backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

5 Cara Menghadapi Pelaku Pelecehan Seksual

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 14/06/2021

    5 Cara Menghadapi Pelaku Pelecehan Seksual

    Para pelaku pelecehan seksual mampu memanfaatkan situasi dan kelemahan orang lain, bahkan menggunakan ancaman sehingga korban melakukan apa yang mereka inginkan. Itu sebabnya, Anda harus bisa menghadapi berbagai trik yang mungkin dilancarkan oleh para pelaku pelecehan.

    Trik menghadapi pelaku pelecehan seksual

    Pria dan wanita sama-sama bisa menjadi korban pelecehan seksual. Biasanya, secara psikologis pelaku akan memengaruhi Anda dengan berbagai macam triknya sehingga mau tidak mau Anda akan menuruti keinginannya.

    Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk menghadapinya:

    1. Menolak semua permintaan yang tidak biasa

    pelecehan seksual di jalan

    Pelaku pelecehan seksual kerap menggunakan trik yang disebut door in the face. Caranya, pelaku meminta hal yang lebih besar dahulu dengan harapan korban akan menolaknya. Contohnya, pergi berduaan atau berhubungan seksual.

    Biasanya, bisa saja muncul rasa bersalah dalam diri korban karena tidak enak hati pada si pelaku, apalagi jika itu orang yang dikenal. Rasa bersalah ini kemudian dimanfaatkan oleh korban dengan “mencari alternatif’ berupa berbagai jenis pelecehan seksual lain yang lebih ringan, seperti mencium tangan atau menggenggam.

    Untuk menghadapi trik pelaku pelecehan seksual yang satu ini Anda harus berpikir cepat. Tolak semua permintaan “aneh’ yang ditujukan untuk Anda.

    Sebab, semakin lama Anda mempertimbangkan permintaan pelaku, semakin besar rasa bersalah Anda. Peluang pelaku untuk memanfaatkan rasa bersalah Anda juga jadi lebih besar.

    2. Melawan intimidasi dari pelaku

    penyebab pasangan posesif

    Pelaku pelecehan seksual menggunakan trik ini untuk menekan kondisi emosional korban agar ia menurut. Intimidasi bisa muncul dalam berbagai bentuk, misalnya saja amarah, melakukan kekerasan, atau bahkan mengancam mengakhiri hubungan jika pelakunya adalah pasangan Anda sendiri.

    Cara menghadapi pelaku pelecehan seksual yang menggunakan cara ini adalah dengan bersikap tegas. Namun, pastikan bahwa suasana sekitar tidak memungkinkan pelaku untuk melakukan tindak kekerasan

    Jika sekiranya ada yang dapat Anda mintai bantuan, lawanlah intimdasinya dengan tegas. Jika pelaku justru berbalik menuduh tanpa bukti, bantah tuduhan tersebut dengan tegas dan jangan takut. Hal ini akan membantu Anda menghadapi pelaku pelecehan dengan lebih baik.

    Jangan menyerah dan teruslah melatih ketegasan diri Anda. Mintalah dukungan dari orang yang Anda percaya. Perlindungan dari orang-orang di sekitar Anda dapat meningkatkan rasa percaya diri sehingga Anda tidak mudah terintimidasi.

    3. Membekali diri dengan pendidikan seksual

    Trik lain yang digunakan oleh pelaku pelecehan seksual adalah meyakinkan korban bahwa perbuatannya wajar. Saat korban melawan, mereka akan melontarkan jawaban seperti, “Ah, sama yang lain begini juga nggak masalah!”

    Hal ini amat berbahaya, terutama jika korban tidak memiliki pendidikan seksual yang kuat. Orang-orang yang terjebak dalam situasi ini akan terus memaklumi perbuatan pelaku tanpa menyadari bahwa dirinya adalah korban pelecehan seksual.

    Untuk itu, bekali diri Anda dengan pendidikan seksual. Setidaknya dengan hal-hal dasar seperti bagian tubuh yang bersifat pribadi, segala aktivitas seks harus didasari persetujuan, dan berbagai macam perilaku yang tergolong pelecehan seksual.

    Berikan pengetahuan yang sama kepada orang-orang di sekitar Anda agar mereka mampu menghadapi pelaku pelecehan. Jika Anda memiliki anak atau kerabat yang masih kecil, ajari mereka pendidikan seksual sedini mungkin sesuai usianya.

    4. Menghindari tempat atau kondisi yang berbahaya

    bahaya pakaian ketat

    Pelaku pelecehan seksual melakukan trik ini dengan berpura-pura terlihat baik, ingin menolong, atau membutuhkan bantuan sehingga korban mau mengikuti mereka. Begitu berada di wilayah kekuasaannya, barulah pelaku melancarkan aksinya.

    Beberapa pelaku bahkan berbuat lebih nekat lagi dengan menyergap korban secara langsung. Korban yang sudah telanjur terjebak akan kesulitan untuk melawan karena ia hanya seorang diri.

    Cara terbaik menghadapi pelaku pelecehan dalam situasi seperti ini adalah dengan mencegahnya. Jangan lengah terhadap permintaan tak biasa, sekalipun orang yang memintanya adalah teman Anda.

    Saat bepergian seorang diri, hindari tempat yang berpotensi menjadi lokasi tindak kejahatan. Jika Anda merasa diikuti oleh orang tak dikenal, segera beralih ke tempat yang lebih ramai atau datangi kantor polisi terdekat.

    5. Menolak segala bentuk iming-iming dari pelaku

    Banyak kasus pelecehan seksual berawal dari iming-iming. Pelaku pelecehan seksual sering menggunakan trik ini dan menjadikannya pembelaan saat terbukti bersalah. Mereka membela diri dengan alasan tidak pernah mengancam korban.

    Iming-iming yang diberikan dapat berupa uang, jabatan, atau hubungan. Korban hanya bisa berharap pelecehan akan berakhir begitu ia memperoleh apa yang dijanjikan pelaku. Sayangnya, pelaku biasanya malah bertindak lebih jauh lagi.

    Seperti saat menghadapi teknik door in the face, cara menghadapi trik ini adalah dengan menolaknya. Yakinkan diri bahwa tidak ada manfaat yang akan Anda peroleh dari menerima tawaran si pelaku.

    Waspadalah terhadap iming-iming dan janji yang tidak logis. Ingatlah bahwa semua hal yang Anda terima dari pelaku akan berbalik menjadi senjatanya saat ia terbukti bersalah.

    Cara Anda menghadapi trik pelaku pelecehan seksual dapat berdampak besar, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Jika Anda pernah mengalami situasi serupa, jangan ragu untuk menolak dan melawan. Setelah itu, segeralah meminta bantuan untuk korban pelecehan seksual dari orang-orang yang paling Anda percaya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 14/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan