backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

3 Hal yang Harus Anda Tanyakan Pada Diri Sendiri Ketika Mulai Ragu Dengan Si Dia

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 22/12/2020

    3 Hal yang Harus Anda Tanyakan Pada Diri Sendiri Ketika Mulai Ragu Dengan Si Dia

    Ketika Anda dan pasangan sudah cukup lama menjalani hubungan asmara, akan ada masanya di mana Anda mulai meragukan hubungan Anda berdua. Entah itu meragukan ketulusan pasangan, atau ragu mau dibawa ke arah mana hubungan ini. Wajar saja untuk sesekali merasa ragu dengan pasangan, meski Anda yakin benar-benar mencintai dirinya.

    Namun, bukan berarti keraguan tersebut harus dibiarkan sampai menggerogoti batin Anda. Keraguan, ketakutan, dan ketidakyakinan yang dipendam sendiri malah bisa mengancam harmonisnya hubungan asmara Anda berdua. Bahkan menurut Gail Grace, LCSW., seorang terapis rumah tangga Amerika, keraguan tersebut juga bisa merusak kehidupan pribadi Anda. Sebelum membicarakannya terus terang dengan pasangan Anda, baiknya tanyakan dulu tiga hal ini pada diri sendiri.

    Ketika mulai merasa ragu dengan pasangan, tanyakan ini dulu pada diri sendiri

    Mungkin saat ini Anda sedang merasa ragu dengan pasangan dan yakin benar ada yang salah dalam hubungan Anda berdua, meski Anda sendiri tidak tahu alasan pastinya. Namun, cobalah luangkan sedikit waktu untuk merenung.

    1. Apakah rasa cemas itu hanya terpusat pada hubungan Anda saat ini, atau berasal dari sumber lain?

    Jika Anda tidak pernah merasa sampai secemas ini semasa menjalani hubungan-hubungan Anda yang sebelumnya, cari tahu kenapa hubungan yang sekarang bisa menyebabkan hal ini. Mungkin, Anda merasa sikap pasangan Anda yang sekarang tidak begitu serius atau sulit dipercaya. Mungkin juga rasa waswas dan khawatir muncul karena hubungan Anda berdua masih seumur jagung, sehingga butuh waktu lebih untuk bisa lebih mengenal masing-masing pribadi luar-dalam.

    Namun, apabila keraguan dan kecemasan itu terus-terusan muncul bahkan semenjak hubungan yang dulu-dulu, mungkin masalahnya ada pada diri Anda sendiri. Misalnya, Anda adalah tipe orang yang ingin diasuh atau diperhatikan oleh orang lain. Nah, ketika pasangan Anda adalah pribadi yang cuek, maka bukan tidak mungkin Anda merasa ragu dan tidak aman selama menjalani hubungan tersebut karena merasa tidak diperhatikan.

    Atau mungkin sebaliknya: Anda adalah orang yang cenderung mendominasi hubungan dan merasa pasangan Anda yang sekarang lebih sulit dikendalikan dibanding dengan pasangan sebelumnya. Pasangan yang “berontak’ ini membuat Anda merasa ragu dan cemas tentang posisi Anda dalam hubungan tersebut.

    Setelah Anda memahami sumber kecemasan Anda, Anda akan lebih siap untuk mengatasi masalah. Jelaskan bagaimana perasaan Anda mengenai keraguan tersebut untuk sama-sama berkompromi mencari solusi yang lebih baik.

    2. Bagaimana perasaan Anda terhadap pasangan?

    Coba tanyakan pada diri sendiri: apa yang anda rasakan ketika berada di dekat pasangan, dan menurut Anda pribadi, pasangan Anda itu adalah orang yang seperti apa? Misalnya, apakah Anda menyukai cara dia memperlakukan Anda, atau apakah Anda merasa nyaman setiap kali mengobrol dengannya, atau justru Anda merasa ada yang aneh saat melihatnya bergaul dalam kehidupan sehari-hari.

    Jika jawaban Anda atas keduanya mengandung kesan negatif, tanyakan lagi pada diri Anda: benarkah itu yang tulus Anda rasakan, atau hanya karena terbutakan emosi sesaat? Cobalah untuk benar-benar obyektif dalam memikirkan jawabannya.

    Jika sudah menemukan jawabannya, kemudian tanyakan pada diri apakah Anda bisa menerima pasangan dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ia miliki. Pertimbangkan baik-baik apakah hal-hal yang selama ini menganggu pikiran Anda dan menjadi penyebab keraguan Anda masih bisa terselesaikan atau justru sebaliknya?

    membantu pasangan depresi

    3. Apakah Anda dan pasangan mengekspresikan rasa cinta dengan cara yang berbeda?

    Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengekspresikan rasa cinta mereka pada pasangannya. Meski begitu, ini bisa mengundang keraguan.

    Misalnya, Anda menunjukkan rasa cinta Anda dengan rutin mengirim pesan “I love you’ setiap pagi sebelum berangkat kerja dan sebelum tidur malam. Sementara itu, pasangan Anda justru mengungkapkan cintanya lewat tindakan halus (yang kadang mungkin Anda lewatkan) tanpa berkata-kata. Ketika Anda mengirim pesan tersebut, Anda tentu mengharapkan balasan yang serupa tapi pasangan Anda menganggapnya terlalu gombal, sehingga mungkin membalasnya sekadar formalitas “U too’ atau bahkan tidak membalasnya sama sekali.

    Ini bisa memupuk keraguan dalam diri Anda tentang ketulusan pasangan “Dia sayang sama aku tidak, sih?’ yang ujung-ujungnya bisa berakhir pada pertengkaran sengit — padahal sih tidak perlu. Beda bahasa cinta tidak masalah. Anda hanya perlu saling mengerti bahwa setiap orang memiliki cara spesialnya sendiri untuk mengungkapkan rasa cinta. Semuanya kembali pada Anda apakah bisa menerimanya atau tidak.

    Saat Anda berhasil mencari tahu apa yang menyebabkan Anda merasa ragu dengan pasangan, Anda bisa mempertimbangkan langkah apa yang akan diambil: Apakah melanjutkannya dengan melakukan perubahan (baik pada diri sendiri, pasangan, dan juga hubungan tersebut) atau justru mengakhirinya dengan segala pertimbangan matang yang telah Anda berdua diskusikan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 22/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan