backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Perdarahan Setelah Operasi Angkat Rahim, Wajar Apa Tidak?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 15/10/2020

    Perdarahan Setelah Operasi Angkat Rahim, Wajar Apa Tidak?

    Operasi angkat rahim, yang secara medis disebut histerektomi, adalah prosedur bedah yang dilakukan dengan mengambil rahim dari dalam tubuh untuk suatu tujuan tertentu. Ada beberapa kondisi kesehatan yang memang mengharuskan Anda melakukan prosedur angkat rahim ini. Tidak jauh berbeda dengan prosedur operasi di bagian reproduksi wanita lainnya, Anda juga berisiko mengalami perdarahan setelah operasi angkat rahim.

    Normalkah jika mengalami perdarahan usai operasi histerektomi?

    Setelah operasi angkat rahim selesai, biasanya dokter akan menganjurkan beberapa pantangan sekaligus menyarankan Anda untuk melakukan istirahat total selama beberapa waktu. Tujuannya untuk mempercepat proses pemulihan sebelum nantinya Anda kembali melakukan aktivitas sehari-hari.

    Pasalnya, tidak sedikit wanita yang bertanya-tanya akan munculnya perdarahan setelah operasi angkat rahim. Entah karena terlalu memforsir kondisi kesehatannya, atau memang merupakan bagian dari efek samping histerektomi. Sebenarnya, kondisi ini terbilang normal dan tidak membahayakan Anda.

    Sebab pada dasarnya, histerektomi tergolong operasi besar dengan mengambil banyak jaringan dari dalam tubuh. Itulah mengapa kadang muncul perdarahan setelahnya.

    Dengan catatan, perdarahan ini hanya berbentuk seperti bercak ringan atau keputihan berwarna merah muda. Perdarahan umumnya berlangsung dalam kurun waktu 6-8 minggu terhitung sejak operasi angkat rahim selesai dilakukan.

    Namun, perdarahan bisa dianggap tidak normal jika jumlah darah yang keluar tergolong banyak hingga menyerupai darah menstruasi. Bahkan, perdarahan mungkin tidak kunjung berhenti setelah melewati delapan minggu dan jumlahnya justru bertambah banyak setiap harinya.

    pantangan setelah operasi angkat rahim

    Efek samping lain setelah operasi angkat rahim

    Bukan hanya perdarahan yang bisa dialami setelah operasi angkat rahim. Anda juga mungkin mengeluhkan rasa tidak nyaman pada perut. Ini terbilang wajar karena fungsi usus dan kandung kemih Anda mengalami sedikit perubahan. Beberapa wanita pun melaporkan sulit buang air besar (sembelit).

    Di samping itu, pengangkatan rahim ini bisa memberikan efek samping berupa timbulnya gejala menopause yang cukup parah. Hot flashes, mudah berkeringat, sering merasa gelisah, hingga susah tidur merupakan sebagian besar tanda menopause yang biasanya muncul.

    Perubahan emosional pun turut melengkapi dampak yang ditimbulkan pasca operasi angkat rahim. Anda mungkin akan lebih gampang diselimuti rasa kehilangan dan kesedihan yang mendalam. Terutama karena dibayang-bayangi oleh pikiran tidak bisa memiliki keturunan lagi. Dalam kasus tertentu, operasi histerektomi bisa memicu timbulnya depresi.

    tanda infeksi setelah operasi

    Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi efek samping ini?

    Jika dampak yang timbul usai operasi histerektomi dirasa cukup mengganggu, sebaiknya segera konsultasikan keluhan Anda lebih lanjut dengan dokter. Terutama bila terus-menerus mengalami perdarahan banyak. Nanti dokter akan mempertimbangkan usia, riwayat kesehatan, serta kondisi kesehatan Anda saat ini untuk menentukan pengobatan apa yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan.

    Untuk kondisi sembelit yang Anda alami, biasanya akan diobati dengan konsumsi obat pencahar untuk mempermudah proses buang air besar. Sebaiknya sertakan dengan minum banyak cairan dan tingkatkan makan buah serta sayur guna mempercepat proses penyembuhan.

    Anda juga bisa menggunakan terapi penggantian hormon guna meredakan beberapa gejala. Baik itu dalam bentuk implan, suntikan, maupun tablet. Efek positif dari terapi ini umumnya baru mulai muncul sekitar satu minggu kemudian.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 15/10/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan