backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Bagaimana Mencegah Kebotakan Dini pada Pria?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 03/12/2020

    Bagaimana Mencegah Kebotakan Dini pada Pria?

    Kebotakan dini pada pria semakin marak terjadi. Menurut U.S. National Library of Medicine (NLM), lebih dari 50% pria berusia lebih dari 50 tahun cepat atau lambat akan mengalami kebotakan. Namun tak sedikit juga pria yang mulai mengalami kebotakan semenjak mereka menginjak umur 21. Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?

    Apa saja penyebab kebotakan dini?

    Seseorang setiap harinya kehilangan sekitar 100 helai rambut. Tapi hal ini normal dan tidak akan menyebabkan kebotakan dini selama rambut yang baru, tumbuh secara bersamaan. Nah, kebotakan dini pada pria terjadi ketika terjadi ketidakseimbangan pada siklus ini.

    Mayoclinic menuliskan beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kebotakan pada pria. Berikut penjelasannya:

    Kebotakan dini karena riwayat keluarga (keturunan)

    Kebotakan dini yang disebabkan oleh faktor keturunan merupakan kasus yang paling banyak ditemui. Berkurangnya rambut di kepala karena menurun dari keluarga ini biasanya muncul di saat umur sudah mulai memasuki usia senja.

    Kebotakan dini karena perubahan hormon

    Penelitian menunjukkan kebotakan dini pada pria berhubungan dengan hormon androgen. Hormon androgen memiliki banyak fungsi selain untuk menumbuhkan rambut, salah satunya yaitu sebagai hormon seks pada pria.

    Kondisi medis tertentu

    Kebotakan dini mungkin terjadi akibat efek samping dari obat-obatan untuk kanker, depresi, gangguan jantung, rematik atau tekanan darah tinggi. Radiasi akibat terapi yang dijalani, stres dan gaya rambut tertentu juga dapat merusak rambut.

    Cara mengatasi kebotakan dini

    Pada umumnya seseorang akan mulai peduli pada kesehatan rambut saat sudah terjadi suatu keluhan. Dalam kasus ini adalah kebotakan dini. Lakukan langkah berikut ini agar kebotakan tidak menjadi lebih parah:

    Obat resep maupun yang dijual bebas/OTC (Over the Counter)

    Terdapat dua jenis obat yang diakui dan aman oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati kebotakan dini, yaitu Minoxidil dan Finasteride. Untuk merasakan hasil dari kedua obat ini, kesabaran Anda akan diuji. Kurang lebih selama setahun setelah rutin meminum obat ini barulah Anda dapat melihat efeknya.

    Transplantasi rambut

    Mengatasi kebotakan dengan transplantasi rambut merupakan cara yang cukup populer. Terdapat dua prosedur yang paling sering dilakukan, yaitu Follicular unit transplantation (FUT) dan Follicular unit extraction (FUE).

    Namun terdapat beberapa hal yang harus masuk ke dalam pertimbangan. Transplantasi rambut termasuk tindakan operasi, sehingga memerlukan biaya besar dan menyakitkan. Apalagi, Anda juga harus berhati-hati pada risiko seperti infeksi dan bekas luka yang sulit hilang.

    Perubahan gaya hidup

    1. Berhenti merokok

    Dari sekian banyak dampak negatif dari merokok, salah satunya adalah kerontokan rambut atau kebotakan. Rokok juga menyebabkan kerusakan lain pada rambut yaitu munculnya uban yang prematur. Sebuah penelitian juga telah dilakukan dan hasilnya senada dengan pernyataan ini, yaitu rokok berdampak negatif pada rambut.

    2. Terapi pijat kepala

    Siapa yang tidak suka dipijat. Bukan hanya akan membuat Anda nyaman, memijat di bagian kepala dapat menstimulasi pertumbuhan rambut. Sebuah penelitian membuktikannya dengan mengumpulkan pria lalu mereka dipijat selama 4 menit dalam sehari dan selama 24 minggu. Hasilnya mereka yang mendapatkan terapi ini ternyata berambut lebih tebal.

    3. Pola makan yang seimbang

    Pola makan seimbang seperti mengonsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bjiian dan menjaga asupan gula dapat menjauhkan Anda dari kebotakan. Vitamin tertentu juga ditemukan berhubungan dengan kesehatan rambut. Makanan dengan kandungan zat besi, omega-3, dan tinggi protein perlu masuk dalam setiap menu makan Anda setiap hari.

    Jadi, saatnya Anda kini mencegah lebih dini dari kebotakan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 03/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan