operasi

Menurut Prof. Dr. dr. Bambang Budi Siswanto, Sp.JP(K), FAsCC, FAPSC, FACC., ahli hipertensi paru dari Rumah Sakit Harapan Kita, hipertensi pulmonal tidak bisa sembuh total, terlebih saat sudah masuk tahap yang cukup parah.

Perawatan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi keparahan gejala. Hal ini dapat menjaga kondisi pasien tetap stabil untuk memperpanjang angka harapan hidupnya. 

Pengobatan hipertensi pulmonal untuk setiap orang berbeda, tergantung pada kondisinya. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. 

Adapun, beberapa pengobatan yang mungkin diberikan oleh dokter adalah sebagai berikut.

  • Obat-obatan antikoagulan seperti warfarin, obat vasodilator untuk melonggarkan pembuluh darah, dan obat darah tinggi seperti calcium channel blockers dan diuretik.
  • Terapi pernapasan, seperti terapi oksigen.
  • Operasi endarterektomi paru.
  • Prosedur lain, seperti atrial septostomy atau balloon pulmonary angioplasty (BPA).
  • Transplantasi paru-paru atau jantung.

Pasien juga perlu menerapkan gaya hidup sehat, termasuk memperbanyak istirahat, tetap aktif sebisa mungkin, menjalani diet hipertensi, dan menjaga berat badan yang sehat.

Hal ini juga penting untuk mencegah hipertensi pulmonal makin parah, yang bisa berujung pada komplikasi lainnya, seperti perdarahan paru hingga gagal jantung.

Kesimpulan

  • Hipertensi pulmonal adalah tekanan darah tinggi yang memengaruhi pembuluh darah arteri paru-paru dan bilik kanan jantung.
  • Kondisi ini umumnya menimbulkan gejala yang berkaitan dengan masalah pernapasan, seperti sesak napas, nyeri dada, pusing, dan mudah kelelahan.
  • Penyebab hipertensi paru bervariasi, antara lain gangguan jantung, penyakit paru-paru, infeksi, hingga kondisi autoimun.
  • Obat-obatan, prosedur medis, dan perubahan gaya hidup akan membantu mengurangi gejala dan memperlambat perkembangan penyakit.

[embed-health-tool-heart-rate]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pulmonary hypertension. (2024). MedlinePlus. Retrieved August 27, 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/000112.htm

Pulmonary hypertension. (2023). Mayo Clinic. Retrieved August 27, 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pulmonary-hypertension/symptoms-causes/syc-20350697

What is pulmonary hypertension? (2023). National Heart, Lung, and Blood Institute. Retrieved August 27, 2024, from https://www.nhlbi.nih.gov/health/pulmonary-hypertension

Pulmonary hypertension – High blood pressure in the heart-to-lung system. (2018). American Heart Association. Retrieved August 27, 2024, from https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/the-facts-about-high-blood-pressure/pulmonary-hypertension-high-blood-pressure-in-the-heart-to-lung-system

Types of pulmonary hypertension. (2023). Pulmonary Hypertension Association. Retrieved August 27, 2024, from https://phassociation.org/types-pulmonary-hypertension-groups/

Oldroyd, S.H., Manek, G., & Bhardwaj, A. (2024). Pulmonary Hypertension. StatPearls Publishing. Retrieved August 27, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482463/

Wawancara dengan Dr. dr. Lucia Kris Dinarti Sp.PD., Sp.JP, Ahli Hipertensi Paru RS. Sardjito, Yogyakarta di Hotel Raffles Kuningan, Jakarta Selatan pada 24/9/2018.

Wawancara dengan Prof. Dr. dr. Bambang Budi Siswanto, Sp.JP(K), Fascc, FAPSC, FACC., Ahli Hipertensi Paru Rumah Sakit Harapan Kita di Hotel Raffles Kuningan, Jakarta Selatan pada 24/9/2018.

Versi Terbaru

03/09/2024

Ditulis oleh Ihda Fadila

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Kenali Penyebab Hipertensi Sekunder, Gejala dan Cara Mengobatinya

Klasifikasi Hipertensi dan Faktor yang Memengaruhinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 03/09/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan