backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Tips Bijak Menghadapi Orangtua yang Sering Ikut Campur Urusan Rumah Tangga

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 08/07/2019

    Tips Bijak Menghadapi Orangtua yang Sering Ikut Campur Urusan Rumah Tangga

    Ketika menikah, Anda dan pasangan sebagai orang dewasa seharusnya sudah memiliki wewenang penuh untuk mengatur rumah tangga sendiri. Namun kenyataannya, masih ada saja orangtua atau mertua yang kekeuh ikut campur mengurus rumah tangga anak-anaknya sampai menjadi pengambil keputusan. Jika ini yang sedang Anda alami, simak cara terbaiknya untuk menghadapi orangtua yang suka ikut campur rumah tangga anak-anak mereka.

    Menghadapi orangtua yang suka ikut campur urusan rumah tangga

    Menghadapi orangtua yang suka ikut campur urusan rumah tangga Anda pasti membingungkan. Niat mereka mungkin hanya ingin rumah tangga anda berdua berjalan lebih mulus dari yang mereka alami. Mereka juga mungkin merasa lebih tahu, paham, dan berpengalaman dalam hal ini karena sudah lebih lama mengarungi perkawinan.

    Namun masalahnya, mereka mungkin juga akan jadi tersinggung jika Anda mengutarakan uneg-uneg ini. Agar rumah tangga dan hubungan dengan orangtua tetap baik, berikut cara-cara yang bisa dilakukan:

    1. Satukan suara dengan pasangan

    Dalam pernikahan, Anda dan pasangan adalah satu kesatuan. Oleh karena itu, semua hal yang Anda berdua lakukan terutama dalam menghadapi orangtua harus satu suara. Artinya Anda dan pasangan harus lebih dulu menyepakati suatu hal secara bersama-sama tanpa ada pihak yang merasa keberatan.

    Pertama-tama, tanyakan pada pasangan mengenai perasaannya ketika orangtua Anda atau orangtuanya terlalu ikut campur urusan rumah tangga berdua.

    Setelah mengetahui perasaan masing-masing, diskusikan apa yang sekiranya bisa dilakukan untuk menghentikan hal ini. Anda dan pasangan perlu membuat batasan kira-kira mana hal yang boleh dicampuri dan mana yang tidak.

    Diskusikan juga pada pasangan kira-kira bagaimana cara tepat menyampaikan batasan ini pada orangtua. Jangan sampai orangtua atau mertua merasa tersinggung hanya karena cara penyampaian yang kurang tepat.

    Sebagai contoh “Bu, aku dan istri udah sepakat untuk masukin anak ke sekolah negeri, bukan sekolah swasta seperti yang ibu mau. Pertimbangannya karena kita merasa ….. Tapi, nanti kita akan tetap coba mendaftarkan anak ke sekolah pilihan ibu, kok.’

    Ketika Anda dan pasangan sudah kompak satu suara, tidak ada lai alasan untuk orangtua memaksa kehendaknya.

    2. Mendekatkan diri pada orangtua atau mertua

    Ketika Anda sudah keki melihat orangtua suka ikut campur urusan rumah tangga anaknya, jangan justru menjauhinya.

    Anda mungkin merasa menajuhi orangtua bisa membuat mereka berhenti ikut campur. Akan tetapi, hal ini malah akan membuat hubungan Anda dengan mereka merenggang. Sebaliknya, Anda perlu terus berusaha mengakrabkan diri.

    Kenali karakter orangtua dan mertua Anda lebih jauh. Dengan mengenal mereka lebih dalam, Anda akan menemukan celah bagaimana cara tepat untuk menghadapinya.Selain itu, ketika Anda lebih dekat dengan mertua dan orangtua, Anda akan lebih mudah memberikan pengertian padanya.

    Kedekatan ini perlu terus dibangun untuk menunjukkan bahwa Anda peduli dan menyayanginya. Di lain sisi, beri pengertian pada mereka bahwa Anda ingin menjalani rumah tangga dengan usaha sendiri.

    Katakan juga bukan berarti Anda tidak sopan tetapi lebih pada ingin belajar berumah tangga bersama pasangan. Katakan pada orangtua bahwa Anda akan meminta bantuan jika memang memerlukannya.

    3. Kendalikan emosi di depan orangtua

    Sangat wajar jika Anda merasa kesal saat orangtua atau mertua Anda selalu ikut campur urusan rumah tangga. Apalagi jika sudah menyangkut pola asuh anak. Akan tetapi, Anda tetap harus menahan diri untuk tidak meluapkan emosi di depan orangtua atau mertua.

    Lalu, bagaimana cara meredam emosi yang tak tertahankan? Ingat saja bahwa apa yang dikatakan oleh orangtua atau mertua Anda hanyalah pendapat alias masukan. Artinya, tidak semua yang mereka katakan harus selalu dituruti. Ingat, Anda dan pasanganlah “bintang utama’ dalam rumah tangga sendiri. Anda berdualah yang paling tahu baik buruknya satu sama lain.

    Jadi, jangan terlalu mengambil pusing tentang apa kata orangtua atau mertua Anda. Di sisi lain,Anda juga perlu memiliki argumen yang kuat dan masuk akal untuk “menolak’ apa yang mertua atau orangtua Anda sarankan jika tidak sesuai.

    Pasalnya, salah satu alasan turut campurnya orangtua dalam rumah tangga anak karena mereka merasa tahu mana yang terbaik. Dengan argumen yang jelas dan berdasar, orangtua tidak akan memaksa Anda untuk mengikuti apa yang menurutnya benar.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 08/07/2019

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan