Baca semua artikel tentang coronavirus (COVID-19) di sini.
Olahraga di masa pandemi sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan fisik dan kesehatan mental. Berolahraga setidaknya 20 menit sehari disebut dapat membantu meningkatkan suasana hati, mengurangi kondisi medis serius, dan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Namun, olahraga setelah sembuh dari COVID-19 kemungkinan bisa berpotensi bahaya.
Olahraga yang tepat setelah sembuh dari COVID-19
Hampir satu tahun pandemi COVID-19 telah berlangsung. Hingga kini para ilmuwan masih mempelajari bagaimana COVID-19 dapat menyerang berbagai sistem tubuh manusia dan konsekuensi efek sementara maupun efek jangka panjang setelah terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Berbagai studi menyebut dda banyak efek COVID-19 yang masih dirasakan pasien meski telah dinyatakan negatif. Efek jangka panjang yang disebut post COVID-19 syndrome ini berbagai macam bentuknya. Mulai dari yang paling umum, yakni merasa mudah lelah walau hanya beraktivitas ringan-sedang, hingga kerontokan rambut, dan brain fog atau pikiran berkabut (masalah ingatan dan konsentrasi).
Karena itu menjalani kehidupan sehari-hari menjadi tantangan tersendiri bagi pasien yang sembuh dari infeksi virus ini. Beberapa pasien yang sembuh dari COVID-19 harus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menilai aktivitas sehari-hari yang aman atau tidak bagi kesehatan, termasuk berapa banyak porsi olahraga yang tepat.
COVID-19 pada dasarnya adalah penyakit pernapasan. Kebanyakan orang yang sakit karena infeksi virus SARS-CoV-2 ini mengalami gejala paru, seperti batuk kering dan sesak napas yang berlangsung sekitar 6 pekan. Namun, bukti-bukti terbaru semakin memperjelas bahwa COVID-19 bisa berdampak pada berbagai sistem tubuh, seperti jantung, muskuloskeletal, sistem pencernaan, dan darah.
HSS Sports Medicine Institute di Kota New York baru-baru ini menerbitkan serangkaian pedoman dan pertimbangan kembali olahraga setelah sembuh dari COVID-19 untuk pasien gejala ringan hingga sedang. Studi ini menjabarkan perbedaan porsi latihan yang disarankan bagi pasien dengan membedakan gejala yang dialami selama COVID-19.
[covid_19]
Bagaimana porsi olahraga yang disarankan setelah sembuh dari COVID-19?
Untuk orang dengan gejala hematologi atau darah, pedoman tersebut menyarankan untuk mengurangi kebiasaan malas gerak demi mengurangi risiko pembekuan darah. Meski begitu, pasien yang sembuh dari COVID-19 dengan kondisi ini direkomendasikan untuk memulai olahraga berintensitas rendah.
Bagi mereka yang mengalami gejala pernapasan seperti pneumonia disarankan untuk beristirahat setidaknya seminggu setelah gejala mereda. Kemudian baru secara bertahap bisa kembali melakukan aktivitas fisik dengan catatan harus terus memantau kemampuan pernapasannya.
Bagi pasien sembuh COVID-19 yang memiliki gejala pada jantung direkomendasikan untuk beristirahat selama 2 hingga 3 pekan setelah gejalanya berhenti. Sedangkan mereka yang mengalami miokarditis atau radang jantung harus menunggu lebih lama yakni sekitar 3 sampai 6 bulan sebelum bisa kembali olahraga.
Bagi pasien yang memiliki gejala post-COVID-19 seperti gangguan fungsi pencernaan, harus memperhatikan asupan cairan dan kalori sembari menyesuaikan porsi olahraga secara bertahap.
Sementara untuk pasien yang memiliki gejala muskuloskeletal seperti nyeri sendi dan otot harus kembali olahraga secara bertahap. Dimulai dengan porsi ringan hingga kembali ke porsi olahraga normal seperti sebelum ia terinfeksi COVID-19.
Bagaimana porsi olahraga bagi pasien COVID-19 tanpa gejala?
Pasien COVID-19 tanpa gejala juga harus kembali berolahraga secara bertahap tapi tidak disarankan untuk melakukan latihan dengan porsi normal. Lakukan aktivitas fisik dengan porsi 50 persen dari biasanya setelah dinyatakan sembuh.
Para ahli mengimbau pasien untuk terus mengamati kondisi kesehatannya. Jika mengalami gejala tertentu, segera konsultasikan ke dokter.
[mc4wp_form id=’301235″]