Pernah mendengar istilah kaki O dan X, tapi bingung membedakannya? Bentuk kaki yang melengkung ke dalam atau ke luar sering membuat orang khawatir, terutama soal tumbuh kembang anak atau kenyamanan saat berjalan. Untuk membantu Anda memahami perbedaannya, berikut ini adalah beberapa perbedaan bentuk kaki O dan X yang perlu diketahui.
Berbagai perbedaan kaki O dan kaki X
Kondisi kaki O dan X sering terlihat pada anak-anak di masa pertumbuhan. Meskipun terlihat mirip sebagai kelainan bentuk tungkai, sebenarnya keduanya memiliki karakteristik yang sangat berbeda.
Memahami perbedaan kaki O dan X penting agar orang tua dapat memantau perkembangan anak secara lebih tepat dan tahu kapan saatnya berkonsultasi ke dokter.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan bentuk ini yang perlu diketahui.
1. Perbedaan bentuk fisik
Kaki O (genu varum) dan kaki X (genu valgum) dapat dengan mudah dikenali melalui bentuk lutut dan pergelangan kaki saat berdiri tegak.
- Kaki O: Lutut tampak menjauh satu sama lain saat pergelangan kaki dirapatkan. Bentuk ini menyerupai huruf “O”, sehingga dinamakan kaki O.
- Kaki X: Lutut saling bersentuhan atau berdekatan saat pergelangan kaki tetap berjauhan. Inilah sebabnya disebut kaki X, karena kaki membentuk pola menyilang seperti huruf “X”.
Bentuk kaki ini dapat diamati sejak masa kanak-kanak, tetapi kadang bertahan hingga dewasa tergantung penyebab dan penanganannya.
2. Perbedaan cara berjalan
Selain dari bentuk, perbedaan bentuk kaki O dan X juga terlihat dari pola berjalan.
- Kaki O: Orang dengan kaki O cenderung berjalan dengan beban berat bertumpu pada sisi luar telapak kaki. Akibatnya, kaki tampak agak tertekuk ke luar saat melangkah.
- Kaki X: Sebaliknya, penderita kaki X biasanya bertumpu pada bagian dalam kaki saat berjalan. Ini membuat langkah terlihat menyilang ke dalam dan lutut saling bergesekan.
Gaya berjalan ini tidak hanya memengaruhi estetika tubuh, tetapi juga bisa memicu kelelahan otot tertentu dan nyeri sendi bila berlangsung lama.
3. Perbedaan gejala
Meskipun sering tidak menimbulkan keluhan pada tahap awal, dalam jangka panjang perbedaan kaki O dan X bisa menyebabkan ketidaknyamanan.
- Kaki O: Biasanya menimbulkan nyeri pada lutut bagian dalam, karena tekanan lebih banyak bertumpu di sana. Lama kelamaan, kondisi ini bisa menyebabkan osteoarthritis dini.
- Kaki X: Cenderung memicu nyeri pada lutut bagian luar serta risiko gesekan antar lutut yang menyebabkan lecet atau iritasi kulit.
Bentuk kaki yang tidak sejajar juga dapat memicu masalah pada pinggul dan tulang belakang, karena tubuh harus menyesuaikan keseimbangan.
4. Perbedaan penyebab
Meski terlihat serupa, penyebab kaki O dan X berbeda.
- Kaki O: Umumnya disebabkan oleh defisiensi vitamin D atau rakhitis pada masa kanak-kanak, trauma pada lutut, atau kelainan pertumbuhan tulang.
- Kaki X: Lebih sering muncul akibat kelebihan berat badan, kelemahan otot paha bagian dalam, atau ketidakseimbangan pertumbuhan tulang paha dan betis.
Namun, pada balita, kondisi ini masih dianggap normal sampai usia tertentu karena bagian kaki mereka masih dalam tahap perkembangan.
5. Perbedaan usia terjadinya
Perbedaan bentuk kondisi kaki ini juga dapat diamati dari usia kemunculannya.
- Kaki O: Lebih sering terlihat pada anak usia 1–2 tahun, ketika mereka baru mulai belajar berjalan. Namun, bentuk ini biasanya akan lurus dengan sendirinya seiring pertumbuhan.
- Kaki X: Sering muncul di usia 3–6 tahun. Bila bentuk kaki tidak membaik hingga anak berusia 7–8 tahun, maka perlu dievaluasi lebih lanjut.
Dalam beberapa kasus, kaki X dapat menetap hingga dewasa dan memerlukan perawatan medis.
6. Perbedaan pengobatan
Penanganan untuk kondisi ini sangat tergantung pada tingkat keparahan serta usia penderita.
- Kaki O ringan: Dapat ditangani dengan terapi fisik, penggunaan sepatu khusus, serta peningkatan asupan nutrisi seperti kalsium dan vitamin D.
- Kaki X ringan: Umumnya cukup dengan olahraga tertentu untuk menguatkan otot kaki bagian dalam, serta pengawasan pertumbuhan tulang anak secara berkala.
Pada kasus berat, baik kaki O maupun X bisa memerlukan penggunaan brace atau bahkan pembedahan untuk meluruskan tulang.
7. Perbedaan risiko komplikasi
Bentuk kaki yang tidak normal dapat menimbulkan efek jangka panjang jika tidak ditangani.
- Kaki O: Berisiko tinggi mengalami keausan sendi bagian dalam, nyeri kronis, dan gangguan pada postur tubuh.
- Kaki X: Dapat menyebabkan penekanan abnormal pada sendi luar lutut dan gangguan berjalan, serta potensi skoliosis atau kelainan tulang belakang jika tidak seimbang.
Itulah sebabnya, mengenali perbedaan kaki O dan X sangat penting agar penanganan bisa dilakukan sedini mungkin.
Kapan harus ke dokter?
Jika anak Anda menunjukkan bentuk kaki O atau X yang tidak membaik setelah usia 7 tahun, sebaiknya periksakan ke dokter spesialis ortopedi. Selain itu, konsultasikan dengan dokter bila si Kecil mengalami:
- nyeri yang terus-menerus di lutut atau kaki,
- gangguan berjalan atau keseimbangan,
- perbedaan panjang kaki, serta
- riwayat cedera atau trauma kaki sebelumnya.
Meskipun keduanya sama-sama berkaitan dengan kelainan bentuk kaki yang tidak lurus, perbedaan antara kaki O dan kaki X dapat terlihat jelas dari segi bentuk fisik, penyebab, hingga gejalanya.
Mengenali perbedaan bentuk kaki O dan X sejak dini sangat penting, terutama selama masa pertumbuhan anak, agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.
Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan gangguan pada postur tubuh dan fungsi sendi.
Oleh karena itu, bila Anda atau anak Anda menunjukkan gejala yang mengarah pada kondisi tersebut, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Kesimpulan
- Kaki O dan kaki X memiliki perbedaan yang jelas, mulai dari bentuk fisik, pola berjalan, hingga gejala dan penyebab yang mendasarinya.
- Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak, namun perlu diperhatikan jika tidak membaik setelah usia 7 tahun, karena dapat berisiko menyebabkan gangguan postur dan nyeri sendi.
- Penanganan tergantung pada tingkat keparahan dan usia, mulai dari terapi fisik, penggunaan alat bantu, hingga tindakan medis seperti pembedahan jika diperlukan.
- Konsultasi ke dokter ortopedi sangat disarankan, terutama jika muncul nyeri terus-menerus, gangguan berjalan, atau perbedaan panjang kaki yang signifikan.
[embed-health-tool-bmi]