Selama musim hujan, bukan barang baru lagi kalau beberapa daerah di Indonesia langganan banjir. Anak-anak yang bermain dan berenang mengarungi genangan banjir juga bukan lagi dianggap sebuah fenomena aneh di Tanah Air kita. Meski begitu, orangtua harus sebisa mungkin melarang anaknya untuk berenang di air kotor. Tak peduli seberapa tinggi genangannya, luapan air banjir bisa tercemar oleh berbagai organisme penyebab penyakit.
Dikutip dari studi oleh Dr. Supakorn Rojananin, M.D., kepala deputi Fakultas Kedokteran sekaligus rekanan profesor di Mahidol University, air genangan banjir di Jakarta Timur pada Januari 2005 lalu mengandung koloni bakteri E. coli dan virus enterik Hepatitis A dua kali lipat lebih tinggi daripada air sungai biasa. Nah, ada satu lagi organisme yang meski langka, namun tetap berbahaya dan bahkan mematikan. Namanya adalah amoeba Naegleria fowleri.
Mengenal amoeba Naegleria fowleri yang suka berenang di air kotor
Amoeba merupakan suatu organisme sel tunggal yang berukuran sangat kecil dan dapat menginfeksi manusia. Baru-baru ini spesies amoeba langka bernama Naegleria fowleri menginfeksi otak seorang remaja di Amerika Serikat setelah ia berenang di air keruh, sungai dekat rumahnya.
Naegleria fowleri merupakan amoeba yang berukuran sangat kecil, yaitu 8 hingga 15 mikrometer. Sebagai perbandingan, rambut manusia memliki lebar 40 hingga 50 mikrometer. Amoeba jenis ini sering ditemukan pada air tawar hangat, umumnya pada sungai dan danau — terutama yang kotor. Amoeba ini bahkan dapat ditemukan pada kolam renang yang kurang bersih.
Bagaimana amoeba Naegleria fowleri menginfeksi manusia?
Naegleria fowleri sebenarnya jarang menginfeksi manusia. Anda bisa dan mungkin saja pernah mengalami kontak dengan amoeba ini dan tidak jatuh sakit. Pasalnya jika tertelan, asam lambung Anda bisa langsung membunuhnya. Tetapi jika terjadi infeksi, biasanya akan berakibat fatal.
Infeksi bisa terjadi ketika amoeba ini masuk ke dalam tubuh lewat lubang hidung ketika Anda berenang di air keruh dan menghirupnya. Dari situ, amoeba menginfeksi otak melalui serabut saraf olfaktori yang ada di hidung Anda. Karena menginfeksi otak,Naegleria fowleri juga sering dikenal sebagai amoeba pemakan otak.
Antara tahun 1962 dan 2015, dari 138 infeksi amoeba, hanya tiga orang yang berhasil selamat menurut Centre for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat (setara Ditjen Pengendalian Penyakit di Indonesia).
Tanda dan gejala infeksi amoeba Naegleria fowleri
Infeksi Naegleria fowleri dapat menyebabkan seperangkat gejala yang disebut primary amebic meningoencephalitis, yang ditandai dengan peradangan otak yang lambat laun menghancurkan jaringan otak. Gejala umumnya adalah mual muntah yang terjadi lima hari setelah paparan pertama dengan amoeba tersebut.
Serangkaian gejala lainnya bisa dimulai dalam 2 hingga 15 hari setelah paparan dengan amoeba. Tanda-tanda dan gejala lainnya dari infeksi naegleria dapat meliputi:
- Perubahan pada indera penciuman atau pengecap
- Demam
- Sakit kepala serius dan tiba-tiba
- Leher kaku
- Sensitivitas terhadap cahaya
- Mual dan muntah
- Linglung
- Kehilangan keseimbangan
- Rasa kantuk
- Kejang-kejang
- Halusinasi
Bisakah infeksi ini diobati?
Infeksi amoeba ini sangat mematikan. Setelah gejala timbul, seseorang yang terinfeksi dapat meninggal dunia dalam waktu 5-7 hari.
Namun hal ini bisa dicegah dengan pengobatan yang tepat. Pada pasien yang telah terinfeksi amoeba ini, pengobatan daruratnya adalah dengan obat kanker yang disebut Impavido (miltefosine).
Perawatan utama untuk infeksi Naegleria fowleri adalah obat antijamur, amphotericin B – biasanya disuntikkan ke dalam pembuluh darah (secara intravena) atau pada area di sekitar saraf tulang belakang untuk membunuh amoeba.
Bagaimana cara mencegahnya?
Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi amoeba jenis ini adalah menghindari berenang di air kotor dan membenamkan kepala (misalnya berenang atau menyelam) ke dalam air tersebut. Hindari juga mandi dan mencuci hidung dengan air yang terkontaminasi.