Lebih dari 6.000 orang setiap tahunnya meninggal akibat penyakit malaria. Malaria merupakan sebuah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh parasit dari nyamuk Anopheles. Jika nyamuk tersebut menggigit Anda, parasit Plasmodium penyebab malaria bisa ditularkan dan dilepaskan ke dalam aliran darah Anda.
Sayangnya, masih ada beberapa mitos tentang malaria yang tersebar dan harus diketahui pada masyarakat. Jika tidak, kesalahan akibat mempercayai mitos malaria itu bisa membuat korban malaria bertambah banyak. Apa saja mitos tentang malaria yang harus diketahui? Simak penjelasannya di bawah ini.
Mitos tentang malaria yang salah besar dan faktanya
1. Anda baru periksa ke dokter kalau malaria sudah parah saja
Faktanya, malaria adalah penyakit yang mematikan. Penyakit ini bisa dengan cepat menyebabkan hilangnya kesadaran, kejang, syok, gagal ginjal, serta sulit bernapas.
Jika Anda sudah mengalami gejala terkena malaria, pengobatan perlu diperhatikan dalam kurun waktu empat minggu. Bahkan jika Anda merasa sudah sehat dan membaik, Anda masih harus tetap waspada. Pasalnya, malaria masih bisa berkembang dalam tubuh Anda tanpa disadari.
2. Jika Anda sudah pernah kena malaria, Anda jadi kebal dan tidak akan kena lagi
Faktanya, kalau Anda sudah terkena malaria sekali atau bahkan dua kali, hal itu tidak akan meningkatkan kekebalan tubuh Anda terhadap penyakit ini. Ini berarti Anda masih bisa kena malaria lagi selama tidak diobati atau dicegah secara berkala. Apalagi bila Anda tinggal di wilayah persebaran nyamuk dan parasit penyebab malaria.
3. Mitosnya, makan atau menaruh bawang putih di sekitar Anda akan mengusir nyamuk penyebab malaria
Jangan percaya dengan mitos ini! Beberapa orang percaya, kalau makan makanan berbau menyengat seperti bawang putih atau sekadar menaruhnya di dekat tempat tidur bisa mengusir nyamuk penyebab malaria.
Sayangnya, belum ada bukit ilmiah yang bisa mematenkan mitos tentang malaria tersebut. Ada baiknya, Anda fokus pada usaha mencegah dengan menggunakan krim atau semprotan antiserangga. Anda juga bisa menggunakan kelambu pada malam hari guna mencegah gigitan nyamuk penyebab malaria.
4. Obat malaria bisa membuat Anda berhalusinasi
Mitos tentang malaria yang satu ini tidak selalu benar. Namun, diakui memang kalau obat malaria bisa menimbullkan berbagai efek samping. Khusunya obat mefloquine, yang dapat menyebabkan perubahan sistem saraf dan efek kesehatan mental. Tetapi, efek samping demikian hanya terjadi dalam beberapa kasus yang kecil saja.
Siapa saja yang berisiko terkena malaria?
Semua orang dari segala jenis kelamin, usia, dan berbagai kondisi kesehatan pun berisiko terkena malaria. Biasanya ibu hamil, bayi, anak kecil, dan orang tua rentan terserang malaria karena kekebalan imun tubuh mereka yang melemah.
Berpergian ke tempat atau daerah endemis atau yang banyak mengalami kasus malaria, hal itu juga bisa meningkatkan risiko Anda terkena. Sebelum berpergian, penting untuk mengetahui risiko daerah mana yang banyak mengalami kasus malaria. Anda juga disarankan untuk berkonsultasi pada dokter untuk meminta obat atau pencegahan sebelum berpergian.